Diralissa : 42

805 38 1
                                    

Hujan terus membasahi atas rumah Dira, dipegangnya surat yang tadi diberikan Bang Reno untuknya, tulisan tangan Alissa terakhir ada pada gengamannya, hatinya pilu, pikirannya buruk, tak pernah menyangka bahwa ini akan terjadi pada hidupnya.

"Kak?" panggil suara kecil itu dari arah belakang Dira.

Dira dengan segera menghadap ke belakang dan menemui Alice yang tengah memandangnya sambil memeluk sebuah boneka Minion berukuran sedang, Alice berjalan menuju Dira dan menjatuhkan dirinya diatas kasurnya.

"Kak Dira pasti kepikiran kak Alissa ya," tebak Alice sambil meloncat-loncat di atas kasurnya.

Dira terkesima mendengarnya,"Kamu... sudah tahu?"

Alice mengangguk lalu menghentikan loncatannya dan duduk di hadapan kakak tertuanya.

"Sebenernya aku sudah tahu ini lama kak, tapi aku takut buat bilangin ke kakak, tapi kak Alissa baik kok, kak Alissa gak ada maksud buat bohongin kakak, kak Alissa sekarang lagi berjuang hidup untuk kak Dira, kak Alissa gak mau kak Dira sedih selagi kak Alissa di Jepang," jelasnya sambil menatap lekat-lekat kedua mata Dira.

Dira terkadang merasa aneh saat mendengar adik kecilnya berbicara tentang hal yang bahkan tak dimengertinya, Dira tersenyum lalu mengusap puncak kepala Alice.

"Kakak sangat bersyukur punya kamu, Alice,"

Alice tersenyum.

***

Hari ini hari senin, Dira memutuskan tak ingin berangkat kesekolah karena dirinya tak siap untuk menerima interogasi dari teman-temannya tentang kabar Alissa yang tiba-tiba pindah sekolahan, beberapa kali hpnya berbunyi karena mendapat panggilan masuk dari teman-temannya, Dira tak ingin berbicara pada siapapun hari ini.

TOK TOK TOK

"Den, dicariin sama teman-teman sekolahnya dibawah, Den," kata Bi Rina, asisten rumah tangga dirumah Dira.

"Suruh kesini saja, Bi," jawab Dira tanda mengubah posisinya sedikitpun.

"Baik, Den,"

Dira tak juga beranjak dari kasurnya saat Ia mendengar suara telapak kaki teman-temannya yang menaiki tangga dan semakin kencang menuju kamarnya.

CEKLEK

Pintu kamar terbuka tanpa pemiliknya menyuruhnya, Rangga, Dion, Andra dan Miura masuk kedalam kamar Dira, Dira tak begeming Ia terus saja tidur di kasurnya dengan selimut yang menutupi kepalanya.

"Kenapa lo?"

"Alissa... pindah, Dir?"

"Sehat kan lo?"

Pertanyaan dari teman-temannya terus memburunya, tetapi bukannya menjawabnya Dira membuka selimutnya dan berjalan duduk di sofa balkon kamarnya.

"Galau berat tuh anak," celetuk Dion sambil memandang teman-temannya.

"Emang Alissa gak ngomong sama elo Mi?" tanya Andra.

Miura menggeleng, tampak wajah sedih yang terukir di wajah putihnya, tetapi apapun itu Alissa pasti punya alasan yang jelas mengapa Ia pindah sekolah dan tak memberitahunya.

Semuanya beranjak dari kasurnya dan berjalan menuju Dira yang sedang memainkan sesuatu di hpnya.

"Lo pasti galau berat ya, Dir," kata Dion sambil duduk di sebelahnya.

"Lo... putus gak?" tanya Andra perlahan.

Dira hanya diam.

"Sepi nih hidup gue tanpa elo, ngomong dong, Dir," kata Dion sambil sedikit mendekat ke arah tubuh Dira, biasanya Ia akan menyingkirkan tubuhnya karena risih, tetapi kali ini Dira hanya melihatnya tanpa mau berucap sesuatu.

DIRALISSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang