BAB 4 : Kakak Kelas Gila

62.6K 5K 2.2K
                                    

⁉️WARNING⁉️
CERITA INI SEDANG DIREVISI DENGAN VERSI TERBARU YANG LEBIH SERU. SO, JANGAN TANYA KENAPA PARTNYA CUMA SEGINI!

《 Aku saranin kalian bacanya selagi masih on going, karna cerita ini akan segera terbit dalam versi cetak. 》

Part ini aku dedikasikan untuk jadigede yang udah komen sampe spam untuk nembusin target di part kemarin😆 thank you yaaa <3
Nggak cuma dia, tapi semua readers tercinta yang stay di cerita ini, maaciyaa <3

•••

Crazy Boy
Lo emang senior gue. Tapi lo nggak berhak ngatur-ngatur hidup gue! Gue emang lugu, tapi gue nggak suka dipaksa dan diperintah! -Shevanya-

 Tapi lo nggak berhak ngatur-ngatur hidup gue! Gue emang lugu, tapi gue nggak suka dipaksa dan diperintah! -Shevanya-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Rey berdecak, tidak habis pikir dengan Vano yang mengorek tempat sampah untuk membantunya mencari sampah. Padahal, dirinya saja malas.

"Mending ke kantin Van, cewe gue udah nunggu di sana."

"Anjir, bisa-bisanya lo dapet pacar?" ucap Vano terkejut, menghentikkan kegiatannya yang tengah memungut sampah. "Siapa cewe lo? Sheva?"

"Bukanlah anjir. Beda jauh sama Sheva, dia mah cuma cewe cupu."

Vano terkekeh. "Bagus deh."

"Kenapa?"

"Dia terlalu baik buat lo yang brengsek."

Rey terpaku mendengar penuturan Vano. Sedikit tersinggung dengan Vano ya meskipun dia aku dirinya brengsek.

"Gila kali, gue mikirin dia!" Rey menyusul Vano menuju kantin. Sialan, dirinya ditinggal yang membuatnya berdesakan dengan yang lain.

SPP saja elit, kantin sempit.

"Sayang, kamu kok lama banget sih," ucap gadis berambut pendek, yang tiba-tiba datang merangkul lengannya. Namanya, Zeta. Pacarnya yang ke sekian.

Rey tersenyum menyesal. "Maaf ya. Tadi aku ada dihukum."

"Janji ngga diulang?" ucap Zeta manja.

"Hm."

"Ya udah ayok, aku udah pesenin kamu makanan. Kita ke meja sana." Zeta mengajak Rey menuju mejanya. Sontak, membuat mereka menjadi perhatian murid lain.

Zeta tersenyum bangga saat diledek teman-temannya. Tentu saja bangga, mendapatkan si bule yang di hari pertama dia sekolah sudah menjadi incaran semua siswi.

"Udah selesai mulungnya rang?" tanya lelaki berambut ikal dengan seragam yang tidak dikancingkan dan menampilkan kaos hitamnya. Namanya Fero, si vokalis band aliran musik rock yang merupakan teman sekelas Rey. Namanya juga trio rockers, tentunya Fero datang bersama dengan sobatnya yaitu Farrel dan Rico di sampingnya.

SHERENA (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang