43. Akhir

201 16 0
                                    

"sameness of purpose, is us."

Playlist : Nighcore version - City Of Head on Lady Tiia on youtube channel.

---

Lima jam itu digunakan sebaik mungkin oleh empat orang dengan tujuan dan arah yang sama. Mereka membegal mobil yang melewati jalan padang pasir itu. Ya, mereka bersama awalnya juga berpisah dengan tujuan yang masih sama.

Resya dan Migas bergegas kegedung paling sakral menurut pendiri Metro serta Iasaka dan Ryujin yang membawa mobil ke area militer Metro.

Kali ini, ditempat Ryujin dan Iasaka. Ryujin menghentikan mobil tua itu. Ia berbisik kepada Iasaka.

"Kau sangat payah dalam hal menyetir, aku tidak menyangka keturunan otak terbaik dari keluarga salah satu pendiri Metro sangat payah dalam menyetir." Bisik Ryujin yang membuat Iasaka kesal.

Ya, saat awal ia harus menyetir itu tiba-tiba saja. Dia menyetir dan entahlah, sepertinya setir mobil tua itu tak ingin dipegang Iasaka. Hampir saja mereka bertabrakan dengan truk minyak.

Ryujin menggelengkan kepala sambil melepaskan seatbelt. Namun, ia terhenti saat melihat Iasaka terdiam dijoknya.

"Ada apa denganmu? Jangan main-main, ini area militer. Kita terlambat sedikit, kita mati." Itu sedikit keras.

Iasaka cemberut lalu memperlihatkan layar ponselnya kepada Ryujin. Gadis itu langsung bungkam.

"Kau tidak membutuhkan peta untuk masuk?" Sedikit meledek, Ryujin langsung menghempaskan punggungnya kejok.

"Maaf." Ucapnya tak menoleh kepada Iasaka.

"Aku sudah masuk kedalamnya. Kita bergerak sekarang sebelum jam tiga pagi." Tutur Iasaka.

Ryujin memutarkan bola matanya jengah, melihat tingkah si otak berisi itu. Dia juga mengikuti pergerakan Iasaka, pemuda itu sudah keluar dari mobil. Mereka berlari mengendap-endap kearah gerbang belakang area ini. Ryujin membulatkan bibirnya, dia merasa kecil melihat gerbang utama area ini sangatlah besar dan berat sepertinya tetapi itu bukan pintu yang akan mereka gunakan. Yang mereka akan gunakan adalah pintu kecil dengan pengamanan yang kecil juga.

Iasaka terhenti sehingga Ryujin yang dibelakangnya menabrak punggung pemuda itu. Gadis itu mendengus sebal, ia mencoba melihat apa yang terjadi namun tangan besar pemuda itu mendorong kepalanya untuk tetap dibelakang. Ryujin akhirnya menyerah, dia melipatkan kedua tangannya lalu mencoba untuk tidak mengurusi Iasaka.

"Kita harus merebut keycardnya, mereka menggunakan itu untuk masuk dan... Seragam." Ungkap Iasaka yang kini menatapnya.

Ryujin mengangguk, "ayo, kita akan telat menjemput mereka berdua." Ucap Ryujin begitu semangat.

Iasaka tersenyum, dia melihat gadis itu sangat pantang mundur dan berani. Pantas, dia masih bertahan sampai sekarang walaupun Mahessa selalu menjadikannya seperti barang tak berguna.

---

Berbeda kini dengan Migas dan Resya. Mereka sudah masuk kedalam area itu. Mereka juga menggunakan masker beserta seragam seorang dokter karena sebelum sampai disini, mereka tidak sengaja menyetrum dua dokter yang sedang berbincang asyik.

"Tadi adalah hal gila, aku seperti seorang pemula." Ungkap Resya.

Migas melirik gadis disampingnya, dia tersenyum.

[METRO I] HE'S PSYCHOPATH?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang