Hampir genap dua tahun dan perempuan itu seperti menghilang di telan bumi.
Atau lebih tepatnya orang-orang mencoba menjauhkannya dari dirinya.
"Seperti yang sudah saya katakan seperti beberapa bulan yang lalu dan beberapa bulan yang lalu lainnya, Park Chanyeol-ssi, saya hanya seorang kurator untuk pamerannya kemarin, ketika acara itu sudah selesai, maka hubungan kamipun selesai. Apa lagi saya tidak mengurusi hal personal rekan kerja saya."
Park Chanyeol mengusap wajahnya kasar dan menatal lelaki di hadapannya dengan kusut.
"Baekhyun menyuruhmu untuk mengatakan itu?"
"Park Chanyeol-ssi!"
"Baiklah, saya mengerti, terimakasih Oh Sehun-ssi atas waktu anda."
Park Chanyeol berdiri dari kursinya dan keluar dari kafe tempatnya bertemu dengan satu-satunya orang yang dia ketahui berhubungan baik dengan perempuan itu.
Ya setidaknya itulah yang dia lihat dari lelaki itu.
Oh Sehun menghela napasnya. Lama-lama dia lelah juga menghadapi lelaki keras kepala seperti Park Chanyeol itu.
Dia mengambil ponselnya yang di simpan di atas meja kemudian menakan nomer telepon yang di hapalnya di luar kepala.
"Hallo?"
....
....
Chanyeol melepaskan kemejanya dan menggantinya dengan sneli-nnya yang tersampir di kursi ruang kerjanya. Dia meraih berkas yang di simpan oleh suster asistennya di mejanya lalu keluar kembali dari ruangannya.
Selalu seperti biasanya.
Dia akan melewati hari membosankannya seperti biasanya.
Dia membaca berkas itu sambil berjalan dan mendengarkan jawaban suster itu yang menjawab beberapa ertanyaannya ketika dia bertanya mengenai data pasiennya.
"Baiklah, kita ke ruang rawat Cho Ji No-ssi terlebih dahulu." Chanyeol menutup berkas yang di bacanya dan akan berputar balik ke arah kamar rawat pasiennya ketika susternya memotong langkahnya, "Ada apa suster Lee?"
"Anu, dokter, ada pasien VVIP yang ingin bertemu anda terlebih dahulu."
Chanyeol mengerutkan dahinya, lalu bertanya - "Siapa?"
....
....
Chanyeol membuka pintu itu lalu menghela napasnya panjang membuat perhatian orang yang ada di dalam kamar itu menatapnya lalu tersenyum bahagia.
"Chanyeol-ie!"
Chanyeol menatap suster Lee yang ada di belakangnya lalu menyuruhnya untuk menunggu di luar. Dia menutup pintu kemudian menghampiri ranjang rawat dimana orang itu berada.
"Dan kenapa sekarang kamu bisa masuk lagi ke rumah sakit, Luhan-ssi?"
Chanyeol menatap perempuan di hadapannya dengan datar. Sejak delapan bulan yang lalu mereka bertemu secara tidak sengaja, perempuan itu selalu menginginkan bertemu dengannya.
"Tidak apa, hanya sebuah goresan kecil."
Chanyeol mengerutkan dahinya ketika melihat perban yang melilit pergelangan tangan perempuan itu. "Sungguh? Apakah goresan yang disengaja?"
Luhan tertawa mendengar pertanyaan sinis itu, "Menurutmu?" dia tersenyum tipis kemudian mengalihkan pandangannya keluar jendela kamar rawatnya.
Chanyeol tahu jawabannya.
Dia mengulum bibirnya kemudian mengusap kepala perempuan itu dengan lembut.
"Ingin memberitahuku apa yang terjadi?"
Luhan mengalihkan pandangannya dan menatap Chanyeol yang tersenyum tipis. Matanya berbinar ragu, namun dia menganggukkan kepalanya dan menjawab pertanyaan itu dengan gumaman.
"Eum."

KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing You
FanficBisa di bilang. Dirinya sangat bodoh. Mengejar orang yang jelas-jelas sudah membohonginya selama dua belas tahun lebih. Namun dia tidak peduli itu. Karena dia selalu mengejar. Mengejar perempuan itu yang selalu menghindarinya- - Sejak awal mereka me...