Bab 5 : Kamuflase

59.3K 4.9K 2.5K
                                    

⁉️WARNING⁉️
CERITA INI SEDANG DIREVISI DENGAN VERSI TERBARU YANG LEBIH SERU. SO, JANGAN TANYA KENAPA PARTNYA CUMA SEGINI!

《 Aku saranin kalian bacanya selagi masih on going, karna cerita ini akan segera terbit dalam versi cetak. 》

Part ini aku dedikasikan untuk arumynasharazeta
yang udah spam komen dan buat aku inget untuk update😆
thank you yaaa <3
Nggak cuma dia, tapi semua readers tercinta yang stay di cerita ini, maaciyaa <3

•••

Bolehkah, kita saling berbagi kisah penuh luka ini bersama? Tidak untuk menyakiti. Setidaknya, untuk saling memperbaiki.

-sherena-

It is so crazy!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

It is so crazy!

Rey menyerempet tubuh Sheva hingga berputar. Hampir terjatuh di atas aspal, sebelum akhirnya dengan gesit Rey menarik salah satu tangannya kencang pada posisi masih berada di atas motor umtuk mendekat kepadanya. Sheva memejamkan matanya takut, sampai tidak sadar dirinya tengah bersandar di dada bidang Rey. Posisi mereka begitu intim, membuat murid perempuan yang melihatnya terpekik histeris.

"Gimana? Masih mau ngelawan?" tanya Rey diiringi senyum miringnya.

Sheva mengontrol nafasnya, lalu menatap Rey tajam, "You're crazy and bastard boy!" Benar-benar tidak menyangka, jika Rey serius dengan ucapannya. Lelaki gila.

"Gue nggak bakal gitu, kalau lo nggak bantah ucapan gue Shevanya!" ucap Rey tajam.

"Sekarang, lepasin tangan lo dan buruan naik ke belakang! Kalau enggak mau kejadian tadi terulang!

Menjaga keselamatannya, Sheva memilih menuruti keinginan Rey. Ini pertama kalinya, Sheva dibonceng oleh lelaki dengan motor sport-nya. Karna biasanya, dia selalu dibonceng motor modifikasi Ghani yang berisiknya mengalahkan pasar. Dulu, Sheva memang pernah bermimpi ingin dibonceng motor sport layaknya tuan puteri. Namun, kesal saat impiannya itu justru dilakukan bersama kakel songong-nya.

"Pegangan anjir! Gue nggak mau nanggung risiko, lo jatuh!" tekan Rey, mengegas motornya.

"Ini udah pegangan, ish!"

"Jangan di situ! Pegang bagian belakangnya!"

"Hah?" beo Sheva tidak mengerti.

Rey memutar bola matanya jengah. Lama-lama, dia cepat tua karena selalu merasa kesal. "Jangan pegangan di jaket gue! Cukup pegangan di tas punggung gue! Gue nggak mau ada gosip jelek sama lo!

"Telat. Orang-orang udah pada tau! Gue juga risih diliatinnya." Sheva kesal sekaligus takut menjadi bahan bully-an fans Rey.

"Gue juga nggak sudi digosipin sama cewe kayak lo!" Rey melajukan motornya pergi.

SHERENA (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang