39

475 54 1
                                    

Chanyeol memberikan segelas coklat panas yang telah dibuatnya pada Baekhyun, yang langsung di terima dengan baik oleh perempuan itu.

Baekhyun memberikan selimut yang sebagian menutupi dirinya pada Chanyeol ketika lelaki itu duduk di sampingnya dan dia merapatkan tubuhnya pada lelaki itu hingga lengan mereka saling bersentuhan.

Setelah pergi dari universitas tempatnya mengajar, Chanyeol membawa perempuan itu ke apartemennya. Dia mempersilahkan Baekhyun untuk merasa nyaman dengan keberadaannya di apartemen itu dan membuatnya duduk di sebuah sofa besar yang ada di tengah ruangan itu.

Setelah Baekhyun duduk di sofa, dia pergi kedalam kamarnya dan mengambil sebuah selimut lalau memberikannya pada perempuan itu, lalu pergi menuju dapurnya untuk membuatkan secangkir coklat panas serta kopi yang cocok dengan udara dingin karena hujan muncul secara tiba-tiba sebelum mereka sampai apartemen.

Baekhyun memium coklat panasnya dengan perlahan, lalu menggenggam cangkir itu dengan kedua tangannya di atas pangkuannya. Dia diam cukup lama kemudian melirik Chanyeol yang dudukbdengan tenang juga sambil sesekali meminum kopinya.

Dia menunduk menatap cairan berwarnancoklat di dalam gelasnya itu dengan kosong dan tingkahnya ini menarik perhatian Chanyeol.

Chanyeol mengambil gelas yang ada di tangan Baekhyun lalu menyimpannya di atas meja di hadapan mereka bersama dengan gelasnya juga. Kemudian dia memiringkan tubuh perempuan itu agar mereka saling berhadapan.

Baekhyun yang telah mengangkat kepalanya karena tindakan Chanyeol yang tiba-tiba, membuatnya menatap lelaki itu dengan resah.

Dia masih belum siap.

Dia masih belum siap mengatakan semuanya.

"Aku tahu." Perkataan Chanyeol itu, membuat Baekhyun merasa sedikit lega. "Aku tahu itu susah untuk dikatakan padaku. Aku akan memberikanmu waktu selama kita berada disini."

"Terserah kapan kamu mau menceritakannya."

"Aku akan selalu menunggumu disini hingga akhirnya kamu ingin bercerita."

"Tapi Baekhyun-ah." Chanyeol berhenti sesaat dari perkataannya yang sudah keluar untuk perempuan itu. "Aku juga manusia, aku bisa merasakan yang namanya tidak sabaran, aku ingin tahu segala hal yang kamu simpan sendiri selama ini."

Baekhyun menatap lelaki itu dengan perasaan bersalah, namun dia mengalihkan pandangannya secepat mungkin agar Chanyeol tak melihat perasaannya.

Ketika lelaki itu tahu apa yang di rasakannya itu sebuah pertanda buruk.

Baekhyun menekuk kedua lututnya dan memeluknya seperti siang tadi ketika sebelum mereka bertemu. Dia diam seribu bahasa dan hanya menatap kedepan, ke arah dua cangkir milik mereka yang ada di atas meja.

Chanyeol menghela napasnya, dia tahu ini tidak akan semudah itu.

Perubahan sikap Baekhyun seperti ini saja bukanlah hal yang dapat terjadi secepat itu. Perubahan ini terjadi karena Baekhyun sedang kacau. Terlalu banyak pemikiran di dalam otak mungilnya itu hingga tak sadar bahwa apa yang telah dibangun selama ini olehnya luruh dan dia menunjukkan dirinya yang sebenarnya pada orang di sekitarnya.

Dirinya yang penuh pemikiran atas tindakannya.

Dirinya yang gelisah akan apa yang telah dilakukannya dan selalu merasa itu adalah kesalahan.

Dirinya yang sensitive dan emosional.

Yang akan mudah menangis dengan hal-hal kecil.

Dirinya yang takut dengan keberadaan orang lain disekitarnya.

Dirinya yang takut akan tersakiti.

Dirinya yang berharap seseorang menyadari kehadirannya.

Dirinya yang berharap seseorang melindunginya.

Dirinya yang berharap mempunyai seseorang yang dapat dipercayai olehnya.

"Aku tidak berbohong ketika aku mengatakan, jika kelak aku punya seorang anak, aku tak ingin dia merasakan apa yang aku rasakan."

"Aku merasa, aku hanyalah beban. Aku seharusnya tidak berada disini. Kenapa aku tidak mati saja agar mereka tak saling terikat kembali? Aku tak ingin anakku memiliki pemikiran seperti itu."

"Aku pernah berpikir, mungkin saja semua yang ada di pikiranku adalah salah. Mereka tidak mengharapkan kehadiranku. Mereka tidak ingin ada aku diantara mereka. Itu adalah sebuah kesalahan."

"Dan berpikir, mungkin saja mereka mengharapkan kehadiranku. Mereka menanti kehadiranku. Mereka ingin aku hadir di antara mereka, sehingga mereka membuatku hadir disini, itu adalah kebenaran."

"Aku tak ingin anakku pernah memiliki pemikiran seperti itu "

Perempuan itu mulai berbicara dengan bisikan dan Chanyeol mendengarkan dengan baik apa yang dikatakannya.

"Merasa tidak di harapkan dan berakhir dengan di lempar-lemparkan kepada siapapun."

"Aku tak ingin dia merasakan itu."



Chasing YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang