50 - 18 = 32

79 13 3
                                    

"in your left" ucap via

Luzel langsung menoleh kesamping, dan benar... Sebuah gumpalan darah mengapung ditangan kanan via, via pun tersenyum saat luzel menoleh kearahnya... Via menyerang luzel dengan gumpalan darah tersebut,

"mampus" ucap luzel
.
.
.

•Chapter 32•

Gumpalan darah tersebut menyerang luzel dengan kecepatan tinggi, untungnya luzel bisa menyelamatkan dirinya sebelum gumpalan darah tersebut mengenainya. Gumpalan darah tersebut bisa dibilang blood field.

"uda gila ya lo vi?" tanya luzel sedikit panik

"kan tadi lu yg bilang, ini gabakal berakhir sebelum ada yg menang atau ada yg mati.." jawab via santai

Luzel melirik kearah tempat penonton, luzel melirik kakaknya yang sedang bersantai disana.. Lalu luzel memalingkan pandangannya, "maaf, tapi gue gabisa ngalah kali ini" ucap luzel

"karna kakaklu? Harga diri keluargalu?" tanya via

"kata siapa? Fidan? Azariel?" tanya luzel

"lu lupa gue siapa? Gue bisa aja baca pikiran lu dari tadi, tapi gue gamau" jawab via santai. Matanya berubah menjadi merah menyala

Luzel tersenyum menyengir, "kalau gitu kita mulai lagi gimana?" tanya luzel

"tunggu sebentar yaa" ucap via.. Via memejamkan matanya,
.
.
.

"luzel dalam bahaya" ucap fajar

"ah tidak seru" ucap william menatap kearena pertandingan dengan wajah bosan

Semua orang melirik kearah william,

Haha. Rasanya pengen banget nyantet tu orang, gumam lucas dalam hati. Dia menatap william dan memberikan senyuman kepada william, senyuman yang terkesan sangat terpaksa

Nyebelin amat, gumam flora dalam hati

Semua orang sibuk dengan pikirannya masing masing setelah mendengar ucapan william, azariel memperhatikan wajah mereka satu satu.. Lalu ia tertawa kecil, membuat william menoleh kearahnya

"Kau menertawakan apa?" tanya william dingin

Azariel tersenyum, "ah saya menertawakan adik saya, begitu polosnya dia... Coba saja airin masih ada, saya jamin anda tidak akan berani menantang via..." jawab azariel

Good job zariel! Gumam fajar didalam hatinya

Bagos! Itu baru temen gue, gumam lucas didalam hati.

Guren menunjukan sedikit senyuman diwajahnya, tiba tiba guren menatap via... Ha? Kamu serius? tanya guren dalam hatinya

"maka dari itu karna airin sudah tidak ada aku harus membasmi 1 tikus lagi.. Tenang saja, kamu tidak akan menjadi targetku ko. Lagi pula kamu tidak akan pernah bisa sekuat airin, " ucap william dengan senyuman menyeringkai

Guren menatap via, lalu dia menghembuskan nafasnya.. Guren merogoh sakunya dan memakai kembali barang yang ia simpan daritadi di sakunya... Barang tersebut adalah segel perjanjiannya dengan via...

"jadi anda menganggap via dan airin tikus?" tanya azariel sedikit geram. Azariel tidak mempermasalahkan dirinya sudah diremehkan, tapi dia mempermasalahkan tentang airin dan via yang sudah dianggap tikus oleh william.

"tentu saja, tiku-" ucapan william terpotong akibat kepalanya diserang oleh seseorang.

William terlihat sedikit geram karena ada yang menyerangnya, tapi serangan tersebut terlihat main main. "siapa yang berani melakukannya?" tanya william

[1] Noblesse (Hidden Weapon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang