Pengunduran Diri

8.8K 230 8
                                        

W kasih yang anget-anget di bawah.

.
.
.

Pagi ini Gesya memberanikan diri ke kantor setelah kejadian 3 hari lalu yang menimpahnya dan anaknya, bukan maksud ingin masuk kerja lagi, tetapi ia akan mengudurkan dirinya dan tidak bekerja lagi di perusahaan pak William.

" yahhhh gaby, bakal kangen banget aku, kamu temen aku yang paling baik" ucap Devi

" iya dev, aku juga. maaf yah kalau selama ini banyak salah atau apapun itu"

" kita hanya manusia biasa gaby, aku juga minta maaf, yaudah aku anterin ke ruangan pak bos"

" ehmm gak usah dev" jawabnya.

iapun ke ruangan pak william lewat lift karena ingin cepat-cepat menandatangani surat pengunduran dirinya, sesampainya di sana ternyata ada Reksa dan Rasya yang sedang di omelin oleh Pak william.

" permisi pak" ucap Gesya saat di bukain pintu sama asisten pak william

tiba-tiba saja emosi pak william meredah melihat Gesya " oh Gaby maaf" jawabnya yang merasa tidak enak.

sedangkan Gesya yang hanya memasang wajah takut pada pak william di perhatikan oleh Rasya dan Reksa.

" Ges?" panggil Reksa

" ehmm Reksa, lo...lo di sini?" tanya Gesya

" iya, ini om aku, bokapnya Rasya, kamu ngapain di sini?" tanya Reksa

sedangkan Rasya hanya terdiam melihat Gesya di hadapanya.

" ehmm maaf sekali lagi pak william, saya ke sini mau menandatagani surat pengunduran diri saya dari kantor bapak" jawabnya

" kamu mau keluar? kenapa Gaby? kamu sudah saya senangi di sini, dan anak kamu juga, ada apa? kamu tidak sedang bertengkar dengan Devi kan?"

" bukan pak, ada urusan saya sendiri, saya mau fokus ngurus anak saya pak"

" emang suami kamu yang kamu bilang lagi ke luar kota itu belum dateng?" tanya pak william

" ehmm..." Gesya melirik Rasya yang sedang menatapnya " iya pak"

" saya berat sekali menandatangani ini semua Gaby, saya sudah menganggap beybi seperti cucu saya sendiri, beybi yang membuat penyakit saya hilang, dan membuat hari-hari saya bersinar Gaby" ungkapnya, memang antara cucu dan kakek sudah ada ikatan batin.

" maaf sekali lagi pak, tapi ini sudah keputusan saya dan ibu saya, saya gak ada waktu buat anak say___"

" papa jangan percaya!" bantah Rasya, yang membuat Gesya dan Reksa kaget.

" maksud kamu apa rasya?" tanya Reksa agar suasana tidak tegang

" rasya papa gak ngerti sama kamu, yaudah saya akan menandatangani surat ini " ucap pak william, dan langsung memberikan tanda tangannya di kertas, lalu Gesya berterima kasih.

" yaudah terima kasih pak, ehmm..reksa gue balik duluan yah, pak saya balik makasih sebelumnya " ucap Gesya.

iapun bersalaman dan berjalan menuju pintu ruangan pak William yang di bukakan oleh Asistennya.

" Bagaimana papa gak berat melepas Gesya keluar dari kantor papa, karena anak dari Gesya atau yang papa kenal dengan nama Gaby, Nalury Gaby Gesya Ranfi adalah cucu___"

" Rasya!" bantah Reksa sedangkan Gesya hanya teridam membelakangi orang yang ada di belakangnya itu dan sangat muak mendengar ucapan Rasya.

" Rasya kamu ini kenapa sih? papa heran sama kamu, kamu kenal dengan Gaby?" tanya pak william yang geram

" yaiyalah pa rasya ken____"

DERTTTT....DERTTTTT.. DERTTTTT
(suara getaran HP pak william)

" yah hallo, berangkat sekarang juga?" ucap pak william di telfon lalu keluar ruangan dan tidak menghiraukan Gesya yang ada di balik pintu di ikuti Asistennya.

