Hari ini adalah hari nikahannya Keysa—mantan yang ninggalin Beny pas lagi sayang-sayangnya. Gue dan Roy harus bangun subuh demi melancarkan rencana sabotase nikahan mantan Beny yang udah dipersiapkan selama satu bulan penuh ini. Setelah pamitan ke nyokap kalau mau main ke rumah Sansa, akhirnya gue bisa duduk manis di dalam mobil Roy. Gue melirik Roy yang sudah menguap lebih dari 10 kali. Dia masih menggucek mata mencoba membangunkan kesadaran yang belum pulih.
Meronggoh saku baju gue nemuin permen, kemudian gue buka bungkusnya dan nyodorin kemulut Roy. Si Roy membuka mulut menerima dan menikmati, namun kemudian menyerngit dengan muka aneh. "Sial! Kecut."
Gue terbahak. "Biar mata lo melek, Sayang."
Kemudian mobil Roy makin melaju cepat menuju rumah Sansa. Sampai di kediaman keluarga Sansa yang mirip istana negara, gue dan Roy disambut heboh dengan Sansa yang nyodorin baju yang mau dipakai ke pesta pernikahan. Gue mendapat gaun lengan panjang dengan motif batik indah berwarna biru selutut gue, sedangkan Roy mendapat kemeja yang motifnya seperti batik gue.
"Gue milihin itu spesial buat yang pacaran." Guman Sansa yang sekarang sedang mencocokkan kemeja ke badan John. "Menurut Kalian John cocok warna hijau atau pink ?" tanya Sansa masih dengan menenteng kemeja di dua tangannya.
"Pink." Jawab gue dan Roy serentak.
John menepuk dahinya pasrah, sedangkan Sansa mengangguk senang dan melemparkan kemeja pink itu kepada John. "Oke guys. Sebentar lagi kita diskusi tentang sabotase nikahan Keysa." Ujar Sansa yang sekarang sudah duduk nyaman di sofa.
"Eh bentar, Beny kok belum datang ?" tanya gue penasaran.
"Dia udah stay di lokasi." Jawab John yang masih menatap kemejanya yang berwarna pink dengan sedih.
Gue enggak paham maksudnya gimana, pokoknya gue ngikut aja.
"Oke guys, diskusi kita selesai." Ucap Sansa yang sudah berdiri.
"Ehhhh selesai ?" gue menatap Sansa dengan heran dan bingung, "Kita belum diskusi sama sekali lohhhh..."
Sansa melangkah ke gue, "Kalau kita diskusiin disini nanti malah spoiler ke pembaca." Ucapnya sebelum melangkah pergi.
Gue menatap John minta penjelasan, namun John Cuma menaikkan bahu seolah tak paham dengan permintaan gue. Yahhh kan udah gue bilang tadi, gue itu Cuma ngikut aja. Jadi semisal gue disuruh apa-apa, gue ngikut aja.
Setelah ganti baju yang udah disiapkan Sansa tadi, gue dan Roy didandani semenarik mungkin oleh Sansa. Oke, sekali lagi gue ngikut aja. kemudian kami langsung menuju lokasi Beny yang tadi disebutkan oleh John. Kami sekarang ada di depan Masjid kota yang megah. Kami menunggu konfirmasii dari Beny yang udah ngawasin dari subuh.
"Guys!" Sapa Beny dari luar jendela mobil dengan pakaian serba hitam, "Mobil yang bakalan bawa Keysa ke tempat resepsi ada di depan kalian. Yang warna putih nomor seri belakangnya 76." Memandang John lucu, "Btw, baju lo unyuk banget, John." timpalnya.
John cemberut seketika dan Kami mengangguk menerima laporan dari Beny meski sembunyi-sembunyi menertawakan John.
Pinky Boy!
"San, lo udah siapin barangnya kan ?"
Sansa mengangguk lalu meronggoh tasnya mengeluarkan kresek warna hitam yang entah apa isinya. Beny menerima barang yang ia maksud kemudian membuka kreseknya memperlihatkan kepada kami. "Paku kualitas bagus untuk menghancurkan Ban mobil mantan." Ucap Beny dengan seringai.
John kemudian turun dari mobil untuk menemani Beny melaksanakan misi. Beny menebar paku di sepanjang lintasan yang akan dilewati mobil nikahan Keysa, sedangkan John mengamankan situasi. Setelah dirasa cukup, mereka berdua kembali ke mobil. John kembali ke kursi kemudi, sedangkan Beny mepetin gue nengah biar dia bisa duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROY-ABLE - [END]
Teen Fiction[Young-Adult] Roy itu cuek. Dia misterius. Gue jadi sahabatnya aja bingung. Sampai kejadian itu merubah persahabatan kami. Roy ternyata lebih kompleks dari kata Dingin dan Cuek. Dia mengambil sesuatu yang tak harusnya dia ambil. Gue takut. Takut jat...