Author pov...
Bel pulang sekolah akhirnya bunyi, Gesya bergegas menereskan bukunya begitun dengan sahabat-sahabatnya, setelah itu mereka menaiki lift menuju ruang sanggar, memang di sekolah mereka ini memiliki lift dan tangga manual tapi Gesya and the geng mustahil berjalan kaki menuju lantai tiga.
setelah sampai, Tita langsung masuk ke sanggar Drama, dan Gesya,Quin serta Jino ke ruangan sanggar tari, mereka berjanjian untuk pulang bersama setelah latihan.
" Semuanya lihat tagan Gesya, itu contoh yang baik, setelah ke kiri dua kali ke kanannya satu kali aja, langsung lentikin ke atas, ayo!!!" teriak Coach Andalan pak Yuno yaitu, kak Bella. mereka sudah akrab dengan kak Bella sebab selama dua tahun ini mereka di latih Oleh kak Bella.
" Ayo!!! ikutin irama " teriaknya lagi, dan mereka makin bersemangat
" Awhkkkkk Quinnn" Pekik Gesya saat kakinya di injak oleh Quin.
Quin langsung memegang Gesya dengan rasa bersalahnya " Maaf Ges, gue gak lihat" minta Quin.
" iyaudah, Gpp. ini udah agak baikan kok" ucapnya.
Akhirnya latihanpun selesai, Gesya,Quin,dan Jino udah selesai sementara Titapun juga sudah selesai dan oh iya Tita lebih suka ber Drama di banding Tari yah kalian taukan kalau Tita tomboy?mana mungkin suka tari.
Sesampainya di parkiran, Mereka berempat bingung, mau di bagaimanain mobil mereka dan motor jino? sedangkan mereka berjanji makan dulu di restaurant Gesya untuk mengisi perut.
" Motor lo no, dan mobil kalian berdua taruh sini aja, kita naik mobil gue ke resto" Ide Gesya.
Mereka menggeleng " Yaudah, bawa masing-masing aja kalau gak mau simpen yukkk" lanjut Gesya.
dan menuju ke mobilnya.
" Ban mobil gue kempes!" ujar Gesya.
" Gue juga" sahut Quin
" Motor gue gak ada bannya " ujar Jino
" kok mobil gue enggak yah?" sahut Tita
" Cek dulu coba! di sebelah" Suruh Gesya dan benar saja mobil Tita malah di coret menggunaka Piloks berwarna merah di mobilnya yang berwarna Hitam.
" Anjing" Tita menendang ban mobilnya kesal.
" CCTV yah, kita ke ruang Pak Asep sekarang" pak Asep satpam terpercaya di sekolah ini. ajak Jino.
Mereka berempat berlari menuju ruangan dan untung saja pak Asep mengunci pintunya, mereka langsung masuk ke dalam ruangan lalu di carikannlah rekaman CCTV siang tadi.
" Firasat gue benerkan? pasti si rasya dan temenya, tunggu aja besok" ucap Tita
" ehmm pak Asep, tolong rekaman tadi di Copy in ke Flash saya sekarang " minta Gesya mengeluarkan flash dari tasnya dan memberikan pada Pada Pak Asep.
Pak Asep memulai memindahkan rekaman CCTV dalam flashdisck Gesya untuk sebagai bukti, untuk di perlihatkan pada kepala sekolah nantinya.
Hari ini terpaksa mobil mereka masuk semua di bengkel, dan begitupun motor jino, ban motor belakangnya sudah tidak ada dan di gantung di atas pohon.
" Gue telfon Sopir dulu buat jemput dan anter kita ke Resto" Gesya memberitahu mereka dengan mengeluarkan Hp-nya dari saku seragamnya.
" Iya, gue udah laper banget " ujar Jino
Tita dan Quin melihat sinis Jeno " Lo tadi gak kenyang makan somay Bi Wati 20?" sewot Quin.
Jino menggaruk kepalanya, dan mengingat kejadian tadi, saat ia minta tambah somay
dan Gesya lah yang membayar" Yaelah Qui, lo kan tau perut gue gimana?" Jeno membela diri
" Perut lo perut karet!!!" Ucap mereka bersamaan.
"Hehe"
Setelah di jemput Sopir ke Restaurantnya untuk mengisi perut mereka, Pak Deno pun kembali ke rumah karena ada yang harus ia kerjakan, suruhan dari bunda Fatya , untuk mengantar pesanan Catering di rumah sahabat bunda Fatya.
" Eh Non Nalu" Sapa salah satu Karyawan di restaurant, yang sudah sangat mengenal Gesya.
Emang jika di area luar begini, Gesya selalu di panggil denga Kata Nalu, sebab bunda Fatya selalu memanggilnya seperti itu, jadi semua karyawannya juga hanya mengikut.
" Bunda mana?" Tanyanya pada sang kariawan " eh kalian duduk dulu nanti gue pesanin " suruhnya pada ketiga sahabatnya itu
merekapun mencari meja yang sangat nyaman mereka duduki.
" Bunda Non, lagi di Acara ulang tahun sahabatnya" jawabnya
" Oh " Gesya mengangguk " ehmm gue pesan Steak daging empat minumnya jus Avocado empat" pesannya dan langsung berjalan menuju meja di mana sahabatnya berada.
Sesampainya di rumah, setelah mereka menggunakan jasa Grab , Gesya langsung maduk ke kamar, seperti biasa di rumah hanya ada dia dan asisten-asisten rumah yang sibuk membersihkan.
Kamar bernuansa pink blue di hiasi tulisan-tulisan yang bermakna indah, serta sudah di sediakan juga walk in closed untuk ia berganti baju.
Ting!
pesan masuk di Hp Gesya, ia langsung membuka cepat, dan ternyata dari bunda fatya.
Bun♥: Kamu jemput bunda yah
Gesya: Gimana sih, kan bunda bawa mobil?
Bun♥: sayang, mobil bunda di bengkel, dan mobil rumah lagi di gunakan
Gesya: Bunda ku sayang yang cantik se antera, mobil Nalu juga di bengkel
Bun♥: Yah😌
Gesya: Pesan taxi online bun!
Bun♥: oh iya😁
Gesya: Tuh kan😤
Gesya menutup matanya dan tertidur lelap, padahal di meja makan sudah di sediakan makanan untuk Gesya nakun ia selalu beralasan sudah kenyang, jadi makanan itu kadang di buang kadang di berikan untuk pengemis yang sering lewat di Depan lorong kompleks elit Gesya.
" Tumben pada datang " Tegur Gesya yang keluar dari Lift di rumahnya, saat melihat bunda Fatya dan ayah Eno sedang menonton TV di ruang keluarga
" iyalah sayang, bunda males di Apartemen" ucap bunda Fatya
Gesya duduk di samping ayah dan bundanya " ayah punya apart, nalu juga, bunda juga! trus rumah ini ada buat apa? kalau gak ada penghuninya? ayah dan bunda terlalu sibuk !" ketus Gesya
bunda Fatya mengelus rambut Gesya
" sayang, kalau Apartemen gak ada, emang kamu mau kalau bunda dan ayah sakit karena jauh banget suka nyetir sendiri?"" nalu juga gak mau bun, tapi nalu mau bunda dan ayah merhatiin nalu, nalu butuh bunda dan ayah"
" nalu? kalau itu mau kamu, lebih baik kita pindah rumah saja, di banding jika ayah dan bunda gak boleh lagi tinggal di Apart, kita cari rumah yang deket kantor ayah dan resto kamu. biar kamu gak ngerasa kesepian lagi"
" ini juga demi kebaikan kamu sayang, gimana kalau bunda dan ayah pindah ke Kelapa ganding , sekolah kamu gimana? kamu mau? pindah sekolah?" ucap bunda Fatya
" Ishhhhhh !!! maksud nalu gak gitu bun, hikss...hikss...hikss nalu cuman mau bunda dan ayah selalu ada di rumah ini, ayah dan bunda cari sopir atau apalah itu hikss...hikss" Gesya berlari ke lift dan menindis lantai dua di mana kamarnya berada.
" Nalu sayang " panggil bunda Fatya.

KAMU SEDANG MEMBACA
RASYA Gesya
Teen FictionNalury Gaby Gesya Ranfi, perempuan malam (bukan berarti sering jual diri) tidak. Gesya tidak seperti itu, ia bersekolah, anak orang kaya raya, tinggal di sebuah Apartemen sendiri selama ia jadi anak SMA ia memilih untuk tinggal di Apartemen sendiri...