DFTL [112] / Esensi

92 9 3
                                    

Happy reading, Sobb...!

__________

*****

Jika dipikir-pikir bukankah semakin ke sini keadaan ini tampak semakin rumit? Tak ada kejelasan dari setiap kebenaran tentang takdir yang diperjanjikan, yang ada hanya menjadi semakin membingungkan. Sejalan dengan waktu bukannya melengkapi setiap puzzle malah semakin banyak teka-teki yang rumpang. Dibuat bingung antara realita juga alam bawah sadar yang disihir.

Sesuatu yang jelas di sini hanya tentang tatanan yang benar-benar telah tumpang tindih, tak ada lagi keseimbangan diantaranya. Berbaur dengan kamuflase sempurna seakan mereka juga bagian dari makhluk fana. Tak ada yang bisa membedakan itu jika hanya sekadar melihat dengan mata. Dipermudah dengan pikiran maju dan modern manusia fana, mereka semakin menjadi tak terdeteksi. Ah, memang siapa yang akan percaya tentang kisah mitos seperti itu di zaman sekarang ini?!

Telah beberapa kali pula didapati vision itu semakin tampak jelas menjelma diantara dunia nyata. Itu sangat membingungkan apalagi kala sosok fantasi itu benar-benar hadir di alam fana. Kadang mereka dibuat kesusahan membedakan apakah itu realita atau hanya sekadar alam lain yang dikendalikan.

Jika seperti ini terus bukannya tidak mungkin mereka akan menjadi gila dalam waktu dekat. Dapat diperkirakan hal ini jauh lebih rumit daripada kasus terberat sekalipun yang diberikan oleh organisasi. Dalam suatu kasus setiap teka-teki akan berakhir dengan terlengkapinya setiap kepingan puzzle. Sedangkan hal ini? Itu jauh dari kata mendekati satu keping saja sebuah kebenaran!

Ruang penyimpanan rahasia yang terhubung langsung dengan markas darurat adalah pilihan terbaik untuk melakukan segala hal. Merenung, meluapkan suatu rasa, atau hanya sekadar merilekskan anggota tubuh yang tegang. Tak ada tempat lain yang lebih sempurna daripada kediaman Lion. Itu sangat misterius dan paling rahasia, sungguh terjamin keamanan juga kenyamanannya.

Tak!

"Kalo kayak gini terus lama-lama aku bisa gila beneran!" dengusan demi dengusan terus mengudara memenuhi ruangan yang minim pencahayaan ini.

"Rasanya mau nyerah aja.." sosok lain menyahut berikut dengan hentakan kartu persegi di atas meja yang menciptakan suara keras diantara keheningan.

"Gak bisa mundur, kan? Kita cuma harus maju terus. Gimana akhirnya siapa yang tau?" timpal sosok satunya yang juga tengah ikut bermain.

"Haihh, makin campur aduk aja. Lagian kayaknya ada yang gak beres dalam tubuhku!" decak seorang gadis cilik dengan kartu-kartu cantik digenggamannya.

"Kenapa?" heran temannya seakan mewakili keterheranan yang lain.

"Sejak kita nerima benda pusaka dari Kakeknya Lina waktu itu, kayak ada sesuatu yang terbangun di dalam diriku.. Dan itu membingungkan!" sejenak ia memejamkan mata dengan tangan terhenti di udara membuat kartu diantara jemarinya itu pun terlihat jelas.

"Maksudnya..?"

"Bukan cuma itu yang bikin aku yakin sama hal aneh ini. Bahkan sosok-sosok ghaib yang biasa ganggu aku sekarang gak lagi berani ngedeket. Kalo ngeliat aku mereka kayak ketakutan entah kenapa." jelasnya lagi sambil meletakkan kartu di atas meja, melanjutkan permainan.

"Itu esensi yang mulai bereaksi, kan? Kakek Hasiem bilang kalo beberapa diantara Pendekar Suci itu berkontrak darah sama Pangeran Legendaris."

"Jiwa yang terjalin dan saling mengikat dalam kontrak. Itu wajar kalo yang aku liat di film kolosal Tiongkok. Darah Pangerannya jadi aktif dipicu sama benda pusaka yang terserap dalam tubuh kamu!" jelas gadis bersurai cokelat menimpali penjelasan yang diberikan oleh gadis dengan aksen tomboy itu.

Petualangan Defit-al  (NEW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang