17 + 7 = 24

62 13 0
                                    

✨mari berhitung

Via sudah selesai menceritakan semuanya dengan val, val sudah tidak kepo lagi sekarang. Tadi via juga sempat menanyakan bagaimana cara memutuskan tarish dengan cara baik baik, dan val menjawabnya... Sekarang via bertanya kepada kakaknya rafli, jawaban rafli dan val berbeda. Via tidak puas dengan jawaban kedua orang itu dia menemui tetangganya sekaligus sahabat kecilnya, fidan.

Ting, nong
Suara bel berbunyi, seorang perempuan dewasa berparas cantik membukakan pintu.

"selamat malam tante" ucap via sambil tersenyum

"ah via, malam juga sayang. Ada apa malem malem kemari? Mau ketemu fidan?" tanya perempuan dewasa, dia adalah ibu dari fidan

"iya tan hehehehe" jawab via sambil cengengesan

"ayo masuk" ajak ibunda fidan kepada via

"makasih tante" jawab via tersenyum manis didepan ibunda fidan

"sama sama sayang, kamu masuk aja ke kamar dia.. " ibunda fidan

"fidannya lagi dikamar tan?" tanya via

"iyaa, nanti tante bawain cemilan" ucap ibunda fidan

"gapapa nih tan?" tanya via memastikan ucapan ibunda fidan

"iyaa, kalau fidan macem macem jewer aja..." jawab ibunda fidan santai

"hehehe oke deh tan, via kesana dulu ya tan" ucap via sambil tersenyum kepada ibunda fidan

Ibunda fidan mengangguk, via pun pergi meninggalkan ibunda fidan. Via menelusuri anak tangga dan berhenti tepat didepan pintu kamar yang serba hitam dan terdapat sebuah tulisan nama FIDAN tergantung disana.

Via mengetuk pintu kamar fidan, via mengetuknya berkali kali tanpa jeda.

"bacot lu vi!" ucap seseorang didalam sana dengan suara sedikit tinggi

"hehehehhe gue masuk ya" ucap via sambil memutar gagang pintu...

Pintu kamar terbuka terlihat seorang laki laki berambut silver sedang tiduran diranjang berukuran king size disana. Dia terlihat sedang bermain dengan handphonenya, dia langsung melirik kearah via. "ngapain kesini? Gabut? Galau?" tanya laki laki itu. Namanya fidan, Gliyyen Fidanza

 Namanya fidan, Gliyyen Fidanza

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Gliyyen Fidanza, 14 yo]

"yang kedua" jawab via sambil menutup pintu kamar fidan.
Kamar fidan tidak terlalu gelap dan tidak terlalu terang...

"napa lagi coba?" tanya fidan, dia bangkit dari kasurnya dan pergi menuju meja belajarnya. "duduk sana" ucap fidan

"tau aja si ganteng" ucap via sambil cengengesan, karna fidan tau via menyukai kasurnya yang empuk. Padahal via kaya, via bisa membeli kasur yang lebih empuk daripada kasurnya tapi via tidak membelinya. Kalau bukan perempuan fidan pasti menyuruhnya duduk dilantai, sayangnya via adalah seorang perempuan

[1] Noblesse (Hidden Weapon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang