38

194 14 5
                                    


Playlist : Halsey Ft Suga BTS - Interlude

"Sudah dikatakan sebelumnya, jangan percaya manusia. Mereka semua pembual sejati."

---

Tidak ada akhir dari akhir yang sudah ia pastikan sebelumnya. Sejauh benda bulat itu berputar tergelinding dijalan beraspal ditengah gurun panas dan cahaya rembulan yang gemulai namun saling menyabetkan sisi ketajamannya.

Lopa, merapatkan alisnya hingga bertautan tanda bahwa ia terheran-heran. Mobil Asada tidak dibelakang mereka selama satu jam terakhir ini. Ia bahkan sudah berkali-kali bertanya kepada Atha dimana Asada dan Ryujin tetapi pemuda itu untuk terakhir kalinya membentak Lopa. Suasana setelahnya sangat menegangkan bagi seorang gadis seperti Lopa.

"Cepat sebar dokumen itu kesemua ponsel-ponsel orang Metro."

Gadis berambut pendek itu terkaget setelahnya. Ia menatap sedikit pemuda itu lalu segera melakukan perintahnya. Dia bahkan sebisa mungkin menghubungi ponsel Ryujin, dia menghubunginya dengan tidak terlihat dari Atha.

Hembusan angin dari tempat Atha dan Lopa beruntun menuju dinginnya udara malam ditempat yang lain. Mobil yang rusak karena digempung empat mobil Jeep besar ditengah jalanan aspal itu. Dua onggok manusia tergeletak tak berdaya.

Disekelilingnya, orang-orang seram dengan senjata militer lengkap mengepung dua manusia itu. Mereka semua meremehkan dua orang itu.

"Ka...lian-siap-pah?" Tanya Ryujin sangat berusaha.

Kakinya berdarah, dia bahkan tak bisa menoleh untuk melihat keadaan Asada yang sama sekali tidak ada suaranya itu. Pemuda itu disamping dirinya, namun Ryujin membelakanginya.

"Kami adalah suruhan Tuan muda besar Athanase. Kami dibayar atasnya, kami memang disuruh untuk menjaganya. Nyonya besar sudah meninggal maka dari itu kami yang bergerak membasmi orang-orang seperti kalian berdua. Khususnya seluruh Metro."

Ryujin menangis, dia menahan sakit yang tiada taranya dibagian kaki, keduanya terhimpit mobil tadi. Kalau Asada? Dia bahkan sempat berpikir pemuda itu sudah tewas karena digempungnya mobil mereka menjadi bentuk yang tak karuan. Darah milik keduanya mengalir terus hingga membuat mereka sepertinya tak ada lagi harapan untuk hidup bahagia setelah ini.

Ryujin membayangkan kota kelahirannya, Metro. Bagaimana disana sekarang? Apakah seperti dirinya ini? Apakah darah dan makian orang menyebar luas seperti yang dia rasakan ini? Lalu, yang ia baru sebut sebagai sahabat setelah sekian lama ia berkhianat kepadanya, bagaimana keadaan gadis itu? Bagaimana Lopa? Dia bersama Atha. Ryujin menangis deras mengingat semuanya, dia tak sanggup hingga pandangannya buram tak terlihat.

"Sepertinya, peretas yang Tuan muda sewa itu sudah menyebarkan dokumen-dokumennya." Ucap salah satu orang itu.

Ada delapan orang berbadan besar yang dilengkapi senjata disana yang sudah membunuh Asada dan Ryujin disana pula.

"Iya, lihatlah beritanya! Ayo kita kesana!" Ungkap lainnya.

Samar-samar Ryujin mendengarnya namun apalah dayanya yang tak lagi bisa selayaknya dirinya seperti dahulu.

---

Metro... Lautan darah dan api berkobaran disana penuh kecaman, makian tak berkesudahan. Neraka adalah kata yang cocok untuk Metro.

Dunia berduka namun didalam sini, ditempat kelahiran orang-orangnya. Semua jiwa yang ada didalamnya, tidak menyangka bahwa Metro telah membohongi mereka.

[METRO I] HE'S PSYCHOPATH?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang