Warning bikin baper 😆
****Pengen tahu apa yang jengkelin dari Roy ? yah itu, dia terlalu dingin. Punya perasaan emang, tapi jarang di pakai. Roy selalu mengeluarkan hawa dingin yang bikin gue kedinginan. Salah satunya sekarang, setelah Roy datang bawa kayu bakar kering, dia langsung pergi lagi. Kali ini katanya mau ke mobilnya karena mau ngambil korek api yang ketinggalan.
Padahal korek apinya gue pinjemin ke Arjuna—cowok yang baru gue kenal sejam lalu. Tentunya gue mau bilang ke Roy, tapi dia udah keburu pergi.
Setengah jam kemudian dia udah balik lagi dan bilang kalau korek apinya nggak ada di dalam mobil. Dia inisiatif buat pinjem ke orang yang kemah juga. Sumpah, gue pengen ketawa dari awal, tapi kok takut Roy ngamuk dan bakalan nyeburin gue ke danau ya.. jadi gue mengajukan diri buat minjem alias ngambil korek apinya Roy dari Arjuna.
Baru aja gue mau pergi, Arjuna udah ada di dekat jalan setapak. Dia tersenyum sambil ngacungin korek api Roy. Sontak Roy yang melihat itu langsung natap gue tajam. Gue langsung nyengir salah tingkah dan memalingkan wajah.
"Thanks." Ucap Arjuna mengembalikan korek api ke gue lalu tersenyum ramah ke Roy, "Oh, hei! Gue tadi pinjem korek api punya lo ke Adline."
Bukannya merespon Arjuna, Roy malah natap gue makin tajam seakan meminta penjelasan sekarang juga karena telah membuatnya kebingungan selama setengah jam yang lalu. Oh shit! Oke, oke.. gue ngaku salah kali ini.
Gue berdeham mencoba meringankan gugup, "Tadi pas lo nyari kayu bakar, Arjuna pinjem korek api. Dan gue pinjemin punya lo, Roy." Jelas gue singkat, padat, dan semoga Roy nggak ngamuk deh.
Roy malah diam.
"Kalian Cuma berdua ya ?" Arjuna mengedarkan pandangannya ke tenda gue, "Nanti sore gue sama anak-anak lainnya mau mancing di sisi barat." Arjuna menunjuk tempat yang dia maksud, "Kalau bisa kalian ikutan juga, soalnya orang yang kemah di sekitar tenda gue juga ikut kok. Ada ceweknya juga, Adline bisa ngobrol dengan mereka."
Arjuna menunggu tanggapan dari Roy, tapi Roy-nya nggak ngerespon. Duh, ini anak kenapa jadi menyebalkan banget pas gini ya. Kan gue sungkan jadinya sama Arjuna. Arjuna jadi salah tingkah karena Roy yang nggak ngerespon.
"Tunggu aja, Jun. Kalau sempet kita bakalan ikutan deh." Jawab gue sok ramah dan memberi pandangan minta pengertiannya soal sikap Roy kepada Arjuna.
Untungnya Arjuna paham. Dia mengendikkan kepala lalu tersenyum lagi, "Oke dah. Gue harap kalian ikut." Kemudian pergi setelah tersenyum ramah lagi.
Setelah Arjuna lumayan jauh, gue langsung nabok lengan Roy keras sambil berlalu ke dalam tenda.
"Lo aneh deh Roy!" gue membuka Carier Roy dan menemukan camilan. "Bisa nggak sih lo bersikap normal ke orang lain. Dia salah satu orang yang camping di sini juga, dia bisa aja nolongin kita kalau ada sesuatu nantinya."
Roy ikutan masuk tenda. Dia Cuma ngeliatin gue yang kalap makan camilannya.
"Gue emang nggak sejenius elo, tapi gue juga bisa mikir rasional. Sikap lo tadi.." gue menghela napas buat menenangkan amarah, ".. arghh! Gue benci lo yang dingin."
"udah ?" tanya Roy dingin.
Gue natap dia nggak suka. "Apanya yang udah ?"
"Bacotan lo."
Gue memanyunkan bibir sok ngambek.
"Yang lo liat itu nggak sepenuhnya bener, Line." Tangannya meraih cemilan yang gue pegang lalu meletakkan di sampingnya. "Mungkin lo nggak tahu sebelumnya. Gue udah kenal Arjuna."
KAMU SEDANG MEMBACA
ROY-ABLE - [END]
Teen Fiction[Young-Adult] Roy itu cuek. Dia misterius. Gue jadi sahabatnya aja bingung. Sampai kejadian itu merubah persahabatan kami. Roy ternyata lebih kompleks dari kata Dingin dan Cuek. Dia mengambil sesuatu yang tak harusnya dia ambil. Gue takut. Takut jat...