Diralissa : 38

828 34 3
                                    

Alissa mengerjapkan matanya saat sinar matahari menyentuh kelopak matanya, Alissa menggulat ke samping dan menemukan Dira yang tengah memandangnya dalam diam. Tanpa ekspresi.

"Dira?" tanya Alissa sambil duduk di kasurnya.

"Kita putus,"

Satu kalimat itu seakan mengguncangkan seluruh dunia Alissa, jantungnya terasa sakit, darahnya berdesir hebat, air matanya tak tertahankan lagi.

"Ke-kenapa?" tanya Alissa dengan suara bergetar terus menatap laki-laki yang hanya diam di depannya.

"Aku pergi," Dira tak menjawab pertanyaan Alissa, Dira terus berjalan menuju pintu kamar, sementara Alissa memohon agar Dira tidak pergi, tiba-tiba saja kakinya tidak bisa digerakkan, tubuhnya terasa berat.

"DIRAAA! JANGAN PERGI!!!" teriaknya pada Dira yang terus berjalan pergi tanpa mau membalikkan badannya melihat gadis itu yang tengah kesusahan untuk menggerakkan kakinya.

"BERGERAK! KAMU KAKIKU! AYO JALAN!!!" teriak Alissa dalam tangisnya sambil memukul mukul kakinya.

Alissa semakin melihat Dira berjalan pergi melewati pintu, tubuhnya semakin bergetar hebat, air matanya terus berjatuhan tak tertahankan, impiannya yang ingin terus tinggal bersama Dira tiba-tiba lenyap tanpa alasan jelas.

***

"ALISSA!"

"Hah!"

Alissa membuka matanya, keringat dingin berjatuhan diseluruh badannya, Ia tak bisa memfokuskan pandangannya, pikirannya kacau, apa itu? Mimpi buruk yang terasa nyata? Atau pertanda sesuatu?

"Alissa!"

kata seseorang yang duduk di pinggir kasurnya yang sedang menatap gadis itu dengan perasaan cemas.

"Dira!" pekik Alissa terkejut dan bahagia, Ia dengan segera memeluk tubuh lelaki yang lebih besar darinya itu dengan tangisan yang tiada hentinya.

"Sa, kamu kenapa? mimpi buruk?" tanya Dira sambil mengelus kepala gadisnya.

Alissa tak menjawab Ia terus terisak pada dada Dira yang membuat sebagian bajunya basah.

"Aku disini, kamu tadi kenapa manggil manggil nama aku? Aku gak akan pergi," kata Dira penuh penekanan dan pengharapan.

Alissa mulai terdiam dalam tangisnya lalu perlahan menghapus air mata dengan punggung tangannya sebelum menatap lekat kedua mata laki-laki yang dicintainya itu.

"Aku mimpi kamu pergi, kamu mutusin aku dan... dan... kamu gak bilang kenapa," jelas Alissa mulai terisak lagi.

"Sstt, aku gak akan mutusin dan pergi dari hidup kamu tanpa kamu yang nyuruh sendiri, bagiku, kamu adalah sosok perempuan hebat dalam hidup aku, kamu bisa ngertiin ego dan amarahku, dan aku gak akan sanggup untuk melepas itu semua," kata Dira sambil memegang kedua bahu Alissa erat.

"Dira, tapi aku-"

"Alissa, kamu hanya perlu percaya, bagiku, kamu adalah perempuan yang paling sabar dalam mengerti aku yang tak tahu siapa aku," kata Dira sambil meletakkan kedua tangan besarnya di pipi Alissa, menghapus air mata yang kembali turun.

Alissa melirik jam yang ada dibelakang Dira.

10.10 PM

"Dira, kamu gak pulang?" tanya Alissa sesudahnya sambil melepas kedua tangan Dira.

Dira melirik jam putih digital besar yang menempel di dinding belakang tubuhnya.

"Tadi aku ketemu bunda, papah, sama Bang Reno, Bang Reno bilang buat jagain kamu dirumah, jadinya ya aku masih disini sampai mereka pulang," jelas Dira.

DIRALISSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang