Gesya terdiam mendengar ucapan dari anaknya itu yang sangat polos, sementara itu ayah dan bundanya sangat kaget mendengar Beybi mengatakan 'papa'
" ehmmm gin...gini yah,bun. sebenarnya papa Beybi sudah bertemu kami selama berapa bulan ini dia juga cari kami berdua, dan akhirnya bertemu di bali, Nal...nalu sempet marah banget dan sakit hati, tapi kembali lagi Nalu fikirin Beybi, dia selalu nanyain papanya mana dan pada saat itu juga si Rasya itu hadir" ucapnya Gesya
" Anak siapa dia biar ayah suruh tanggung jaw___"
" yah...yah besok dia bakal ke sini dan minta maaf, bahkan minta nikahin Nalu, tapi Nalu gak bisa bahkan belum bisa, karena nalu gak cinta sama dia, perasaan nalu gak bisa di paksain kan?"
" sayang, mau gimanapun dan apapun yang akan terjadi, jika laki-laki itu akan meminta maaf dan mengakui kesalahannya di depan ayah dan bunda, itu semua terserah kamu, tapi, fikirin lagi kedepanya gimana sama anak kamu!" ucap Bunda Atya.
" Bun, Nalu gak pernah punya perasaan sama dia, dan itupun dulu waktu nalu hamil anak dia, di situ nalu gak punya perasaan apa-apa, nalu seperti di jebak yah bun, nalu nangis-nangis mikirin gimana ayah dan bunda, apa lagi kan nalu baru lulus sekolah, makanya nalu sangat takut tapi mulai hari ini nalu akan coba membuka hati " ucapnya.
" siapa orang tuanya?" tanya.
" kebetulan di bali Nalu kerja udah 3 tahun dan bos nalu itu sangat sayang sama Beybi, bahkan dia nerima nalu walaupun lulusan SMA doang, dan ternyata dalam 3 tahun ini nalu kerja sama ayahnya Rasya, nalu sama sekali gak tau"
" nama orang itu siapa?" tanya ayahnya.
" namanya opa bos" jawan Beybi tengah sibuk bermain
" heheh namanya pak william, dia sangat sayang sama Beybi" ucap Gesya.
" William? yang cabangnya banyak di indonesia? bunda ingak gak sih cabang kita pernah kerja sama untuk pembuatan Apartemen dia bali?"
" oh iya Pak william bunda ingat"
" jadi dia ayahnya pria yang ngehamilin kamu?"
" namanya Rasya ayah, gak enak di dengernya gitu" protes Gesya.
" iya...iya, udah makan sayang?"
tumben-tumbennya ayahnya menanyakan kalau ia sudah makan, dulu-dulu aja gak pernah, malahan dalam sebulan mereka sekeluarga makan saja hanya satu kali sebulan saking kesibukan orang tuanya.
" udah tadi di buatin ibu aku" jawab Gesya.
" ibu siapa?" tanya ayahnya
" ehmm jadi ayah dan bunda taukan selama ini nalu bareng bibi, yang udah ngerawat nalu dari kecil, dan nalu manggilnya ibu sampai ini nih anak aku manggilnya juga ibu kebiasaan denger aku" ucapnya.
" trus bibi kemana?" tanya bunda Atya
" ibu di apartemen nalu, lagi beresin barang kami di sana karena kami bakal netap di jakarta lagi"
" kalian di rumah ini aja sayang, di sana terlalu sempit nak, biar cucu ayah ini leluasa mainnya"
" Enggak yah, walau bagaimanapun Nalu tetap di sana, pasti nalu ke sini juga kok, di sana udah nalu anggap rumah sendiri, maklum lah yah, nalu kebiasaan hidup mandiri"
" Mama kita di rumah oma dan opa saja, di sini luas, di apaltemen mama cempit"
" Beybi! mama gak pernah ngajarin beybi jadi anak gak terima keadaan yah! beybi ikutin siapa sih" tegur Gesya.
" maaf mama, beybi salah" ucapnya.
" yaudah yah,bun Nalu pamit pulang, ini udah malem banget, gak enak lagi bawa beybi malem-malem gini" ucapnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
RASYA Gesya
Fiksi RemajaNalury Gaby Gesya Ranfi, perempuan malam (bukan berarti sering jual diri) tidak. Gesya tidak seperti itu, ia bersekolah, anak orang kaya raya, tinggal di sebuah Apartemen sendiri selama ia jadi anak SMA ia memilih untuk tinggal di Apartemen sendiri...