35

451 51 6
                                    

Kyu Han menggoyangkan kakinya yang menggantung dari lantai akibat kursi tinggi yang dia dudukinya disana. Dia menatap keluar jendela besar yang ada di sampingnya dengan kosong lalu mengalihkan pandangannya ketika mendengar suara bangku di hadapannya di tarik.

"Aku tidak menyangka kamu ingin bertemu denganku." ujar Chanyeol ketika matanya bertemu pandang dengan Kyu Han yang kini menatapnya dalam diam.

Anak itu tak menanggapi perkatannya cukup lama, sehingga dia berpikir apa yang dikatakannya ada yang salah

"Aku tidak punya pilihan lain." Kyu Han mengangkat bahunya lalu mengambil botol minuman yang dibawanya dan melirik menatap konter makanan yang ada di kafetaria rumah sakit itu.

"Apakah anda sudah makan?"

Chanyeol cukup terkejut ketika dia mendengar anak itu berbicara dengan sopan padanya, namun dia menahan keterkejutannya dengan menatap konter makanan kafetaria rumah sakit tempatnya bekerja itu.

"Kebetulan belum, aku baru sja akan pergi makan di luar ketika suster Kim memberitahu ada orang yang ingin bertemu denganku disini."

"Maaf mengganggu makan siang anda, apakah itu sebuah janji temu makan siang bersama?"

Chanyeol mengerjapkan matanya tak ingin menjawab itu, maka fia mengalihkan topik pembicaraannya.

"Mau makan apa? Aku akan memesannya untukmu."

Kyu Han mendengus ketika tahu lelaki itu mencoba mengalihkan pembicaraan, namun dia tak ingin berkomentar apapun, sehingga dia mengucapkan apa yang ingin dimakannya untuk siang itu.

Chanyeol kemudian pergi untuk memesan makanan mereka dan Kyu Han meminum minuman yang di bawanya lalu menatap keluar kaca besar yang ada di sampingnya kembali.

Dia tidak suka tempat ini.

Rumah sakit adalah tempat yang cukup di bencinya, karena dia pernah berada di tempat seperti ini cukup lama dan hal itu bukanlah suatu kenangan yang bagus, namun juga tidak terlalu buruk.

Chanyeol kembali dengan dua makanan yang telah di pesannya.

Dia memberikan makanan yang di pesan pada Kyu Han terlebih dhulu lalu meletakkan miliknya di atas meja dan duduk kembali ke bangkunya semula.

"Selamat makan."

"Selamat makan."

Kyu Han memakan makanan itu dengan sedikit nafsu makan. Matanya melirik Chanyeol yang memakan makan siangnya dengan tenang lalu menatap makanannya sendiri.

Dia meletakkan sendok serta sumpit yang telah di ambilnya ke tempat semula lalu menatap keluar kaca besar yang ada di sampingnya lagi.

"Waktu itu-"

Chanyeol mengangkat kepalanya dari makanannya dan menatap anak kecil di hadapannya yang tiba-tiba mulai berbicara.

Dia mempercepat kunyahannya lalu meminum air mineralnya.

"Tanggal tiga Desember, itu adalah pertama kali aku menginjak tempat seperti ini."

"Aku masih ingat dengan jelas dengan suasana yang terjadi saat itu. Kacau, penuh orang dan sangat sesak."

"Aku mengikuti Baekhyun yang berlari dengan membawanya di kedua tangannya. Perempuan itu ketakutan, menangis, dan bergetar ketika menyerahkannya kepada para petugas rumah sakit yang langsung membawanya ke ruang gawat darurat."

"Aku tidak tahu dan tidak mengerti apa yang terjadi. Namun aku tahu, sesuatu yang buruk telah terjadi."

Chanyeol diam dan membiarkan anak itu melanjutkan ceritanya, meskipun dia ingin bertanya, siapa yang di bawa oleh Baekhyun?

"Aku tidak menyukai tempat ini karena sejak saat itu hingga dua bulan kedepan, aku dan Baekhyun selalu berada disana, menemaninya yang sedang berjuang melawan rasa sakit yang di deritanya."

"Itu bukanlah sesuatu hal yang bagus dilihat, adakah orang yang tega melihat seseorang yang lebih muda darinya merasakan sakit yang tak tertahankan?"

Chanyeol menggelengkan kepalanya ketika anak itu mengalihkan pandangannya dan menatapnya.

"Namun, aku harus disana meskipun aku tidak menyukainya. Aku harus disisinya dan menemaninya, karena itu satu-satunya cara agar kami dapat bersamanya yang kapanpun bisa pergi untuk selamanya."

"Karena dengan hal itu, bisa membuatnya bahagia dan memiliki orang yang dicintainya meskipun harus melewati hal-hal menyakitkan setiap detiknya."

Lalu anak itu diam cukup lama kemudian berdecak sebal serta tersenyum tipis.

"Kenapa sih, Lilith memiliki kedua mata yang besar sepertimu?"

"Setiap melihat kedua matamu, membuatku selalu mengingatnya."

Chanyeol mengerutkan dahinya ketika mendengar itu.

"Ya, meskipun hampir keseluruhan Liliht mirip sama Baekhyun, namun ternyata kamu memiliki andil dalam dirinya."

"Membuatku terpaksa mengingatnya bahwa dia adalah sebagian dirimu juga."

Sendok yang sedang di pegangnya jatuh, namun dia segera mengambilnya dan meletakkannya di tempat sebelumnya. Chanyeol mengerjapkan matanya kemudian menundukkan kepalanya dalam, mencerna apa yang anak itu ucapkan.

Kyu Han melanjutkan ceritanya kembali, tanpa peduli dengan Chanyeol yang kini diam seribu bahasa.

"Lilith-"

Chanyeol menyela perkataan Kyu Han dan anak itu menatapnya dengan tenang, seolah-olah jawaban yang akan di berikan oleh dirinya bukanlah hal besar.

"Apa maksudmu? Siapa itu Lilith? Apa maksud aku ambil andil dalam Lilith?"

"Dia anakmu." Jawab Kyu Han dengan tenang. "Anakmu dengan Baekhyun."

Chasing YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang