prolog

1.1K 43 0
                                    

"via, kamu lari sekencang kencangnya. Didepan sana ada kastil, kalau kamu ketemu sama central knight tunjukin surat ini ya" ucap seorang wanita berambut pirang, pergelangan kaki kirinya terluka karna terkena serangan dari para pengawal kerajaan

Gadis kecil yang bernama via tersebut ketakutan, banyak hal yang sudah dialaminya dalam 1 minggu belakangan ini. Pertama, ayahnya ditangkap oleh para pengawal kerajaan IRISH karna dituduh menculik putri mahkota keluarga IRISH. Kedua, rumah mereka dibakar secara tiba tiba oleh para pengawal kerajaan, untungnya via berhasil dibawa pergi keluar kerajaan IRISH bersama ibunya. Ketiga, keluarganya sudah menjadi buronan. Keempat, via harus lari menyelamatkan dirinya dr para pengawal kerajaan dan meninggalkan ibunya yang sedang terluka. Air mata pun jatuh ke pipi gadis mungil ini

"hei, janganlah menangis. Ibu slalu ada di sini" ucap sang ibu sambil menunjuk dada si gadis mungilnya "jangan nangis dong, ayah tidak akan suka melihat gadis kesayangannya ini menangis" sang ibu mengelap air mata yang jatuh di pipi gadis itu

"ibu, via gamau ninggalin ibu disini" ucap gadis mungil itu kepada sang ibu

"via enga ninggalin ibu kok, via cuma lari duluan aja. Nanti ibu nyusul via kok" sang ibu yang tersenyum sambil memakaikan kalung dileher gadis mungil itu

"ibu janji? Ibu gabakal ninggalin via kan?" ucap si gadis mungil

"iya sayang, ibu janji. Nanti kita bakal makan nasi goreng bareng ayah ya" ucap sang ibu sembari mengelus kepala si gadis mungil "nah sekarang kamu lari duluan, kalau lama lama disini nanti kita bisa terkejar pengawal"

Si gadis mungil itu memeluk sang ibu dengan erat, sang ibu meneteskan air mata seakan akan ini perpisahan dengan putrinya

"aku duluan ya bu!" teriak si gadis mungil yang bernama via sembari berlari menjauhi sang ibu

"iya nak, hati hati" air mata pun mengalir di wajah sang ibu

"cepat! Tadi mereka kearah sini!" terdengar suara gerombolan pria sedang berlari kearah tempat perpisahan sang ibu dan putrinya tadi

"Siapapun, tolong jaga via. Biarkan dia hidup dengan bahagia seperti teman temannya. Dan yang terpenting, tolong pertemukan via dengan lord raizel." ucap sang ibu dengan nada memohon kepada siapapun itu, ia mengelap air matanya dan mengeluarkan sihir api yang membuat pohon didepannya tumbang "siapapun kalian aku tidak akan takut! Aku rela mati demi keselamatannya! "
.
.
.
.

Dikamar~

"vi! Bangun!!" teriak seorang laki laki yang sedang menarik selimut via

"5 menit lagi kak" ucap via sembari mencari posisi nyenyak untuk tidur kembali

"gaada 5 menit 5 menitan! Bagun!! Udah jam setengah 7! Lu mau berangkat jam berapa?" balas si laki laki tersebut yang ternyata dia adalah kakak dari via

"hah?! Lu ga bangunin gue?! " via langsung bangun dan berdiri dari kasurnya

"udah dibangunin dari tadi bodoh" jawab si kakak dengan tatapan malas "gue berangkat duluan ya, bisa disetrap gue kalo nungguin elu"

"jangan! Tungguin gue! Gue cepet ko mandinya" teriak si adik sembari berlari ke kamar mandi untuk bersih bersih

Si kakak melihat adiknya yang tengah panik dengan senyuman kepuasan, tanda dia berhasil mengerjai adiknya "gece, gue tunggu diluar"

Via mandi kurang lebih selama 5 menit, hahahaha mandi apaan tu. Dia langsung memakai seragam dan mengambil peralatan untuk sekolahnya lalu berlari ke luar kamar.
Saat dia menuruni anak tangga, dia melihat kakak, dan kedua orang tuanya sedang mengobrol tanpa beban di meja makan. Dan via langsung mengecek hpnya untuk melihat jam, ternyata masih jam 6 kurang 10 menit "haha sialan" ucap via dengan wajah sebalnya. Via menuruni anak tangga dengan tatapan tajam kepada kakaknya

"mana katanya jam set 7" ucap via yang baru saja datang di meja makan

"lagian lu dibangunin dari tadi bukannya bangun ini malah kaya mayat idup" jawab si kakak

"awas lu raf" ucap via sambil menatap rafli dengan tatapan membunhh

Rafli Javad Malik, dia anak kedua dari tiga bersaudara. Kakak tertuanya adalah Zayn Javad Malik, dan adik kecilnya yang super nyebelin Octavia Azad Malik

"sudah sudah, mending kalian makan dulu" ucap mamah dengan halus dan dia memberi via segelas susu. Stevani iggert, itulah namanya. Wanita berambut coklat bermata coklat menatap kedua anaknya dengan tatapan teduh

"makasih mah" ucap via sembari meneguk susu pemberian mamahnya

"oh iya, kalian sabtu ini ga kemana mana kan?" kali ini si ayah yang berbicara. Rigya malik, itulah nama dari pria berambut hitam bermata merah ruby, dia adalah sosok ayah yang tegas

"enga ko yah, emang kenapa" jawab si kakak, rafli dengan muka wajah tak berdosanya, sedangkan via masih melihat rafli dengan tatapan membunuh

"kita ke lukedonia yuu" ajak sang ayah dengan gembira

"ayu! Lagi pula lascrea berhutang cerita sama aku" ucap via dengan nada gembira sekali

"buset seenak jidat manggil tanpa jabatan" ucap rafli yang sudah lelah dengan adiknya itu. Semua orang dilukedonia dianggap teman olehnya, mau para kepala keluarga, lord, para central knight, maupun sang noblesse. Via tak pernah memanggil mereka dengan hormat ataupun jabatan layaknya yg lain, dia langsung memanggil dengan nama panggilan mereka tanpa merasa berdosa

"oke deh kalo gitu, kalian sarapan dulu nanti takut telat berangkat sekolahnya" jawab si ayah mengakhiri obrolan di meja makan tersebut

"iyaa! " jawab via dan rafli serempak
.
.
.

Halo semuanya~
Selamat datang dicerita ini, semoga kalian suka yaaa😊 ini cerita fiksi pertama di account ini yang aku buat setelah sekian lama menghilang. Terima kasih telah membaca cerita ini, jangan lupa vote and coment yaa! 😚😚
-octavianzk

[1] Noblesse (Hidden Weapon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang