13

1.5K 59 0
                                    

Dira berhenti disebuah bukit yang terlihat sepi dan hanya dirinya dan Alissa yang berhenti disana, Alissa nampak takjub melihat pemandangan dari bukit itu, dari sisi kanan bukit itu Ia bisa melihat pemandangan kota dan rumah – rumah kecil, sementara di sisi kiri bukit itu terdapat terasering yang dipenuhi dengan bunga – bunga.

“Gak nyesel kan lo.” Kata Dira sambil berdiri di sebelah Alissa.

“Hehehe, makasih ya.”

“Sa.” Panggil Dira.

“Hm?”

“Alissa.”

“Apaan sih!” Jawab Alissa sambil mengerutkan dahinya sebal kepada Dira yang ada disebelahnya.

Dira hanya tersenyum jahil kepada Alissa yang sudah cemberut dari tadi, Dira mencubit pipi Alissa dengan gemasnya hingga Alissa merasa kesakitan, tetapi Dira hanya tertawa.

“Lo aneh deh, kadang lo baik, kadang lo nyebelin. Kenapa sih lo?” Tanya Alissa sambil memandang aneh ke arah Dira.

“Bodo deh, yang penting gue mau tiduran disini, lo jagain motor gue.”

Dira kemudian merebahkan tubuhnya untuk tidur di aspal yang sudah dibersihkannya itu, dan sekali pejaman Ia bisa membayangkan hal – hal yang tak bisa Ia dapatkan dikehidupan nyata. Sementara Alissa hanya diam sambil melihat Dira yang sepertinya sangat menikmati aspal itu.

Alissa menarik napas panjang dan segera membaringkan tubuhnya disamping Dira, dan benar saja Ia takjub dengan udara sekaligus awan yang sangat benar benar terlihat lebih indah di tetubuhnyab

“Gue yakin sekarang lo ngerti kenapa gue suka tempat ini.”

Itu Dira yang bilang sambil tetap memejamkan matanya dan tersenyum seolah Ia tahu bahwa Alissa akan berbaring disebelahnya. Alissa hanya tersenyum dan tak lama Ia benar – benar menikmati udara itu. Mungkin karena Dira juga.

Tak terasa Mereka sudah berada disana hingga menjelang sore hari. Mata Alissa terkejap saat sinar matahari sore tepat jatuh dikedua matanya, Ia segera bangun dengan tangan kanannya yang menopang tubuhnya, Alissa mengerjapkan matanya sekali lagi dan melihat keadaan sekitar.

“Dir, jam berapa sih?” Tanyanya sambil membenarkan seragam dan bajunya yang terkena debu.

“Setengah empat.” Katanya tanpa melihat kearah Alissa.

“Duh, gue harus balik ke sekolahan nih, ada janji sama, Miu. Anterin ya.”

Pintanya sambil tersenyum di depan Dira yang sedang melihat pemandangan kota.

Dira hanya melihat Alissa dari sudut matanya dan kembali melihat kedepan, Alissa yang sebal langsung mengambil tasnya dan berdiri sambil membersihkan roknya.

“Yaudah, gue pulang sendiri aja.”

Alissa menghentakkan kakinya kesal dan segera pergi kearah kanan Dira, sebenarnya Ia tak tahu arah jalan pulang, tapi bodoh lah yang penting sekarang Ia baru kesal dengan Dira.

“Yaudah sini buruan!” Teriaknya saat Alissa sudah terlihat jauh didepannya.

Tetapi Alissa tak meresponnya dan terus berjalan tanpa arah. Dira dengan kesalnya segera bangkit dan menyusul Alissa, Alissa yang mendengar suara motor Dira mendekat tak bisa menyembunyikan senyum bahagianya itu, tapi Ia harus terlihat marah di depan Dira.

“Buruan.” Katanya disebelah Alissa.

“Lo tadi gak ngomong apa – apa ke gue waktu gue tanya, kok sekarang malah mau nganterin gue. Kesambet apaan lo!” Itu Alissa benar – benar kesal kali ini saat mengingat ekspresi Dira tadi.

DIRALISSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang