BAB 30: Surprize

23.4K 2.4K 2.6K
                                    

‼️SEGERA TERBIT‼️

SEBELUM BACA, PENCET BINTANGNYA DULU SEBAGAI VOTE⭐️

APA ALASAN KALIAN MASII
LANJUT BACA CERITA INI? 👉🏻

SIAP JEMPUT SHERENA VERSI NOVEL?

JANGAN LUPA KOMEN DI SETIAP PARAGRAFNYA YAA BIAR AKU SEMANGAT UPDATE❤️‍🔥

•••

Talk.
Kalau kamu tidak belajar untuk berbicara, bagaimana bisa orang mengerti apa yang kamu inginkan. Belajarlah bicara jujur meskipun itu menyakitkan. Karena, tidak semua orang paham tanpa dibicarakan.

"Cepetan dikit napa She, Ini udah ditungguin loh kita dari tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Cepetan dikit napa She, Ini udah ditungguin loh kita dari tadi."

"Cerewet banget sih mulut lo! Sabaran dikit dong! Emak gue aja kagak pernah nyerocos panjang kayak lo, kok lo bisa secerewet mak lampir gini sih?!" kesal Sheva karena terus di recoki oleh mulut cerewetnya Avella Stefany.

"Nggak usah sewot, gue bilang cepetan!"

Tiga hari sudah mereka berada di kota asri yang sejuk dan indah. Kota yang menurut Sheva mengesankan dan membuatnya betah untuk berlama-lama tinggal. Sekarang dia mengerti mengapa beberapa orang sangat mengagumi kota ini. Bahkan sekarang, rasanya Sheva enggan untuk kembali dan andai saja bisa, rasanya dia ingin menetap lebih lama di kota ini. Sendirian dan mengasingkan diri tanpa seorang pun kenal. Menjadi seseorang yang baru seperti terlahir kembali, sepertinya rasanya menyenangkan.

Tepat pukul tujuh pagi, Sheva beserta dengan yang lainnya akan kembali ke kota asalnya. Banyak hal yang Sheva pelajari setelah mengikuti kegiatan study banding. Sheva bersyukur karena dirinya bisa terpilih untuk ikut serta dalam kegiatan ini.

Lima jam berlalu dan akhirnya rombongan mobil dari SMA SENCHANA telah sampai di sekolah tersebut. Dengan mengirimkan 2 guru pendamping; Pak Teddy dan Bu Dayu. Serta 3 orang siswa; Leon, Sheva dan Avel.

Suasana lingkungan sekolah sepi, karena proses pembelajaran masih berlangsung. Dengan menggeret kopernya, Sheva bersama dengan Avel dan Leon berjalan menuju gazebo untuk sekadar beristirahat. Sebenarnya mereka bertiga sudah diperbolehkan untuk pulang, namun ketiganya memilih untuk menunggu jemputan di sekolah.

"She, gue ke toilet sebentar ya. Udah kebelet nih," ucap Avel yang langsung saja berlari pergi menuju toilet utama di lantai satu.

"Dimana-mana pipis siapalagi kalau bukan Avel?" cibir Sheva menggelengkan kepalanya tidak habis pikir.

"Sheva," panggil Leon dengan senyuman manisnya.

SHERENA (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang