"Kebusukan itu lambat laun telah dibukakan jalan."
---
Jalan hidupnya semakin rumit seketika tahu bahwa dia hanyalah salah satu dari beberapa banyaknya obsesi. Mahessa Nevada, iya pemuda itu telah membuka jalan hidup Lopa seumurnya ini.
Sekarang, dia dan Ryujin diatas atap rumahnya. Menuju tengah malam datang, melihat bintang diatas sana.
Hembusan napas sedikit keluar dari hidung Ryujin.
"Jadi, bagaimana sekarang?"
Diam sejenak, atmosfernya begitu mengilu.
"aku tidak tahu, tapi yang pasti adalah aku harus berlindung dari Atha dan Asada." jelasnya sedikit lesu.
Ryujin menoleh kearah Lopa dan tersenyum secuil.
"untuk Hessa, mana mungkin kau berhenti begitu saja. Ayo, kita lakukan dan selesaikan ini semua termasuk menyingkirkan Atha dan Asada." begitulah ungkap Ryujin.
Satu tahun yang lalu...
Semuanya baik-baik saja sampai...
Dia, gadis dengan rambut lurus dan panjangnya. Menatap layar yang hampir menyinari seluruh wajahnya. Di kamar yang begitu gelap ini, satu cahaya itu tidak tahu malu dan tertawa didalamnya, didalam kegelapan.
"Apa kau benar-benar ingin menjadikanku gadismu?" tanyanya.
Entahlah, agak gila jika disebut malam yang indah pada saat itu.
"mungkin, sementara kita jalani dengan semua perasaan yang kita punya."
Gadis itu mengangguk antusias.
Esoknya.
Semua orang sama bahagianya dengan dirinya sampai dirinya bertatap wajah dengan orang yang ada dilayar tadi malam.
Mereka berdua bersemu, masa remaja yang seperti biasanya. Tersenyum seolah tak ada manusia lain selain mereka.
"Bagaimana?" tanya pemuda itu.
Gadis itu menggeleng serta menunduk malu setelah saling melempar senyum tadi.
"Apa kau ingin ku antar ke kelasmu?" tawar pemuda itu.
"itu terlalu berlebihan, aku bisa sendiri. Sampai jumpa nanti."
Dan...
Esoknya lagi.
"Jangan masuk ke ruangan itu!" Teriak Ryujin, teman satu kelasnya itu terhadapnya.
Gadis itu menoleh dan memberengut.
Ryujin menghampirinya, "Hey, jangan masuk! Kau ikut denganku saja, Lop." ujarnya seraya mengambil lengan Lopa.
Tetapi gadis dengan rambut indahnya itu tetap memenuhi keinginannya untuk masuk kedalam ruangan THE ARTIST, para siswa yang sangat populer di sekolah berkumpul disana.
Cklek.
"Mahes.. Sa." Lirihnya.
"sudah kubilang jangan masuk, mereka sibuk." ucap Ryujin seolah ingin segera membawa lari Lopa.
Keadaan didalam sana... Iya, Lopa tidak mengetahui itu sebelumnya. Disana ada Atha. Iya, kenapa disana ada Atha?
"Kamu kenapa, Lop? Kenapa teriak begitu?" tanya Ryujin sambil memeluk Lopa.
"aku tahu satu hal."
---
AruHanjina
Semangat🍉
KAMU SEDANG MEMBACA
[METRO I] HE'S PSYCHOPATH?
Casuale"Kalian akan mati..." - Athanase Atlantuise Cerita ini mengandung banyak kesadisan. Dimohon pengertian, terima kasih. CERITA SUDAH TAMAT