Demi apa? Ada saatnya Tuhan mengadili kejahatan yang manis, kapan? Jawabannya tergantung hatimu sendiri
---
Mirecleine Lovania
Panggil saja Lopa, siswi SMA BRILIAN ART yang terkenal di kota Metro.
Tahu kota Metro? Kota impian dari segala impian manusia, disini kamu akan menemukan napas seni hidupmu sendiri, hanya di Metro kamu bisa menemukan jiwa senimu.
Metro PoliArt, kota dengan milyaran umat seniman termasuk Lopa.
Gadis itu sekarang di halte, dia menunggu bus sekolah tapi tampaknya dia terlambat, sekarang sudah menjelang malam.
Oh hell!
"Ih! Aku telat! Haaah, teater buat aku menderita, kalau saja tidak ikut!" Gerutunya.
Lopa sangat tidak karuan saat ini. Dia harus sudah di rumah karena harus mengerjakan tugasnya. Tapi dia pasti akan tertidur pulas dan tidak memikirkan tugasnya itu.
Pemalas!
"Lopa! Kenapa kamu di halte sendirian?!?" Teriak gadis yang sedang berada dimotor didepannya.
"kamu seperti boneka kayu asal Indonesia itu, tiba-tiba saja membuatku kaget!" Kesal Lopa.
Rindayana Shuida, gadis berdarah Jepang ini ketua club Manga di SMA BRILIAN ART.
"Ya ampun, mau ikut tidak?!" Tawarnya.
"kamu niat menawar tidak sih?mengotot begitu!"
Shu terkekeh, dia memang seperti itu cara bicaranya ya harus diapakan lagi?
"Ya sudah, aku duluan, daaaah!"
"Haaah??? Tadi nawarin, tidak jelas!" Ucap Lopa tak habis pikir.
Dia menghela napas panjang, jadi sekarang saatnya meneruskan untuk menunggu 'sesuatu' yang bisa membawanya pulang.
Tapi?
"Argh, lama!" Umpatnya lalu berdiri.
Kepalanya menengok kanan lalu kekiri, hanya ada suara angin. Dia kembali menghela napas, tanpa dia sadari kakinya sudah melangkah pergi meninggalkan halte.
Selang beberapa menit,
Srek!
Lopa menghentikan langkahnya disebuah gang antara komplek dan SMA BRILIAN ART. Kepalanya mengarah gang gelap sebelah kanan.
Sepi.
Srek! Srek! Srek!
Lopa menelan susah ludahnya, dia menggelengkan kepalanya. Beberapa akhir ini, ada banyak korban pemuda SMA berakhir koma karena seseorang.
Itu pemuda SMA! Batin Lopa meneguhkan.
"Apa yang kamu lihat?!"
Suara orang? Lopa mencoba lari tapi kakinya membeku, perlahan cahaya lampu gantung yang hanya menyinarinya terbagi oleh sosok yang menjulang dan mendorong Lopa lalu menyeretnya kedalam gang gelap itu.
Lopa gelagapan tak karuan karena setelah masuk, hanya ada bau amis.
Bruk!
Lopa meringis kesakitan, dia mencoba mengenali sosok menyeramkan itu.
"Mirecleine Lovania?" Ucapnya begitu membuat Lopa luruh dan ketakutan hebat.
Dia mencoba menerangi gang ini dengan senter dari ponselnya, dan yang terlihat adalah...
Lopa berhenti bernapas, dia adalah Athanase Atlantuisa. Tubuh Lopa gemetar hebat, dia takut kalau dialah yang jadi korban selanjutnya.
"Sepertinya kamu harus selesai malam ini." Ucapnya dengan tangan terulur keleher Lopa.
Dan semuanya gelap.
---
My first story💃
KAMU SEDANG MEMBACA
[METRO I] HE'S PSYCHOPATH?
Random"Kalian akan mati..." - Athanase Atlantuise Cerita ini mengandung banyak kesadisan. Dimohon pengertian, terima kasih. CERITA SUDAH TAMAT