BAB 47: Ketakutan

19.4K 1.8K 685
                                    


‼️SUDAH TERBIT‼️

SEBELUM BACA, PENCET BINTANGNYA DULU SEBAGAI VOTE⭐️

APA ALASAN KALIAN MASII
LANJUT BACA CERITA INI? 👉🏻

JANGAN LUPA KOMEN DI SETIAP PARAGRAFNYA YAA BIAR AKU SEMANGAT UPDATE❤️‍🔥

•••

"Trauma yang terus ada meskipun telah berlalu pada bagian yang disebut dengan masa lalu, rasanya sangatlah menyiksa."

"APA? GAGAL? KALIAN ITU BECUS NGGAK SIH KERJANYA?! MASA CUMA GADIS LEMAH SEPERTI DIA KALIAN NGGAK BISA!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"APA? GAGAL? KALIAN ITU BECUS NGGAK SIH KERJANYA?! MASA CUMA GADIS LEMAH SEPERTI DIA KALIAN NGGAK BISA!"

"....."

Sang tokoh semakin geram mendengar pengakuan dari si pelayan. Dia kira, rencananya sudah berjalan lancar dan hanya selangkah lagi dia bisa memusnahkan gadis itu. Tetapi ternyata sang tokoh utama kembali berperan maju dalam ceritanya. Membuat si tokoh kesal bukan main.

"Saya mau, kalian lakukan apa pun semua hal kepada gadis itu asal dia menjauh darinya!"

Klik.

Sambungan telfon diputuskan begitu saja oleh sang tokoh.

Ketidaksukaannya kepada gadis tersebut semakin besar kala usahanya untuk melenyapkan gadis itu kembali gagal oleh si pangerannya.

Baiklah jika begini, sang aktor harus terjun langsung di lapangan, untuk menghancurkan gadis lemah tersebut.

Tunggu tanggal mainnya, bersiap-siaplah akan kejutannya.

To: She
Bersiap-siaplah menyambutku sayang. Selamat, karena Tuhan masih memberikanmu kesempatan karena ketidakbecusan anak buahku. Tunggu kejutan selanjutnya😈

🐬🐬🐬

Sheva memeluk gulingnya erat karena merasa tidak bisa tidur malam ini. Sebenarnya dia tidak bisa tidur jika dalam keadaan hening dengan bawaan telinganya yang sakit mendengar sesuatu yang begitu sepi. Meskipun telah dicoba berulang kali untuk tidur dengan memejamkan matanya, pada nyatanya rasa kantuk itu belum juga dirasakannya.

Hingga beberapa jam kemudian, rasa kantuk itu mulai dirasakannya dengan kesadarannya yang perlahan hilang menuju alam mimpi. Tapi, belum juga tidur terlelap, sosok bayangan hitam yang berasal dari jendelanya, seolah memaksa dia untuk tetap terjaga meskipun kantuk telah melanda. Sheva mengikuti nalurinya dengan mengamati siapa sosok tersebut. Dia berharap, hal itu hanya sekedar halusinasi saja sehingga dia bisa melanjutkan tidurnya.

Tapi nyatanya, sosok tersebut semakin mendekat. Sheva menjadi takut. Dia pun memilih untuk memejamkan matanya erat. Takut yang datang itu hantu. Ingin langsung pergi, tetapi tubuhnya serasa lemas karena sosok tersebut yang mendekat ke arahnya. Sheva mengenali aroma parfum berbau kopi itu. Wanginya terasa familiar di indera penciumannya.

SHERENA (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang