9

39.9K 1.8K 44
                                    

Setelah bel sekolah berbunyi, gue ngeliat John di depan kelas gue. Dia senyum dan gue bales senyum juga. Dengan cepat gue membereskan buku dan memasukannya ke dalang tas. Gue hampiri John dan menyapanya.

"lo nungguin gue ?" tanya gue dengan senyum malu-malu tai.

John juga senyum. "hehe.. enggak kok."

Spontan senyum gue hilang.

"gue nungguin Sansa." lanjutnya.

Sialan-gue-kepedean-banget.

"dan sekalian liat elo." Tambahnya dengan ekspresi datar.

Plis! Kalo John bilang itu dengan senyum manis mungkin gue bakalan baper, tapi ini dia ngomongnya dengan tampang datar. Kemudian Sansa udah di samping gue sambil ngedesah lelah.

"kenapa lo, San ?" tanya gue.

Sansa melepas tasnya dan memberikan ke gue, kemudian  jongkok di lantai sambil menjambak rambutnya sendiri. Gue yang penasaran ikutan jongkok sambil ngeliatin wajahnya yang frustasi.

"elo kenapa ?"

Sansa natap gue horor. "gue enggak mau pulang." katanya dramatis.

Gue dongak ke John minta pendapat, tapi dia Cuma naikin bahu tanda tak tahu. Gue ngelus bahu Sansa lembut. "elo kenapa ? kayaknya tadi di kelas biasa aja, kenapa sekarang kayak gini ? lo sakit perut ya ?"

Sansa menggeleng. "bukan gitu, Line. Gue kalo pulang bakalan ketemu sama cogan yang bakalan di jodohin sama gue."

"loh bukannya itu bagus ?"

"bagus dari pantat lo ?" sergah Sansa.

Kenapa jadi bahas pantat gue ?

"dia itu mesum, Line." Ucap Sansa nelangsa.

"elo juga mesum, San." Jawab gue.

Sansa memutar bola matanya. Dia kemudian berdiri dan gue juga ikutan berdiri. Sansa merapikan Rambutnya kemudian menatap gue dengan kilatan aneh di matanya.

"elo kudu nginep di rumah gue biar tahu gimana mesumnya cogan itu." Sansa melirik John, "John, lo juga ikut buat jaga-jaga."

John manatap gue tepat di mata. Dia tersenyum miring. "oke."

Gue salah tinggkah karena pikiran yang enggak-enggak datang tanpa di duga. "ehhh gue kan belum ijin ke nyokab gue dan gue kudu siap-siap baju ganti dan tetek bengeknya.."

"John, nanti kita mampir ke rumah Adline dulu." Ucap Sansa final tanpa memerlukan jawaban John ataupun jawaban gue atas keputusan sepihaknya ini.

Gue udah jalan bareng Sansa dan John, tapi kemudian Roy manggil gue. Gue noleh dan dapetin dia nunggu gue menghampiri. Gue langsung ngehampiri meski dengan sikap canggung karena keingetan sama kejadian tadi pagi.

"ayo pulang." ucap Roy seperti perintah. Dia langsung narik tangan gue, namun gue segera melepaskan.

"gue nebeng Sansa."

Roy natap gue tajam. Dengan segera gue kabur sebelum gue berfikir buat ikut pulang bareng Roy, karena seinget gue... gue enggak pernah bisa nolak perintah ataupun permintaan Roy.

"ngapain dia ?" tanya Sansa yang sekarang dengan terang-terangan liatin Roy.

"enggak ada." jawab gue datar.

John menatap gue seolah ingin bertanya apa yang tadi gue obrolin bareng Roy. Karena gue males, John gue abaikan. Sebelum sampai di mobil John, gue ketemu Beny yang lagi sibuk dengan macbooknya. Dia duduk di depan mobilnya dan serius menatap layar macbooknya. Gue mau nyamperin Beny tapi enggak jadi karena John udah menghidupkan mobilnya.

ROY-ABLE - [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang