BAB 29: Siapa Dia?

27K 2.4K 1.6K
                                    

‼️SEGERA TERBIT‼️

SEBELUM BACA, PENCET BINTANGNYA DULU SEBAGAI VOTE⭐️

APA ALASAN KALIAN MASII
LANJUT BACA CERITA INI? 👉🏻

SIAP JEMPUT SHERENA VERSI NOVEL?

JANGAN LUPA KOMEN DI SETIAP PARAGRAFNYA YAA BIAR AKU SEMANGAT UPDATE❤️‍🔥

•••

Miss.
Aku merindukanmu, sama sepertimu yang merindukan dia.

-unknow-

Jam pelajaran kelima menjelang istirahat, yang seharusnya diisi oleh Bu Xelo ternyata kosong sehingga saat ini murid kelas dua belas diberikan tugas untuk membuat vidio bernyanyi sambil memainkan alat musik di jam pelajaran seni musik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam pelajaran kelima menjelang istirahat, yang seharusnya diisi oleh Bu Xelo ternyata kosong sehingga saat ini murid kelas dua belas diberikan tugas untuk membuat vidio bernyanyi sambil memainkan alat musik di jam pelajaran seni musik.

"Rey lo mau ikut kita ke ruang seni nggak?"

Rey menoleh dengan bingung.

"Yehh, makanya jangan ngelamun. Ada tugas. Jamkoss kita," balas Vano tak santuy.

Rey menghedikkan bahunya acuh, "Gampang. Bisa nanti. Jamkos juga."

"Gue setuju sama Rey! Nggak perlu terlalu rajin nanti kalau nggak dihargai kan sakit," ucap Fero mendramatisir keadaan. "Nikmatin masa jamkosmu untuk suatu hal yang penting, tidur atau jalan-jalan caper ke adkel misalnya," lanjut Fero menaik-turunkan alisnya jahil.

Vano mendengus malas. Cobaan bagi murid pintar dan rajin sepertinya adalah dengan memiliki sahabat yang semuanya bisa dibilang suka membuat ulah kecuali Farrel yang terkadang kalem, namun karena terbawa arus pergaulan trio rockers membuatnya menjadi bagian seperti mereka.

"Gue nggak mau dapat nilai C. Ayo ikut gue atau gue laporin kalian ke bu Xelo," ucap Vano mengancam.

"Santai yang penting nilai ujian berkembang," ucap Rico yang tengah menyobek plastik berisi bakso pentol menggunakan giginya.

"Siapa yang ngijinin lo makan di kelas?" sentak Vano tidak suka.

"Jangan kayak cewe lah, Van. Ribet banget lo," balas Rico acuh.

"Lo mau gue laporin ke Shevanya, Rey? Just info aja dia nggak suka cowo bego." Vano menatap Rey untuk memprovokasinya. "Gue lihat-lihat dia cocok sekali dengan si Leon itu."

Vano tersenyum miring saat Rey menatapnya penuh permusuhan dengan dada bergerak naik turun karena emosi yang membuat nafasnya tak terkendali. Bahkan wajahnya hampir memerah karena cemburu? Sungguh menggelikan, namun membuat Vano cukup terhibur.

SHERENA (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang