BAB 15: Menjauh dan Maaf

44.6K 3.6K 1.2K
                                    

⁉️WARNING⁉️

CERITA INI SEDANG DIREVISI DENGAN VERSI TERBARU YANG LEBIH SERU. SO, JANGAN TANYA KENAPA PARTNYA CUMA SEGINI!

Buat silent readers,
kenapa kalian diem ngga pernah kasi feedback?💭

🍻 Call me with momsey🍻

Sebelum baca, ayo spam emot 🐬 dulu biarr semangatttt 🔥

•••

Mood.
Perasaan yang begitu cepat berubah dalam waktu singkat. Tersenggol sedikit, langsung bacok!

"WHAT? Lo suka sama Willy?" kaget Nila ketika dirinya tidak sengaja melihat buku halaman terakhir milik Avel yang tertulis nama Willy dengan emot love utuh dan patah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"WHAT? Lo suka sama Willy?" kaget Nila ketika dirinya tidak sengaja melihat buku halaman terakhir milik Avel yang tertulis nama Willy dengan emot love utuh dan patah.

Avel merebut buku bersampul kuning dari tangan Nila, menatapnya dengan pandangan tidak suka.

"Kenapa disembunyiin? Lo nggak percaya sama kita?"

Avel diam, namun gurat wajahnya menandakan bahwa gadis itu tengah gelisah.

"Lo nganggap kita sahabat, kan, Vel?" desak Nila. Ia hanya tidak mau ada sesuatu yang disembunyikan diantara mereka berlima hingga menyebabkan kerenggangan.

Sheva merasa tertohok mendengarnya. Perasaannya untuk Leon, menjadi rahasia yang dia simpan untuknya sendiri tanpa sahabatnya ketahui termasuk tentang masalah di keluarganya. Selama ini, mereka hanya tau bahwa dirinya memiliki hidup yang sempurna dilimpahi kasih sayang.

"Kenapa lo nggak pernah cerita, Vel?"

Avel menghela nafasnya kesal. "Ini bukan hal penting yang perlu kalian ketahui karena rasa suka gue, bukan prioritas gue untuk saat ini."

"Lo bilang nggak penting, termasuk persahabatan kita?" tanya Amanda kesal.

"Bukannya gitu .... "

"Apa? Gue nggak mau bilang ini, tapi karna udah bahas ini, gue mau bilang kalau lo selalu bersikap egois Vel! Gue tau nggak semua orang bisa cerita, tapi sebagai sahabat bukankah seharusnya saling percaya? Tapi gue lihat, selama ini lo selalu diem. Bahkan saat orang lain jatuhin lo sekalipun, lo cuma diem tanpa pembelaan!" ucap Nila kesal.

Amanda mendongakkan wajahnya menatap Avel yang sedang menunduk, "Ternyata bukan cuma gue yang ngerasa?"

"Vel, ada kita. Jangan bersikap seolah lo bisa semuanya sendiri, bisa?" timpal Lena.

Avel berdecih. "Gue emang suka Willy," ungkapnya dengan nada sedikit meninggi. "Gue diem karna gue nggak suka memperbesar masalah yang memicu keributan. Kalau kalian memang sahabat, tolong hargai keputusan gue dengan tidak menghakimi!"

SHERENA (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang