⁉️WARNING⁉️
CERITA INI SEDANG DIREVISI DENGAN VERSI TERBARU YANG LEBIH SERU. SO, JANGAN TANYA KENAPA PARTNYA CUMA SEGINI!
Buat silent readers,
kenapa kalian diem ngga pernah kasi feedback?💭🍻 Call me with momsey🍻
•••
"Kedatangannya memberikan harap dalam situasi takut. Terlintas sebuah pertanyaan, apakah aku pantas dicintai?" —S
"Kamu terlalu sibuk bertanya sampai lupa bahwa setiap manusia memiliki kelebihan dan pemilik cintanya masing-masing."
"LENA ITU HANDUK GUE JANGAN LO LEMPAR SEMBARANGAN! JEMUR DI DEPAN SANA!" teriak Sheva dari arah samping rumah sembari memberi makan pada ikan peliharaan Deni di kolam.
"Ahah mampus kena sembur kan lo!"
Nila mendekat ke arah Sheva, "She, di rumah lo enggak ada bahan makanan yang bisa di masak gitu?"
Sheva menggeleng pelan, "Nggak. Mamah gue lebih suka beli langsung daripada nyimpen lama di kulkas."
"Ya terus gimana kita makan? Nggak ada bahan yang bisa di masak," keluh Nila.
Sheva kembali masuk ke dalam rumahnya setelah cukup memberi ikannya makan, diikuti dengan Nila di belakangnya. Di ruang televisi, tampak Amanda dan Lena yang tengah mengobrol sambil cekikikan geli memandangi ponselnya masing-masing.
"Ngetawaiin apa?" heran Sheva. Sudut matanya mengintip pada ponsel Amanda yang membuatnya sempat tertegun sebentar, lalu menggelengkan kepalanya pelan. Melihat hal yang dilakukan oleh kedua sahabatnya itu, membuatnya seperti nostalgia pada saat dirinya kelas sepuluh.
Saat itu, Sheva terjebak dalam dunia roleplayer. Dunia dimana segala sesuatunya menjadi mungkin sesuai kemauannya. Masuk ke dalam dunia itu, membuatnya merasa sangat senang namun juga sakit di waktu yang bersamaan saat mengingat semua itu adalah kepalsuan.
Roleplayer, sebuah permainan peran dengan identitas palsu dan menjalin hubungan yang palsu juga.
Namanya juga permainan, ada saat dimana semua itu harus berakhir. Tidak bisa dipungkiri, orang-orang yang dia temui di dalam dunia itu, membuatnya merasa ada dan dianggap. Mereka tulus. Membuatnya merasa sulit untuk lepas dari permainan itu. Tidak hanya Sheva, bahkan orang-orang yang bermain itu pasti akan merasakan hal demikian.
Sheva pernah memiliki pasangan dalam permainan itu meskipun saat itu dia telah menyukai Leon. Baper lewat ketikan dan menganggap perasaannya itu nyata.
Sheva sendiri merasa heran, dibanding dengan berusaha untuk mengejar cinta Leon, dia justru memilih untuk mengalihkan perasaannya itu lewat role player. Entahlah, dia sendiri merasa aneh, sebelum akhirnya dia memutuskan untuk left roleplayer, karena rasa jenuh dan ingin fokus dengan pendidikannya. Dimana dia ambis untuk mendapatkan nilai terbaik dalam mata pelajaran matematika sehingga nantinya akan terpilih untuk mengikuti olimpiade. Semuanya dia lakukan agar orang tuanya merasa bangga kepadanya. Namun nyatanya, semua itu tidak cukup bagi orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHERENA (Sudah Terbit)
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!! "𝓚𝓪𝓶𝓾 𝓪𝓭𝓪𝓵𝓪𝓱 𝓽𝓲𝓽𝓲𝓴 𝓪𝓴𝓾 𝓫𝓮𝓻𝓱𝓮𝓷𝓽𝓲, 𝓭𝓲𝓶𝓪𝓷𝓪 𝓼𝓮𝓶𝓮𝓼𝓽𝓪𝓴𝓾 𝓫𝓮𝓻𝓹𝓸𝓻𝓸𝓼 𝓭𝓮𝓷𝓰𝓪𝓷 𝓼𝓪𝓽𝓾 𝓷𝓪𝓶𝓪. 𝓢𝓱𝓮𝓿𝓪𝓷𝔂𝓪." ✎ᝰ. ⋆˚✿˖°♡₊˚ 🦢・₊✧ Reynand pikir, semua perempuan menyukainy...