BAB 25: About the truth

32K 2.8K 2.3K
                                    

[ Playing Now ]

‼️SEGERA TERBIT‼️

SEBELUM BACA, PENCET BINTANGNYA DULU SEBAGAI VOTE⭐️

APA ALASAN KALIAN MASII
LANJUT BACA CERITA INI? 👉🏻

SIAP JEMPUT SHERENA VERSI NOVEL?





Ketika kebenaran terbicarakan,
apa yang bisa dilakukan mengenai semua hal yang tiba-tiba terjadi? Menghindar, berhenti, atau justru melangkah maju?

Ketika kebenaran terbicarakan, apa yang bisa dilakukan mengenai semua hal yang tiba-tiba terjadi? Menghindar, berhenti, atau justru melangkah maju?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sheva menghembuskan nafasnya lelah. Mengambil note book birunya, kemudian mulai menyusun coretan kata dengan tinta merahnya.

Takdir bolehkah kau merubah hidupku sebentar saja.
Aku juga ingin bahagia seperti mereka.
Tanpa kekangan dan aturan berlebih yang membuatku bosan.
Aku tau mereka begitu karena menyayangiku.
Tapi apa harus sampai segitunya?
Ini menyakitkan.
Aku lelah dengan semuanya.
Aku pun ingin bahagia.
Semesta, maukah kau membantuku?

Shevanya.

"Udah selesai nulisnya?" tanya seseorang di samping Sheva yang membuatnya mengelus dada perlahan karena terkejut.

"Ngapain lo malam-malam masuk ke kamar anak gadis? Lo nggak mikir akibatnya, hah?!" bentak Sheva kesal setengah mati. Baru tadi siang Rey menyusup ke kamarnya lalu malam ini lagi?

Bukannya suka, kesal karena takut iya. Sheva tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya lebih dalam. Mengapa Rey sangat keras kepala padahal yang didekati memintanya menjauh? Meskipun tidak bisa dipungkiri sebagian hati Sheva menghangat karena masih ada yang peduli kepadanya selain Ghani.

"Gue bawain lo makanan karna gue tau lo belum makan." Rey menyodorkan Sheva beberapa kresek berisi makanan berat seperti fried chicken, sushi, martabak dan mie ayam pangsit kesukaannya disertai dengan beberapa camilan dan minuman.

Sheva menghembuskan nafasnya lelah saat amarahnya perlahan reda diganti dengan perasaan tidak enak. "Kenapa kamu repot-repot bawain ini semua padahal aku nggak minta? Lagipula, aku nggak mau!"

SHERENA (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang