10

597 58 0
                                    

Anak itu berdiri di depan lukisan di hadapannya cukup lama. Matanya menilik setiap detail yang timbul disana.

Ah, dia sangat menyukainya.

"Ah, disini rupanya kamu Kyu Han, noona sudah mencarimu kemana-mana tadi."

Anak itu memalingkan wajahnya dan menatap perempuan yang lebih tua darinya itu dengan datar. "Bukankah aku sudah bilang, aku akan melihat lukisan ini lagi hari ini?"

"Oh ya?" Perempuan itu tertawa canggung, "Sepertinya aku lupa."

Anak itu mendengus, namun bibirnya tertarik sedikit ke atas, "Noona selalu saja begitu, bagaimana jika noona melupakan sesuatu yang penting?"

"Aku sudah biasa, tidak apa, tidak apa."

Dia beranjak dari posisinya lalu meraih tangan perempuan yang lebih tua darinya itu dan menyeretnya pergi dari sana, "Ayo kita pulang, hari ini sudah cukup."

"Eh? Udah? Kamu tidak mau bertem-"

"Aku akan bertemu dengannya nanti malam, Noona." Langkah kakinya berhenti. Dia menatap perempuan yang lebih tua darinya itu dengan senyuman tipis sekarang. "Kita pulang."

"Ah, eum, oke, ayo kita pulang." Perempuan itu mengeratkan pegangannya pada sang anak kecil, kemudian pergi dari sana dengan langkah kaki yang beriringan.

*

"Sudah dua tahun. Kamu masih menyukai perempuan bodoh itu!?"

Chanyeol menenggak minuman yang di depasannya di bar itu dan tak menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh Byun Ji Hyo.

"Park. Ini sudah melewati dua tahun yang aku janjikan padamu."

"Kenapa kita jadi seperti ini?"

Chanyeol tersenyum miring dan hanya bisa mengatakan, "Maaf."

Byun Ji Hyo menghela napasnya. Selalu saja kata itu yang keluar dari sana. Setelah dua tahun waktu yang dia berikan pada lelaki itu terlewati, dia berusaha dengan sangat keras untuk menjaga hubungan ini.

Dia masih mengharapkan lelaki itu.

Dia masih ingin bersamanya.

"Aku tidak butuh itu."

"Aku tahu. Aku tahu aku sudah mengacaukan semuanya. Namun aku tetap tidak bisa melanjutkannya, seberat apapun kamu memaksaku."

"Aku tahu ini bukan hanya soal diriku saja, namun dirimu juga, citramu, keluargamu, keluargaku, hubungan keluarga besar kita."

"Namun, aku tetap tidak bisa melanjutkannya."

"Meskipun namamu akan di coret dari kartu keluargamu?"

Ah, dia pernah mendengar soal ini.

Dia menenggak kembali minumannya.

"Ya, meskipun aku harus melakukan itu, itu tidak apa."

Dia tertawa memilukan.

"Aku hanya membutuhkannya dan itu cukup."

"Aku ingin bersamanya."

"Aku sangat ingin bersamanya meskipun dia telah membohongiku selama dua belas tahun lebih."

"Aku sangat ingin bersamanya."

Chanyeol menundukkan kepalanya, menempelkannya dengan meja bar yang ada di depannya.

"Kenapa hal sesederhana ini sangat sulit untuk dilakukan?"

Ji Hyo merasa sangat sakit. Hatinya sangat sakit ketika setiap melihat lelaki itu menderita seperti ini. Dia ingin tahu siapa yang melakukannya namun lelaki itu tetap saja bungkam meskipun dalam keadaan mabuk.

Ji Hyo menghela napasnya.

Sebaiknya dia pergi dari sini secepatnya dari pada hatinya semakin tersakiti.

"Aku tidak dapat membantumu lagi. Dua tahun adalah waktu yang aku janjikan dulu, namun sekarang aku sudah tidak dapat membantumu lagi. Dua tahun waktu yang cukup memutuskanku apakah aku akan menyerah padamu atau tidak."

"Sekarang, selamat tinggal."

Chanyeol memiringkan kepalanya dan menidurkannya di meja bar itu. Matanya menatap dengan sayu punggung perempuan itu yang menjauh.

"Maaf."

Hatinya dan otaknya sudah sangat bodoh untuk memilih hal yang tak menyakitkan dan sesederhana itu.

Chasing YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang