Adegan di dalam part ini masih aman. Jadi tenang bagi yang beribadah. Untuk adegan ena-enanya ada di part 15 dan 15.1 yang bakalan di privat. Kapan tayang nya ? 5 hari lagi... Pas malam² dong pastinya.
Penasaran nggak siapa yang bakalan ena-ena ?
Selamat Hari Ramadhan bagi yang menjalankan nya. Mohon maaf jika Yuna selama ini banyak salah.. Baik yang disengaja atau nggak disengaja.
Happy reading 😘😘
××××דAdline!”
Gue menoleh saat Sansa berlari menghampiri gue dengan napas ngos-ngosan. Sebagai teman yang baik gue nyodorin botol minum. “Jangan tergesa-gesa minumnya.”
Sansa mengusap bibirnya dengan lengan. “Elo kaget nggak kalau John sekarang ikutan olimpiade Kimia ?”
“Eh! Gue kaget njing!” gue tabok lengan Sansa, “Emang dia bisa Kimia ?”
Sansa menggeleng dengan muka datar mirip John, “Dia sama jeniusnya dengan gue, bahkan peringkat pararelnya nggak pernah turun dari 3 besar.”
Gue terngaga lebar.
“Peringkatnya salip-salipan sama elo dan Roy ?”
Mengangguk pasti, “Kalau John mau, dia bisa ikut olimpiade apa aja. Bahkan pas kelas 10 dia pernah ikut olimpiade Ekonomi. Padahal dia anak IPA.” Lanjut Sansa.
Okeh! Gue baru tau kalau John juga sama gilanya dengan Sansa. Otak jenius dengan sikap brengsek.
Oh Tuhan!
Gue frustasi!
Kenapa gue dikelilingi oleh manusia jenius yang jatuhnya malah freak! Dari Roy, Sansa dan sekarang John yang ngaku-ngaku udah jadian sama gue. Anjirun dah!
“Keluarga elo makan apa sih kok peranakannya Jenius gitu ?” tanya gue dengan heran.
“Makan nasi lah!”
“Jangan ngadalin gue dah! Di makanan lo pasti ada campuran serpihan emas kan ?” gue mengetuk kepala Sansa, “Otak lo pasti berlapis emas.”
Sansa menatap gue dengan datar. Mulutnya yang manis memaki dengan lebih manis lagi. Melemparkan botol minum gue dengan brutal dan untungnya gue bisa nangkap dengan sok keren.
“Btw, Yang tadi malam sorry, John emang sekurang ajar itu sampai ngelecehin elo.” Ucap Sansa dengan tulus. “Tapi lo nggak apa-apa kan ? John nggak ngelakuin sesuatu yang lebih jauh kan ?”
Gue menggeleng dengan senyum tipis. “Nggak kok! Gue udah maafin dia. Mungkin itu gara-gara efek bokeb.” Kan gue ngomong munafik lagi.
“Oh, mungkin iya karena efek bokeb.” Kata Sansa dengan senyum yang dipaksakan. “Gue jadi nyesel nonton bokeb bareng elo. Gue janji, di masa mendatang gue nggak bakalan biarin elo nonton bokeb lagi, apalagi ada John didalamnya.”
Gue tertawa sumbang.
Sumpah! Gue munafik!
Tadi pagi saja Roy berangkat duluan tanpa ngomong ke gue. Padahal ya gue udah nunggu Roy dari jam 6, tapi ternyata Roy sudah berangkat lebih pagi dari itu. Apa mungkin dia berangkat subuh ?
Wah! Bahkan gue tadi menganga pas ngeliat Roy jalan bersisihan dengan Welna alias Welza Jo di koridor. Siswa siswi lain berbisik sembari melirik pasangan—ya kita sebut saja mereka berdua pasangan—yang tak terduga kedekatannya. Saat gue mau nyamperin, gue ditahan Beny. Beny geleng-geleng menyakinkan gue agar tak mengusik mereka. Lah, niat gue kan Cuma mau minta PJ—itu pun seumpama mereka beneran jadian.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROY-ABLE - [END]
Teen Fiction[Young-Adult] Roy itu cuek. Dia misterius. Gue jadi sahabatnya aja bingung. Sampai kejadian itu merubah persahabatan kami. Roy ternyata lebih kompleks dari kata Dingin dan Cuek. Dia mengambil sesuatu yang tak harusnya dia ambil. Gue takut. Takut jat...