Chanyeol mengusap wajahnya kasar, otaknya terasa sangat mumet dan dia merasa jenuh.
Dia jenuh akan hidupnya.
Dia jenuh dengan kesehariannya.
Ah dia ingin seseorang ada disampingnya.
Dia membutuhkan seseorang.
Chanyeol mengambil gelas kopinya dan tersadar bahwa gelas itu telah kosong. Dia bangkit dari meja kerjanya dan keluar dari ruangan itu untuk menuju dapur, mengisi kembali gelas kopinya yang entah sudah keberapa.
Dia berdiri menunggu setelah mengisi kembali mesin pembuat kopinya. Lalu menatap sekitarnya yang sangat sunyi dan sepi.
Dan dingin.
Dia menuangkan kopinya ketika sudah jadi kedalam gelasnya, kemudian dia berjalan menuju sofa ruang tengah yang tak jauh darinya itu dan duduk disana. Gelas kopinya dia cengkram dengan kuat kemudian meneguknya beberapa kali sebelum dia diamkan cukup lama.
Dia menatap sekitarnya dan seketika dia merasakan kembali yang namanya kesepian. Ruangan itu cukup besar, membuat dirinya ingat bahwa seharusnya ini tak hanya di tempati olehnya.
Chanyeol meletakkan gelas kopinya di atas meja, kemudian berbaring di atas sofa.
Dia ingin perempuan itu disini.
*
Baekhyun tersenyum ketika anak kecil itu mengeratkan pegangannya pada tangannya. Dia menghentikan langkahnya lalu menyamakan tingginya dengan anak itu.
"Hey." Anak itu akhirnya mengangkat kepalanya yang menunduk dan menatapnya. "Aku disini, jadi tidak apa, tidak ada yang harus kamu takutkan."
"Tapi -" Anak itu menatapnya penuh ragu dan sedikit takut. "Aku tidak menyukai tempat ini."
"Akupun." Baekhyun tersenyum tipis, berusaha menenangkan anak kecil itu. "Akupun tidak suka dengan yang namanya bandara, apalagi negara ini." Tambahnya.
"Untuk bernapas disinipun terasa sangat susah."
"Tapi aku dapat melakukannya." Baekhyun meraih kedua tangan anak itu lalu mengusapnya dengan perlahan. "Aku dapat melakukannya sekarang, menginjak kembali negara ini."
Lalu dia berbisik dengan pelan, "Terimakasih."
"Terimakasih mau datang ke negara ini bersamaku."
Anak kecil itu menggenggam tangan Baekhyun dengan erat. Dia tahu ini bukanlah hal yang mudah untuk perempuan itu. Ini bukanlah sesuatu yang sederhana seperti perempuan itu pergi ke negara lain. Ini bukanlah hal yang seperti sebelumnya.
"Mommy."
Baekhyun tersenyum lebar mendengar panggilan itu.
"Ayo kita pergi dari sini."

KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing You
Fiksi PenggemarBisa di bilang. Dirinya sangat bodoh. Mengejar orang yang jelas-jelas sudah membohonginya selama dua belas tahun lebih. Namun dia tidak peduli itu. Karena dia selalu mengejar. Mengejar perempuan itu yang selalu menghindarinya- - Sejak awal mereka me...