Byun Baekhyun itu perempuan yang seakan-akan penuh misteri, meskipun sebaliknya. Dia adalah perempuan yang mudah dibaca olehnya meskipun dirinya sendiri tidak yakin. Perempuan itu selalu saja mengelak darinya jika mereka bertemu pandang dan jika mereka bertemu pandangpun takkan lebih dari limat detik - perempuan itu selalu mengalihkan pandangannya terlebih dahulu oleh sebab itu dia berpendapatan bahwa perempuan itu dapat dibaca dengan mudahnya.
Ya setidaknya hingga saat ini.
Memang hampir sebagian hipotesanya betul.
Dia dapat melihat dengan jelas apa yang perempuan itu tunjukan. Rasa malunya, takutnya, marahnya, kebenciannya, namun ada satu yang salah.
Dia tidak bisa mengerti dengan apa yang dibalik otak cantik perempuan itu.
Baekhyun itu pintar, dia cukup pintar, jika dia berusaha sedikit, dia pasti sudah dapat meraih segala-galanya.
Namun sayang, perempuan itu terlalu tak acuh dengan sekitarnya termasuk dirinya sendiri.
Dan dia benci itu.
Perempuan seperti itu hanya akan menjadi sampah.
Dia memandang datar perempuan yang duduk disampingnya itu. Dia tidak mempedulikan guru yang sedang menjelaskan pelajar di depan. Dahinya berkerut dalam dan berbagai macam pikiran berlinangan di benaknya.
Ah, dia sudah menyerah.
Baekhyun meletakkan bolpointnya dial atas meja dan kini hanya mendengarkan sang guru yang menjelaskan. Dia acuhkan soal yang seharusnya dikerjakan namun dia tidak melakukannya karena terlalu sulit untuknya.
Chanyeol menghela napasnya, matanya melirik soal itu dan saat itu juga dia tahu bahwa perempuan itu bisa melakukannya jika saja sedikit berusaha.
"Yang itu, seharusnya kamu bisa mengerjakannya."
Baekhyun melirik dirinya kemudian menjawabnya setelah mengalihkan pandangannya kembali ke depan, "Terlalu merepotkan."
Dahi Chanyeol berkedut tak suka mendengar jawaban itu.
"Lalu jika itu tidak merepotkan kau akan melakukannya?"
"Tentu saja."
"Ja, lalu apa yang menurutmu tidak merepotkan?"
Perempuan itu diam cukup lama sebelum menjawabnya -
"Menurutku-"
*
Byun Baekhyun mengerutkan dahinya ketika melihat sebuah kertas di sodorkan padanya ketika bel pergantian perlajaran berbunyi. Dia melirik lelaki yang ada di sampingnya kemudian membaca tulisan yang ada di kertas itu.
Bibirnya tertarik sedikit dan itu tak luput dari pandangan lelaki itu yang terus melihat gerak-geriknya.
Baekhyun mengerjapkan matanya perlahan kemudian menatap lelaki itu lagi dan bertanya -
"Jadi, kenapa menurutmu berpacaran itu tidak merepotkan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing You
Fiksyen PeminatBisa di bilang. Dirinya sangat bodoh. Mengejar orang yang jelas-jelas sudah membohonginya selama dua belas tahun lebih. Namun dia tidak peduli itu. Karena dia selalu mengejar. Mengejar perempuan itu yang selalu menghindarinya- - Sejak awal mereka me...