BAB 32: il gioco

26.5K 2.2K 424
                                    

[ Playing Now ]

‼️SEGERA TERBIT‼️

SEBELUM BACA, PENCET BINTANGNYA DULU SEBAGAI VOTE⭐️

APA ALASAN KALIAN MASII
LANJUT BACA CERITA INI? 👉🏻

SIAP JEMPUT SHERENA VERSI NOVEL?

JANGAN LUPA KOMEN DI SETIAP PARAGRAFNYA YAA BIAR AKU SEMANGAT UPDATE❤️‍🔥

•••

Percuma jadi anak pintar di bidang akademik tetapi tidak bisa diterapkan dalam kehidupan sosial. Bukan sekadar teori, praktek juga diperlukan.

Sesuai perkataan Lena, tepat pada pukul tujuh malam, gadis itu sudah sampai di depan rumahnya bersama dengan Nila di sampingnya dengan tas ransel di gendongannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sesuai perkataan Lena, tepat pada pukul tujuh malam, gadis itu sudah sampai di depan rumahnya bersama dengan Nila di sampingnya dengan tas ransel di gendongannya. Sesuai perkiraan Sheva, Lena pasti menginap di rumahnya dengan alasan mau belajar. Karena jika tidak, mana boleh dia malam-malam pergi ke sini apalagi menginap?

Sheva berdecak pelan lalu mempersilahkan kedua tamu terhormatnya untuk masuk ke dalam rumahnya. Kembali melancarkan aksinya dengan modus sok baiknya, kedua sahabatnya itu menyalimi tangan kedua orang tuanya yang tengah bersantai. Tidak hanya salim, keduanya bahkan berbincang sebentar seolah akrab dengan orang tuanya. Sedangkan Sheva sendiri, memilih untuk merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk si kamarnya. Hingga tak lama kemudian, kasurnya bergoyang yang pasti hal itu disebabkan oleh kedua sahabatnya.

"Huaaa Shevaa gue bete banget asli! Kesel gue sama dia! Pengin gue cakar rasanya dua orang itu!" teriak Lena frustasi.

"Diem anjir! Nanti orang tua gue denger!" peringat Sheva melempari Lena dengan bantal tidurnya.

"Anya ini makanan sama minumannya buat temen kamu!"

"Iya mah bentar."

"MAKASIH TANTE. TANTE EMANG TERBAIK DEH," teriak Lena dengan suara toanya.

"Jangan teriak-teriak, udah malam! Berisik, nggak enak sama tetangga."

Lena tersenyum canggung yang dibalasi dengan bibir tak bersuara dari Nila yang mengatakan 'mampus' kepadanya.

"Makanya jadi cewek tuh dijaga sikapnya," kata Sheva sambil membawa nampan berisi snack dan juga es teh.

Lena menghedikkan bahunya acuh sambil mencomot kentang goreng yang telah dilumuri dengan saos. "Susah udah dari sononya gini."

SHERENA (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang