"Meminta maaf adalah kebutuhan. Menurutmu, setelah kau melakukan kesalahan apakah Tuhan langsung menghukum mati kepadamu? Ingatlah, ada sekian banyak kesalahan yang manusia perbuat tetapi DIA masih mengizinkanmu memperbaiki kesalahan itu agar kamu tahu bahwa Tuhan maha pemaaf."
---
"Aku tahu apa yang ingin kalian bicarakan kepadaku. Itulah sebabnya, kalian berdua berusaha mencariku yang berada di rumah ini?" Tebak laki-laki itu penuh kejelasan.
Tanpa Ryujin dan Lopa sadari, anggukan pelan pertanda mereka mengakui hal itu. Tentu, membuat laki-laki itu terkekeh.
"Aku tak tahu apa penyebab aslinya tetapi... Pasti ada hal yang menghalangi kalian berdua." Lagi, laki-laki itu penuh kepercayaan diri.
Ryujin memutar bola matanya malas, dia menghela napas dan mencoba menyadarkan Lopa bahwa pembahasan yang ingin mereka bahas tenggelam begitu saja.
"Begini Pak Tua? Kau tahu 'kan pembahasanmu itu sungguh cocok untuk usia sepertimu tapi tidak dengan kami. Maka, tolonglah kerja samanya." Bantah Ryujin penuh penekanan.
"Ryujin... Ingat rencananya?" Sahut Lopa begitu hati-hati.
Ryujin duduk dengan menyenderkan punggungnya dan menyilangkan kedua tangannya sebal.
"Dia sangat aktif. Aku suka dia, terutama gadis yang aktif." Ucapnya begitu tulus.
"Kau sedang menggodaku, dasar pria tua hidung belang!" Amuk Ryujin begitu menerka sampai-sampai Lopa harus merangkul kuat badan Ryujin agar tak mencakar Tuan Milliun.
Bruk!
Dua gadis itu terduduk setelah mengamuk ria tanpa mengenai pak tua tersebut.
"Okay, tenanglah. Jadi, Tuan Milliun bagaimana anda bisa menjelaskan wanita-wanita hampir telanjang ini..."
"bukan hampir telanjang Lopa. Itu sudah telanjang, dia mesum dan kita harus segera keluar dari rumah penuh wanita yang dihewanisasikan olehnya itu-" Lopa membekap mulut Ryujin kuat-kuat sedang laki-laki dihadapan mereka hanya bisa diam tanpa melerai.
"Tuan Milliun, aku ingin tahu kenapa bisa THE ARTIST dibuat?" Langsung keintinya, Tuan Milliun berdehem.
"Bukan karena ada kejadian apapun pada saat itu. Karena aku adalah angkatan yang ke - 13 maka dari itu banyak sekali masalah. Masalahnya hanya satu..." begitulah sang Tuan menceritakan semuanya hingga akhirnya ada sesuatu yang membuat Ryujin mengamuk lagi.
"Kenapa wanita-wanita itu melihat kita berdua seperti mangsa?" Tanyanya penuh penekanan.
Tuan Milliun tertawa kecil dan alih-alih mengedip kepada wanita-wanita berbikini itu. Dua gadis SMA itu bergidik jijik melihatnya.
"Mereka sangat menyukai kalian berdua." Ungkapnya begitu santai.
Brak!
"Tuan Milliun! Ada tamu dari surgamu, dia menunggumu dibagian barat rumah ini." secara tiba-tiba? Lusy menatap sebentar dua gadis itu dan sekarang menggiring sang Tuan untuk menemui tamu dari surganya.
Ryujin dan Lopa menyerngit keheranan.
"Tamu dari... Surga?" ucap mereka bersamaan.
---
AruHanjina
Semangat🍉
KAMU SEDANG MEMBACA
[METRO I] HE'S PSYCHOPATH?
Acak"Kalian akan mati..." - Athanase Atlantuise Cerita ini mengandung banyak kesadisan. Dimohon pengertian, terima kasih. CERITA SUDAH TAMAT