BAB 46: Palsu

18.6K 1.9K 634
                                    

[ Playing Now ]

‼️SUDAH TERBIT‼️

SEBELUM BACA, PENCET BINTANGNYA DULU SEBAGAI VOTE⭐️

APA ALASAN KALIAN MASII
LANJUT BACA CERITA INI? 👉🏻

JANGAN LUPA KOMEN DI SETIAP PARAGRAFNYA YAA BIAR AKU SEMANGAT UPDATE❤️‍🔥

•••

Di dunia ini terdapat banyak orang baik. Jika kamu tidak menemukannya maka jadilah salah satunya.

 Jika kamu tidak menemukannya maka jadilah salah satunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Danis belum pulang dari rumah sakit. Terpaksa Sheva meminta Felly menemaninya di rumah yang untungnya saja Felly mau. Tetapi sepertinya, ada udang di balik batu. Karena tujuan Felly menemaninya di rumah ingin menanyakan panjang lebar tentang si bule kepadanya.

"Oh jadi dia pindahan dari Belanda. Pantes ganteng gitu. Sosok idaman seperti di novel. Terus hubungan lo sama dia apa, kok dia sering main ke sini?" cerocos Felly.

"Cuma temen," balas Sheva malas.

"Seriusan? Kok kayanya dia perhatian sama lo ya."

"Pernah pacaran kemarin. Cuma sebentar terus putus."

Pernyataan Sheva tersebut membuat Felly memekik histeris dan merasa iri dengan Sheva.

"Bisa diem nggak. Awas aja kalau nanti lo bocorin hal ini sama keluarga kita!" ancam Sheva. Secara, Felly itu kan mulutnya ember seperti emaknya.

"Ihh harusnya itu loh seneng bisa pacaran sama dia. Kenapa di sembunyiin coba?!"

Sayangnya, kebahagiannya itu sementara. Banyaknya cuma sedih dan susah.

"Lo mau bantuin gue nggak Nya?" pinta Felly berbinar.

Sheva menaikkan sebelah alisnya tanda 'apa?'

"Bantuin gue deket sama bule itu."

Sheva terkejut dan ada sebagian dari hatinya yang tidak terima atas permintaan Felly. Meskipun Sheva kecewa dengan Rey, tapi tidak bisa dipungkiri bahwa Sheva masih ada perasaan lebih untuk Rey.

"Gak. Dia itu playboy!"
🐬🐬🐬

Entah sudah yang ke berapa kalinya gelas wine yang dia tenggak malam ini. Setelah kira-kira setengah tahun lamanya dia tidak pernah mencicipi minuman memabukkan itu. Namun untuk kali ini, dia melanggar janjinya untuk tidak berbuat nakal kembali. Dia hanya merasa frustasi. Pikiran, hati dan raganya lelah menghadapi semua ini. Cerita hidupnya terlalu berbelit dan banyak masalah tanpa berujung.

SHERENA (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang