BAB 28: Believe It

33.3K 3.1K 1.5K
                                    


‼️SEGERA TERBIT‼️

SEBELUM BACA, PENCET BINTANGNYA DULU SEBAGAI VOTE⭐️

APA ALASAN KALIAN MASII
LANJUT BACA CERITA INI? 👉🏻

SIAP JEMPUT SHERENA VERSI NOVEL?

JANGAN LUPA KOMEN DI SETIAP PARAGRAFNYA YAA BIAR AKU SEMANGAT UPDATE❤️‍🔥





Trust
Suatu hubungan tidak akan berjalan lancar tanpa adanya kepercayaan dari kedua belah pihak yang terlibat.

TrustSuatu hubungan tidak akan berjalan lancar tanpa adanya kepercayaan dari kedua belah pihak yang terlibat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sheva yang terlihat begitu sibuk, sampai membuat heran Amanda, Lena dan juga Nila. Mondar mandir tidak jelas, dan serba grasa grusu. Bukannya apa, hanya saja membuat pusing bagi yang melihatnya. Satu orang saja sudah membuat mereka pusing tujuh kepalang, apalagi sekarang ditambah dengan Avel si cewek yang maunya serba perfect dengan bertingkah sama anehnya seperti Sheva.

"Vel jangan lupa buku yang warna ijo itu ya," ucap Sheva sembari mengecek beberapa tumpukan buku yang sedari tadi menjadi objek kesibukan mereka berdua.

"Tenang aja. Punya gue udah terkendali semua. Tinggal nunggu surat," kata Avel membuat Amanda, Lena, dan Nila mengerutkan keningnya bingung.

"Kalian berdua itu kenapa sih kok kayaknya ribet banget?"

"Urusan negara, kalian nggak usah kepo!" celetuk Avel yang mendapat cibiran kesal dari ketiganya.

"She, mending lo makan dulu deh. Lagian juga udah bel," nasehat Lena merasa khawatir dengan kondisi fisik Sheva yang tidak boleh sampai kecapekan.

"Tanggung Len. Ini bentar lagi juga kelar beres-beresnya. Tinggal minta tanda tangan buat suratnya."

"Emang kenapa si, She?" bingung Nila yang semakin tidak paham dengan tingkah aneh sahabatnya itu.

"Kebiasaan ya, aku cari-cari juga dari—"

"Ceritanya nanti aja ya. Gue harus buru-buru. Yuk Vel," ucap Sheva mengajak Avel pergi dari kelas sembari membawa tumpukan buku yang mereka susun tadi.

"—tadi taunya malah ngilang ...." lanjut Rey dengan pandangan mata menatap Sheva yang sudah tidak terlihat di sudut pintu.

Rey menghembuskan nafasnya sedikit kecewa. Bisa dipastikan jika tadi, Sheva tidak sadar dengan kehadiran Rey yang menghampirinya ke dalam kelas ini. Sudah satu minggu ini Sheva selalu sibuk dengan kegiatannya yang membuat Rey rasanya nyaris gila karena ingin menghabiskan waktu bersamanya. Di pesan pun balasannya lumayan lama dan singkat sampai Rey berfikir apa kesalahannya. Niatnya sepulang sekolah nanti Rey ingin mengajaknya jalan-jalan, namun apalah daya dirinya diabaikan.

SHERENA (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang