BAB 19: Quality Time (Zone)

29.6K 3K 1.1K
                                    

⁉️WARNING SEGERA TERBIT⁉️

CERITA INI SEDANG DIREVISI DENGAN VERSI TERBARU YANG LEBIH SERU. SO, JANGAN TANYA KENAPA PARTNYA CUMA SEGINI!

Buat silent readers,
kenapa kalian diem ngga pernah kasi feedback?💭

🍻 Call me with momsey🍻

Sebelum baca, ayo spam emot 🐬 dulu biarr semangatttt 🔥

•••

Playing on mulmed.




Why?
Tanpa kejelasan, mengambang di batas warna kelabu.

Lagi, Sheva berada dalam situasi yang membuatnya tidak nyaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lagi, Sheva berada dalam situasi yang membuatnya tidak nyaman. Niat hati weekend kali ini ingin bestie time untuk mendekatkan kembali hubungan persahabatan yang kemarin sempat merenggang karena masalah Avel, namun semuanya sia-sia saat quality time mereka diikuti oleh Rey beserta teman-temannya yang lain. Apalagi jika bukan karena pasangan baru yang sedang manis-manisnya. Jika bukan karena sahabat, mungkin saat ini Sheva memilih untuk pergi karena mood-nya yang sedang tidak baik.

"Kita mau kemana dulu?" tanya Vano begitu mereka sampai di loby mall.

"MAKAN!"

"NONTON!"

"TIME ZONE!"

Tiga pilihan dimana suaranya seri karena Sheva dan Vano yang memilih diam.

"Nonton dulu mumpung jadwal filmnya lagi bagus," ucap Lena keukeuh dengan pilihannya.

"Sarapan dulu, lah, lebih penting biar bertenaga menghadapi kenyataan," ucap Fero tidak mau kalah.

"Timezone aja, pagi gini masih sepi jadi nggak antri," ucap Farrel disetujui Rico. "Gue udah nggak sabar main bom-bom car," ucap Rico bersemangat.

"Lah, itu bisa nanti. Jadwal nonton ini yang nunggunya lama," protes Lena.

"Gini aja, Sheva sama Vano pilih apa?" tanya Rey melerai. Seketika, semua tatapan mata tertuju kepada Sheva dan Vano.

"Terserah yang traktir," ucap Vano singkat, yang memiliki makna semua keputusannya ada di tangan Rey dan Amanda sebagai tanda pajak jadian. Tepatnya, Rey yang membayar semuanya.

"Keputusan final ada di tangan lo, She, yang berarti lo nggak boleh bilang terserah," ucap Amanda.

Sheva mencebik malas, namun tak urung juga memberikan jawaban yang sekiranya netral. "Menurut gue berdasarkan efisiensi waktu, betul kata Lena. Pertama kita nonton dulu sesuai jadwal yang ada dan kalau pun jadwal tayangnya masi lama, kita bisa nunggu sembari makan yang penting udah pesan tiketnya. Lalu setelahnya, kita ke timezone, main sepuasnya tanpa mikir mau kemana lagi setelah itu."

SHERENA (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang