Saat ke bandara penerbangan sudah di tutup ia terpaksa tidur di bandara daripada besok ia terlambat balik, dan untung uangnya masih banyak yang ia simpan.
Gesya tidur di kursi, setelah selesai makan di resto yang untungnya masih buka, hingga tenaga Gesya masih ada, langsung ia mengecek Tiket pulang besok pagi.
" Amsterdam-Bali? kok hanya bali? jakarta gak ada? 100 penumpang doang, dan sekarang udah 90, aku harus beli ke Bali aja" ucapnya setelah membeli lewat HP.
paginya ia terbangun dan bandara masih sepi tapi di area ujung sana sudah ramai orang yang sepertinya turis yang akan ke bali, ia langsung berlari dan ia mereka rombongan beberapa turis yang bakal ke bali.
di dalam pesawat ia hanya sibuk tidur di sertai mual-mual kecil yang ia rasakan, kadang ia mengelus perutnya, dan memikirkan bahwa ia akan pergi dan bagkit dan akan membuktikan bahwa inilah Gesya yang mereka rendahkan dengan anaknya.
Sania💙
Lo di mana?
di pesawat menuju bali
gimana di sana?
gue di usir, ya gak papalah ini semua
salah gue kok jadi gue gak boleh egoiislo gak boleh nyerah, saran gue, lo netap aja di bali, lo kerja di sana nyari uang buat anak lo, nanti gue nyusul kalau lo udah 9 bulan.
iya makasih saran lo.gue mau lanjut
tidur yah masih lama nyape kok.iya. Mwahhhh😢
beberapa jam kemuadian akhirnya sampai juga di bandara bali, Gesya sangat senang sampai kembali ke indonesia, sekarang tugasnya mencarai Apartemen karena besok ia bakal balik ke jakarta untuk mengambil barangnya dan membawa bibi ke bali untuk menemaninya tinggal.
" berapa per bulannya?" tanya Gesya
" 5 juta perbulan, kalau mau permanen sampai 100 jt, seumur hidup"
" yaudah, 100 juta, udah lengkap?"
" tiga kamar, 3 toilet, ruang nonton, dapur, ruang tamu, roftoop dan ruang makan" ucap sang resepsionis
" oke, tapi itu sudah bisa saya dekor sendiri kan?"
" iya"
" yaudah, ni kartu kredit saya, kamarnya nomor berapa?" tanya Gesya
" 134, lantai 2, bisa di antarkan oleh asisten
perusahaan." oke mkasih" setelah memberikan kartu kreditnya.
Gesya langsung menuju ke Apartemen barunya yang berlokasi dekat dengan pantai sesuai keinginannya, dan pula dekat dengan rumah sakit!
" momy laper nak, kita pesen online aja yah makanannya" ucap gesya mengelus perutnya.
iapun membuka aplikasi delivery untuk memesan makanan dan di antarkan ke Apartemennya.
" okey sayang, ehmmm kita gak boleh boros ayah dan Bunda udah gak mau nerima kita lagi" Gesya meneteskan air matanya mengingat nasibnya sekarang.
sudah jam 3 subuh, Gesya baru tidur setelah merapikan pakaiannya, belum lagi besok jika ia balik ke jakarta mengambil barang-barangnya, dan menjual mobil mewahnya, tas brandednya, pakaiannya, dan ia akan hidup sederhana kembali, jauh dari orang-orangcyang tak mau menerimannya dan bayinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
RASYA Gesya
Teen FictionNalury Gaby Gesya Ranfi, perempuan malam (bukan berarti sering jual diri) tidak. Gesya tidak seperti itu, ia bersekolah, anak orang kaya raya, tinggal di sebuah Apartemen sendiri selama ia jadi anak SMA ia memilih untuk tinggal di Apartemen sendiri...