BAB 17: Persimpangan Jalan

37.6K 3K 569
                                    

⁉️WARNING SEGERA TERBIT⁉️

Buat silent readers,
kenapa kalian diem ngga pernah kasi feedback?💭

🍻 Call me with momsey🍻

Sebelum baca, diharapkan untuk memberikan vote terlebih dahulu🔥

Spam emot "🐬" kalau udah siap
bacanya 🔥

•••

Something big.
"Sesuatu hal yang besar, diawali dari hal kecil terlebih dahulu. Everything's need
a process."

"WOY JANGAN LUPA BAYAR KAS! MASIH PAGI AJA UDAH JAJAN DI KANTIN, KAS YANG CUMA 2 REBO AJA PADA KAGAK MAMPU!" koar Lena si bendahara dua kepada seluruh penghuni kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"WOY JANGAN LUPA BAYAR KAS! MASIH PAGI AJA UDAH JAJAN DI KANTIN, KAS YANG CUMA 2 REBO AJA PADA KAGAK MAMPU!" koar Lena si bendahara dua kepada seluruh penghuni kelas. Apalagi dengan suaranya yang super toa nangudzubillah.

"WOI PADA BUDEG KALI YAK! GUE BILANG BAYAR KAS WOY JANGAN PADA NUNGGAK! UDAH GITU YANG NGUTANG KE KAS JANGAN LUPA BAYAR!"

"Berisik Lenoy! Ganggu aja!"

"Tau! Perasaan gue baru kas kemarin udah di tarikin aja."

"Jangan korupsi lo Len! Gue baru bayar kemarin padahal!"

"Besok aja dah bayarnya."

"Tanggal tua nih bokek gue. Pengeluaran banyak tetapi pemasukan malah noob!"

"Nggak usah sok rajin deh. Kas buat apa coba?!"

"Enak di bendaharanya nanti ck."

Begitulah jawaban dari para murid ndableg di kelas ini yang membuat Sheva menghela nafas panjang berusaha sabar.

"EH KALI..."

"Heh dengerin gue!" perintah Sheva namun diabaikan. Sheva kesal karena diabaikan dan membenci situasi tersebut.

"Ya udah kalau nggak mau denger! Gue cuma mau bilang, bayar uang kas yang nunggak atau pun yang merasa hutang! Kalau enggak, gue bakal bilangin ke Bu Tara wali kelas kita! Lagian ini juga buat kepentingan bersama yang mana kita dimintai iuran buat kegiatan sekolah!" tegas Sheva menahan kesal.

"Ya udah lo aja yang bayar She. Kan semua uang kelas ada di lo," ucap Willy dengan gampangnya.

"Iya tentu gue yang bakal bayarin ke kesiswaan. Tapi uang darimana kalau kalian aja pada nggak bayar kas!"

"Lah, kan, kita-kita setiap minggu dua hari sekali udah kas."

"Banyak yang hutang kas dan belum dibayar, buat yang ngerasa aja," timpal Lena.

Sebenarnya Sheva tidak ingin membahas ini lebih lanjut yang justru nantinya berujung pada pertengkaran.

"Udah deh. Gue nggak mau hanya karena masalah kas dan uang, kita jadi berselisih. Gue sebagai bendahara kelas cuma mau ngingetin kewajiban kalian buat bayar kas. Kalian  pikir jadi bendahara itu enak? Enggak! Banyak tanggung jawab dan sering nombokin! Buat kalian yang mikir bendahara itu enak karena megang banyak uang, sini deh gantiin di posisi gue!" ucap Sheva membuat seisi kelas menjadi hening dan menatapnya dengan berbagai pandangan.

SHERENA (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang