SEBELUM BACA, PENCET BINTANGNYA DULU SEBAGAI VOTE⭐️
APA ALASAN KALIAN MASII LANJUT BACA CERITA INI? 👉🏻
JANGAN LUPA KOMEN DI SETIAP PARAGRAFNYA YAA BIAR AKU SEMANGAT UPDATE❤️🔥
• • • • •
Aku tidak menyangka dengan dirimu yang terlihat baik-baik saja. Kukira itu nyata, tetapi hanya kamuflase semata.
-reynand-
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rey memilih untuk bolos, daripada harus mengikuti 3 jam pelajaran Sejarah Indonesia yang saat melihat gurunya saja sudah membuatnya mengantuk apalagi ketika di jelaskan nanti. Dia paling tidak suka dengan pelajaran sejarah. Mengapa? Karena yang jelas banyak hal dibodohi dan tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya terjadi dulu. Lagipula, mengapa harus belajar hal yang sudah lalu bukan?
Rey memilih beranjak pergi menuju ke ruang tersembunyi yang ada di perpustakaan. Tempat yang jarang dikunjungi bahkan oleh petugas perpustakaan yang dengan nyaman bisa membuatnya tidur terlelap. Namun, belum sampai langkahnya ke tempat tujuannya, netranya justru menangkap dua sejoli yang tengah berada di depan perpustakaan dan nampak membicarakan sesuatu. Sampai sekarang, Rey tidak terima dengan fakta bahwa dirinya dipermainkan.
Kesal, dengan sengaja, Rey berjalan di tengah-tengah kedua orang tersebut yang membuat buku paket di tangan mereka saling berjatuhan karena tidak seimbang. Rey berhenti, mengalihkan tatapannya ke belakang, lalu menyunggingkan senyuman sinisnya begitu melihat emosi penuh kekesalan di wajah keduanya.
"Anjirr! Siapa sih lo yang bera ...." ucapan Sheva terhenti ketika menyadari siapa penabraknya. Dalam hati mendengus, karena sudah pasti Rey melakukannya dengan sengaja.
"Kalau jalan liat-liat dong! Masa orang segede gini gak kelihatan!" sentak Yosa tidak terima.
"Udah Sa. Mending beresin lagi," ucap Sheva menghentikkan Yosa yang akan menghampiri Rey. Sheva hanya tidak ingin terjadi keributan untuk hal yang menurutnya sepele ini.
"Munafik. Lo pikir oke?" ucap Rey keras dengan tatapan sebalnya.
Sheva mengernyit heran. Lelaki itu sungguh aneh. Dia yang menabraknya tapi dia sendiri yang misuh-misuh.
