Kyu Han membuka pintu kamar itu dengan perlahan lalu menutupnya sama seperti yang dia lakukan sebelumnya. Dia memutar tubuhnya kemudian melangkah menuju tempat tidur yang ada disana.
Kyu Han menaiki tempat tidur itu, kemudian membaringkan tubuhnya tepat disamping Baekhyun yang sudah berada di posisi itu terlebih dahulu.
"Aku juga ingin."
Kyu Han tersenyum tipis ketika perempuan itu tiba-tiba berbicara padanya saat dia telah diam di tempat itu cukup lama.
"Aku juga ingin melakukan apa yang kamu katakan."
"Mencintainya dengan bebas tanpa rasa takut apapun dan membohongi diriku sendiri dengan mengatakan aku tidak mencintainya, semua ini hanyalah kebohongan."
"Aku juga ingin terbebas dari segala hal itu, namun itu sulit."
"Membuka hatiku kembali sangatlah sulit."
Kyu Han memutar tubuhnya untuk menatap Baekhyun yang berbaring telentang disampingnya. Dia menatap wajah perempuan itu yang terlihat tersiksa dengan kedua matanya tertutup rapat dan dahi berkerut dalam.
"Aku selalu di buang."
"Aku takut kalau aku akan dibuang lagi."
"Aku tidak mau seperti ibuku."
"Aku tidak mau mendapatkan lelaki yang seperti Papaku."
"Aku tidak mau anakku merasakan apa yang pernah aku rasakan."
"Seperti orang asing, padahal mereka memiliki darah yang sama denganmu."
"Aku tidak ingin seperti itu."
Kyu Han mendekap lengan Baekhyun dengan erat dan membiarkan perempuan itu melanjutkan perkataannya.
"Papaku adalah orang yang buruk. Meninggalkanku dengan ibuku tanpa apa-apa. Kami berdua hidup serba susah, ibuku bekerja banting tulang hingga larut malam untuk mencari uang dimana itu adalah tugas Papaku."
"Lalu kami mendengar bahwa dia menikah dan hidup dengan damai serta bahagia dengan keluarga barunya."
"Aku berpikir, lalu kami ini apa?"
"Kamu menikahi ibuku, lalu meninggalkannya dan menikah dengan perempuan lain, apa maksudnya itu? Kenapa kalian menikah kalau begitu?"
"Kenapa kalian membiarkan aku hadir diantara hubungan yang hancur itu?"
"Ibuku sudah tidak kuat lagi dan aku tahu itu, karena itu aku memintanya untuk membiarkan aku tinggal dengan keluarga Papaku dan menyuruhnya untuk bercerai dengan lelaki itu. Menyuruhnya untuk mencari kebahagiannya sendiri."
"Dan akupun tinggal dengan keluarga Papaku itu."
"Aku juga tahu mereka menerimaku karena itu adalah salah satu tanggung jawab mereka juga."
"Ibuku sudah tidak punya siapa-siapa lagi dan mereka harus menerimaku mau tidak mau."
"Lalu dia muncul dengan keluarga barunya tak lama kemudian dan saat itulah kami bertemu pertama kali."
"Dia Papaku, namun dia juga orang asing untukku."
"Aku tidak tahu harus bersikap bagaimana. Jadi aku berusaha bersikap dengan sopan dan memasang batasan-batasan tertentu."
"Lelaki itu terlihat sangat bahagia dengan keluarga barunya dan saat aku melihat ini, aku merasa sangat sakit."
"Dia bahagia, sedangkan kami menderita."
"Aku tidak dapat menerima itu."
"Aku tidak bisa menerimanya."
"Aku sangat membencinya."
"Aku sangat membenci mereka."
"Aku membenci Papaku yang meninggalkanku dan Ibuku."
"Aku membenci Ibuku yang dengan bodohnya tak menuntut apapun dan membiarkannya berlalu begitu saja."
"Aku membenci mereka, aku tak menyukai mereka."
"Aku sangat membenci mereka."
"Dan sejak saat itu tanpa aku sadari perlahan hatiku mulai mengeras dan aku selalu berbohong di depan siapapun. Bertingkah garang hanya karena aku tidak ingin siapapun mendekatiku. Menurut padahal aku memberontak."
"Aku tidak ingin jatuh."
"Maka dari itu, aku membatasi semua yang aku lakukan, rasakan dan miliki."
"Dan berbohong adalah caraku."

KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing You
FanfictionBisa di bilang. Dirinya sangat bodoh. Mengejar orang yang jelas-jelas sudah membohonginya selama dua belas tahun lebih. Namun dia tidak peduli itu. Karena dia selalu mengejar. Mengejar perempuan itu yang selalu menghindarinya- - Sejak awal mereka me...