Gesya sedikit melirik Rasya yang kini ucapanya terpotong tadi kini tinggalah mereka bertiga di dalam ruangan tersebut, Gesya langsung menghampiri Rasya dengan wajah sedih, dan air mata yang audah tak bisa di tahan lagi

" Apa sebenarnya mau kamu rasya?" Gesya meneteskan air matanya karena emosi

" Apa mau kamu rasyaaaa!!!!" teriak Gesya
"Apa mau kamu hikssss...hiksssss" lanjutnya dengan menarik-narik jas hitam yang di kenakan Rasya dan tangisan yang meluap-luap

" Ges...ges udah" Reksa mencoba menenangkan Gesya

" Hiksss...hikssss reks, kemarin dia mau ngambil anak gue hikssss, anak yang udah dia gak akuin, aku sendiri yang besarin tapi apa? sekarang" Gesya memasang wajah kejamnya dan menunjuk wajah Rasya
" sepupu lo ini seenaknya dia ngemis minta nikah sama gue, lo kira gue wanita murahan rasya!" ucapnya

" yaudah, makanya udah, sekarang lo tenangin diri lo biar gue bicara sama rasya, lo jangan emosi gitu dulu" Gesya tidak terima di perintahkan agar tidak emosi

" lo sama busuknya dengan sepupu lo ini bangsat!!!! " tunjuknya dan menuju pintu untuk keluar ruangan.

" kalau kamu pergi dan nyerah gitu aja, berarti kamu gak pengen anak kamu punya ayah!" balas Reksa.

" ohhhh... gue tau sekarang" Gesya berbalik dan majui Rasya dan Reksa " lo berdua tugasnya buat nyakitin gue kan? lo berdua sama! sama-sama licik" sesekali Gesya menghapus air matanya

" Gesya?" kini Rasya mengeluarkan suaranya

" apa hah?"

" reks, lo boleh keluar bentar, gue mau ngomong berdua " suruh Rasya dan Reksa mengerti.

Tak lama kemudian Rasya duduk di sofa yang ada di ruang bokapnya itu, lalu menyuruh Gesya juga untuk duduk, ia ingin ngomong baik-baik, masalah anak dan hubungan mereka.

" Gesya, plisss lo jangan emosian gitu, lo jangan cepat nangis, lo gak kasihan sama anak, ehmm maksudnya sama beybi? kalau lo nagis mulu?" ucap Rasya santai, dan Gesya hanya menunduk memikirkan ucapan Rasya

" gue mau tau aja, mau lo apa sekarang?" tanya Gesya " waktu gue dikit"

" siapa nama seaungguhnya anak gue?"

" zrancdeleaf beybi Nalury Ranfi " jawab Gesya

" tanggal berapa dia lahir?" tanya Rasya lagi

" 28 desember di bali, dan secara normal" jawab Gesya." udah gue gak banyak waktu"

" kita balik ke jakarta" ajak Rasya " lo mau kan gue tanggung jawab?"

" lo keman aja dari dulu Rasy___"

" lo gak tau, gue nyari lo bertahun-tahun, sampai gue tersiksa rayuan Cleo, yang ternyata dia itu tidak jauh beda dengan jalang" ucapnya.

" bukan urusan gue" jawab Gesya

" plisss gesya kita ke jakarta, gue pengen ketemu orang tua lo, gue mau ngaku dan tanggung jawab! " Rasya memegang kedua bahu Gesya dan menatap mata Gesya dengan serius.

" gak rasya, gue gak___"

" kita ke sana sekarang!!!" paksa Rasya

" kalau gue gak mau lo jangan maks___"

cup...

Rasya mengecup bibir Gesya yang sedang mengomel itu, dan langsung terdia, sedangkan Gesya menatap mata Rasya kaget, sungguh ciuman yang baru ia rasakan selama hidupnya dan sangat memabukkan

yah, keduanya menikmati semua itu, Gesya juga bagai terbuai.

" emmm" Gesya melepas cepat " rasya, ini kantor "

" kita ke jakarta yah? " ajakan Rasya bagai candu, dan membuat Gesya langsung luluh, di ingat lagi posisi anaknya sekarang yang tak ada ayah, terpaksa Gesya...

" ehmmm enggak rasya" jawabnya berfikir.

________

Jangan Lupa Vote yah Lavvvkuuuuu.

RASYA GesyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang