✨Tre (bahasa italia)
Rafli memarkirkan motor nicky didalam bagasi rumahnya, sedangkan via sudah masuk didalam mobil.
"yaampun rafli. Kamu abis ngapain? Ko berdarah? " ucap bi tuti dengan wajah khawatir. Baginya rafli dan via sudah seperti anaknya sendiri
Rafli hanya cengengesan "tadi abis berantemhehehe jangan bilang papah ya"
"tapi kamu gapapa? Mau diobatin dulu ga? " tanya bi tuti lagi
"gausah bi, aku pergi ya" ucap rafli sembari berjalan meninggalkan motor nicky "itu motor nicky bi, nanti dia kemari sekalian anterin mobil. Jangan lupa aktifin red ya bi, aku tinggal dulu, hati hati ya"
"iyaa, hati hati" ucap si bibi yang sedang berdiri didepan gerbang kediaman keluarga malik
Mobil yang ditumpangi via dan rafli langsung menuju ke bandara soekarno-hatta. Rafli mengambil jaket yang berada di kursi paling belakang, jaket itu diberikan kepada adiknya yang sedang cemas. "gausah panik, rai ga selemah itu ko" ucap rafli menenangkan adiknya
Via yang tadinya terlihat kuat, tegar, pemberani, tidak kenal takut berubah 180 derajat, dia tetaplah gadis umur 13 tahun yang sedang takut kehilangan seseorang yang berharga baginya. "tapi ka, energi kehidupannya kan menurun. Bagaimana jika dia tertidur slamanya saat kita masih dijalan?" ucap via sembari menatap rafli dengan mata berkaca kaca
"tenang aja, dia gabakal pergi sebelum ada lu ko. Dia sayang banget sama lu vi" ucap rafli sembari mengelus kepala adiknya untuk menenangkannya
"makasi kak" ucap via. Via yang tadinya cemas sekarang sudah kembali seperti semula walaupun dia masih memikirkan rai. Raizel namanya, kami menganggapnya adalah kakek (bukan kami, hanya via yang menganggapnya kakek.)
"iyaa" jawab rafli dengan lemah lembut
"rafli, di belakang ada baju sama perlengkapan kalian didalem tas. Tadi disiapin sm bi tuti" ucap pak joko, supir sekaligus satpam yang dipercayai oleh keluarga malik
"ah iya td aku udah liat ko, makasih ya pak" jawab rafli
"kamu abis berantem ya raf?" tanya pak joko
"hehehe tau aja si bapak" jawab rafli dengan cengengesan "jangan bilang papah ya pak" rafli melanjutkan kata katanya
"bukannya papah sama mamah udah tau? " ucap via sambil melirik kakaknya
"mamah tau, tapi papah belum. Bisa gawat kalo papah tau" ucap rafli yang sedang membayangkan papahnya sedang marah kepadanya "iih serem"
Via tersenyum melihat kakaknya yang seperti ini, rafli sangat perduli padanya, sama seperti papah, mamah dan zayn. Padahal mereka tau, via bukan anak kandung mereka, via adalah anak angkat yang ditemukan oleh zayn di hutan lukedonia saat via kecil dulu. Via tersenyum pahit mengingatnya
Rafli mengecek semua barang barang yang disiapkan oleh bi tuti, ada baju ganti, ada powerbank,kabel data, earphone, dompet berisikan mata uang indonesia dan korea, paspor, tiket pesawat, dan lain lain. Semuanya lengkap ada didalam 1 tas ransel berwarna biru tua milik rafli itu, rafli yang akan membawa tas tersebut. Dan tas selempang via yang isinya adalah paspor dan tiket pesawat mereka beserta barang barang kecil
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Noblesse (Hidden Weapon)
FanficGadis ceria itu telah mati. Satu persatu orang didekatnya mulai menjauh dan hanya tersisa beberapa orang saja Seorang Noblesse yang memiliki kekuatan sangat besar telah tumbuh dewasa. Musuh pun mulai menampakan dirinya. Teman menjadi musuh, musuh me...