"Alissa?" panggil Bang Reno saat melihat celah kecil di pintu kamar Alissa, Ia memasukkan begitu saja kepalanya sambil memanggil pemiliknya.
Alissa yang tengah menulis sesuatu di sofa balkon kamarnya segera menutup buku itu dan berpaling menuju Bang Reno yang sudah berada di dalam kamar.
"Kenapa, Bang?"
"Kamu baru nulis apa?" tanya Bang Reno sambil duduk di kasur Alissa yang menghadap langsung kearah balkon.
"Gak papa," Alissa segera kembali menuju sofanya dan diam-diam menyembunyikan buku itu dibalik bantal pink dan birunya.
"Bang, aku nanti di Jepang mau diapain lagi?" pertanyaan Alissa membuat Bang Reno terpaku, Alissa tahu bahwa ini pertanyaan sulit yang Ia utarakan pada abangnya, Alissa menyunggingkan senyum sebelah bibirnya saat tahu kemunginan apa yang akan terjadi.
"Kita disana berapa lama, Bang?" tanyanya kembali sambil mengayunkan sofa gantung berbentuk sangkar burung itu.
"Gue tahu lo bisa kok, apapun itu, gue tahu elo bisa ngelewatin ini, apapun pertanyaan elo sekarang gue bahkan gak tahu jawabannya, tapi satu hal yang gue tahu, Alissa, adik gue itu kuat," kata Bang Reno yang tahu kemana pertanyaan sepanjutnya yang akan diutarakan oleh adiknya tersebut.
"Bang Reno ikut ke Jepang juga?" tanya Alissa kembali tanpa mau memandang abangnya.
"Gue gak bisa nemenin dihari pertama elo ke Jepang, karena gue harus sidang kuliah, kemungkinan 2 hari atau sehari setelah sidang baru gue bisa susul ke Jepang. Kenapa?" tanyanya sambil merebahkan tubuhnya ke kasur adiknya, mencoba menetralkan perasaan takut dan cemasnya itu.
"Oh, gak papa, aku mau titip surat sama salam aja buat yang lain," Alissa menghentikan ucapannya sejenak karena sesatu menganggu pikirannya,"Jangan kasih tahu siapapun ya, Bang," sambungnya.
"Udah deh, gue mau makan, lo turun gak?" tanya Bang Reno sambil beranjak dari tempat tidur dan berjaaln menuju pintu.
"Nanti," kata Alissa pelan tapi sempat di dengarkannya.
Setelah dikiranya Bang Reno pergi dengan bunyi pintu tertutup, Alissa menurunkan kakinya dan berjalan pelan menuju kamar mandi dan berkaca di hadapan cermin yang lumayan besar dihadapannya.
Pandangan Alissa kabur saat Ia melihat kedua hidungnya terus mengeluarkan darah yang tak kunjung berhenti daritadi saat Bang Reno masih dikamarnya, bahkan di kaos putihnya terdapat tetesan-tetesan darah segar yang baru saja berlinang turun.
Alissa mengusap darah itu kasar, mencoba berkomunikasi pada tubuhnya untuk berhenti mengeluarkan darah.
"Dira..." nama itu keluar lagi dari mulut Alissa disertai dengan air mata yang terus berlinang.
"Dira, aku minta maaf," katanya sambil memperhatikan keadaan dirinya yang kacau dan penuh darah hanya dari kedua hidungnya.
BRUK
Kaki Alissa tak tahan lagi untuk menopang tubuhnya, tetapi kesadaran masih berpihak pada Alissa, Alissa menangis tersedu-sedu, kali ini Ia tak memarahi kakinya karena tak bisa digerakkan lagi.
Satu hentakan desiran darah kuat membuat kepala Alissa pening, sebelum dirinya benar-benar menutup mata disamping tubuhnya Ia sempatkan menulis dengan darahnya sebuah nama yang amat sangat ingin dilihatnya sekarang.
Dira, maaf...
***
Hujan deras kini turun di daerah kota besar itu setelah sekian lama hanya mendung yang menyapa, sosok laki laki yang akan menginjakkan umurnya di angka 18 tahun itu duduk terdiam di sofa kamarnya yang menghadap langsung ke arah jendela.

KAMU SEDANG MEMBACA
DIRALISSA
Romansa"Kalo aku bilang aku gak suka kamu berantem, kamu marah gak?" - Alissa ♡♡♡ Alissa Andira bertemu dengan Dira Alpha Imanuel, most wanted dan bad boy di sekolahnya, dimana mereka hidup di lingkungan, attitude dan cara ber...