"aku tidak tahu, bara api itu menyulut kearahku hingga membakarku perlahan."
---
Lopa benci hari ini, Yuna menatapnya sinis. Sedangkan sekarang dia sedang berjalan sampingan dengan Atha. Bagaimana pun juga, ini bukan tentang kisah remaja pada umumnya yang berjalan berdampingan tanpa sengaja dan jatuh cinta? Lopa sangat menjauhi apa itu cinta? Bagi Lopa, yang terpenting sekarang adalah nyawanya sendiri dan orang disekitarnya.
Dia menghembuskan napas berat lalu berjalan lebih cepat dari sebelumnya. Terdengar suara Yuna yang memanggil Atha.
Bodoh... Gadis bodoh...
Dia merutuki kebodohan Yuna, mau saja mendekati pemuda macamnya.
"Hey, girl!" Sentak seseorang membuat Lopa terperanjak.
Matanya menangkap seorang gadis yang begitu khas gayanya, gadis berdarah Jepang dihadapannya menyerenges lebar kearahnya.
Ryujin.
"Tumben berangkatnya jam ini, coba kamu tahu tidak?!"
Lopa menggeleng, "Kurang pergaulan kamu!"
Lopa melotot tapi tetap saja diam, Ryujin menarik lengannya kasar. Dia dibawa kesamping kelas.
"Ada apa, Ryu?" barulah dia bertanya.
Kerutan didahinya begitu jelas.
"kamu masih diteror?" tanya Ryujin terlihat hati-hati.
Lopa bergeming. Kemudian, Ryujin menoel dibagian lengannya.
"Darimana kamu tahu?" selidik Lopa.
Tangan Ryujin melipat, dia menyenderkan punggungnya ke tembok agar sejajar dengan Lopa. Bagaimana Ryujin tidak tahu, dia sahabat Lopa semenjak sekolah dasar kelas akhir. Lopa memiliki banyak topeng diwajahnya. Itulah, kenapa Ryujin tahu.
"Aku sangat tahu kamu, akun Seri06 itu milik kamu. Seharusnya kamu jangan pakai aplikasi online begitu Lopa. Kamu tahu kan, disana tempatnya para pecundang." Gertak Ryujin.
Lopa menatap lurus kearah depan. Ryujin menatapnya penuh rasa ingin tahu.
"Aku memang pecundang, Ryu. Tapi disitu ada akunnya Mahessa Nevada, dia main aplikasi itu." ujarnya penuh penekanan.
Ryujin berdiri tepat dihadapannya.
"aku tidak rela melihat dia bersenang-senang dengan gadis lain."
Satu tamparan. Tepat dipipi Lopa, yang ditampar pun tak ada niat untuk jengkel.
"Coba lihat mama kamu sekarang, Lop! Dia banting tulang tanpa papa kamu terus kamu sekolah disini, ditempat ini, tahu 'kan apa maksudku?!" Kesal Ryujin terhadap Lopa.
"maaf..." lirihnya.
"kamu belum berubah, Lop. Kamu masih... Monster." Ujar Ryujin yang pada akhirnya menyerah dan pergi meninggalkan Lopa.
Disisi lain, disebelah yang lain. Sosok tinggi dan pundak bijaksananya.
"Kamu memang harus berdiri sendiri, bukan karena aku tidak mau tapi itu jalan terbaiknya." ucapnya mendekati Lopa.
"sebentar lagi kita lulus, tinggal tiga bulan lagi." lanjutnya.
Dan, dia pun pergi meninggalkan Lopa juga.
"Tunggu!"
Dia berbalik, sosok itu menatap Lopa datar.
"Hessa, apa benar aku hanya obsesif terhadapmu?" Hati-hati, sangat. Lopa sangat hati-hati menanyakan ini.
"Menurutmu, apa kata itu sudah diganti sekarang atau masih?"
Tidak, itu bukan jawaban. Dia kecewa dengan ucapan Mahessa Nevada.
"kamu sudah tahu 'kan, kamu berada diposisi mana sekarang?" tanya Mahessa sangat tenang.
Lopa menganggukan kepalanya.
"karena aku juga terlibat didalamnya."
Lopa menangis, setelah pemuda itu benar-benar pergi meninggalkannya sendirian.
---
AruHanjina
Semangat🍉
KAMU SEDANG MEMBACA
[METRO I] HE'S PSYCHOPATH?
Random"Kalian akan mati..." - Athanase Atlantuise Cerita ini mengandung banyak kesadisan. Dimohon pengertian, terima kasih. CERITA SUDAH TAMAT