DFTL [109] / Jamuan

91 8 2
                                    

Happy reading, Sobb...!

___________

*****

Satu minggu lagi kembali terlewati. Hubungan antara the Copi dengan kelima anak gadis itu pun perlahan mulai membaik. Tak ada lagi tatapan benci, tak acuh, juga emosi, yang ada hanya perlakuan lembut dan kebaikan tulus dari hati. Setidaknya beberapa diantara kelimanya telah membuka pintu perdamaian walau juga digiring dengan perasaan kesal yang selalu menghantui.

Namun sayangnya hal itu sama sekali tak dapat diterima dengan senang hati oleh seorang yang menganggap dirinya tahu betul akan remaja itu di masa lalu. Ya, tak ada alasan klise bagi Tasya untuk menerima badung sial*n itu di wilayah teritorinya. Hati juga otaknya telah membeku sejak awal untuk mereka, dan itu sulit dicairkan bahkan bagi Lina atau Ririn sekalipun. Dan pada akhirnya sampai hari ini pun mereka masih berselisih paham.

Lina tak mempermasalahkan hal itu. Selagi Tasya tak melakukan sesuatu yang fatal akan usaha besarnya selama ini, ia akan diam saja. Begitupun dengan Ririn yang sama tak pedulinya. Bagi mereka seiring berjalannya waktu pasti anak itu juga akan membuka hatinya, cepat atau lambat.

Kembali pada keadaan saat ini. Hari libur adalah propaganda paling menyenangkan terlepas dari tugas yang harus digeluti. Sabtu pagi dengan cuaca cerah yang menyejukkan seakan ikut membuat beberapa sosok itu merasa bahagia.

Berkumpul bersama dalam acara jamuan perkenalan, anggaplah begitu. Penyambutan anggota keluarga baru. Bukan empat melainkan ada enam kandidat baru. Dua gadis cantik yang sifatnya sangat bertolak belakang dan sisanya adalah remaja yang beberapa waktu lalu masuk dalam list orang yang harus dijauhi.

Sebenarnya ini bukanlah acara formal hanya perkenalan akan mereka terhadap para bawahan yang setia. Itu jelas tak berlangsung lama mengingat bawahan yang dimaksud hanya Krishtian, Daniel, Jojo, Rizky, Andreas, Alfred, serta keempat pekerja Lina yang lainnya.

Ini bukan private garden milik Lina, hanya berada di taman umum kediamannya. Meski tidak seindah taman pribadi tapi tempat ini cukup luas dan memanjakan mata dengan beberapa tanaman hias yang mengelilingi. Kini mereka berada di tengah-tengah taman dimana terdapat sebuah gazebo besar berhiaskan bebungaan cantik disekitarannya. Menikmati hidangan yang tersaji kiranya itu cukup membuat orang-orang baru itu terperangah.

Kini Davin semakin dibuat takjub akan setiap fasilitas lengkap yang tersedia di kediaman besar nan mewah anak kecil ini. Tak menyangka bahwa sosok Bintang Phoenix-nya ini sangatlah luar biasa. Tak dapat dipungkiri ia mengakui bahwa ini lebih dari apa yang ia miliki. Pikirannya pun mulai bergulir ke belakang, mengingat kembali bahwa ia telah beberapa kali mendapati Kevin yang sering bercerita banyak hal akan apa yang menyenangkan diantara dirinya bersama Vino atau Ririn juga Lina. Awalnya ia pikir itu hanya kisah berlebihan dari Kevin namun siapa sangka bahwa itu adalah fakta dan benar adanya. Tanpa ada kelebihan bahkan menurutnya itu malah informasi yang kurang saat tahu kebenarannya. Ini membuatnya seketika dilanda perasaan iri. Ia pun mendesah pelan.

Beralih pada sudut pandang Krishtian. Setelah beberapa hari berkutat dengan latar belakang keempat remaja itu membuatnya hanya bisa mengangguk pasrah. Anak-anak itu memang berasal dari keluarga baik-baik, hanya saja entah mengapa kelakuan mereka malah tampak macam setan. Ia juga tak menyangkal bahwa perlakuan keempatnya terhadap Nona Muda atau Ririn sangat baik dan penuh perhatian, sama seperti bagaimana Vino serta Kevin menyayangi mereka. Hal itu cukup membuatnya senang walau awalnya memang agak ragu akan keputusan gadis manisnya itu. Dan jika sudah seperti ini memang ia bisa apa lagi?

Bukan hanya Krishtian bahkan untuk yang lainnya, mereka dengan senang hati menerima anak-anak itu memasuki zona nyaman mereka. Tanpa terkecuali, mengingat apapun keputusan para Nona Muda pastilah itu baik dan memang akan menjadi baik.

Petualangan Defit-al  (NEW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang