Kini mereka sedang berkumpul di ruang tamu dan membahas semua yang terjadi tadi, yah gitu lah kalau gibahin orang nggak ada putus-putusnya mereka omongin Bela.
Dan Beybi sudah di jemput oleh sopir Bundanya, untuk berapa hari ini ia tinggal di sana dulu sampai maslaah Gesya dan Rasya selesai.
Sedangkan di rumah pribadi Rasya, ia sedang sarapan dan baru bangun. Buat kalian yang bingun kenapa Rasya tidak mencari Gesya sejak kemarin di karenakan, Gesya sendiri yang meminta jangan di temuin dulu dan jangan khawatir. Tapi itu pada Mama Alisya, lalu Mama Alisya menyampaikan pada Anaknya yaitu Rasya.
" sepi juga rumah nggak ada anak kecil lari-larian di dalam" Si mbok membuka suara.
" istri aku masih nggak mau di temuin" jawabnya dengan tatapan kosong.
" emang apa yang terjadi? Pasti den Rasya buat kesalahan"
" gini mbok, kemaren mama dan papa marahin aku karena aku terlalu deket dengan sahabat aku di depan Gesya, nah aku dan Gesya juga sebelumnya bertengkar gitu, menurut si mbok nih, Rasya harus ngapain???"
Emang yah kalau belum siap jadi ayah, pikirannya masih kosong dan belum berpikir apa yang akan ia perbuatnya.
" Dalam pertemanan ada batasnya, kalaupun den Rasya belum nikah boleh-boleh aja deketin siapa, tapi kan udah nikah di tambah punya anak 1, mana lagi hamil kan? "
" tapi Gesya masih nggak mau ketemu dulu"
" kalau gitu jangan sama-sama bertahan, harus ada yang ngalah. Tapi sebaiknya den Rasya yang ke Apartemen mbak Gesya karena Mbok rasa den Rasya yang salah"
" iyaudah aku ke Apartemen Gesya dulu"
Belum juga Rasya bergegas dari kursinya, Mak Lampir Bela entah dari nana asalnya muncul dengan keadaan acak-acakan. Dramanya belum selesai, ia masih ingin melanjutkannya, tidak bisa begitu saja kalah dari Gesya! Urusannya bukan sama Ayah dan bunda Gesya tapi urusannya hanya untuk mendapatkan Rasya seorang.
Belum tau juga dia kenakalan Rasya dulu yang gonta ganti cewek, keperjakaannya hilang pun bukan sama Gesya ia lakujan tapi sama cewek di luaran sana yang mengincar uang Rasya.
" Asyaaaa hiksss...hikssss..." Bela meringis kesakitan lalu memegang pipi kirinya.
" kenapa bel? Lo... Lo kenapa?" Rasya menyingkirkan tangan Bela yang sedang memegang pipinya itu, terlihat ada tanda merah.
" istri lo nampar gue!!" Fitnahnya.
Rasya belum percaya, dari mana ia tau Apartemen Gesya?
" lo jangan asal ngomong, istri gue nggak gitu!"
" syaaa, gue mau ngunjungin ponakan gue apa salah? Gue mau lihat Beybi doang karena kan mereka udah nggak di rumah Mama lagi, jadi gue ke Apartemennya ternyata mereka nyerang gue"
" mereka??"
" iya, Gesya dan temen-temennya, terus Gesya nampar gue hanya karena gue ngasih Beybi mainan, kayaknya gue salah banget di mata dia hikssss....hiksssss"
" lo di tampar??" Tanya Rasya belum percaya.
" iya hikssss hikssss, lo nggak lihat pipi gue merah gini?"
" iy...iyaudah, mbok....tolong bawa ke kamar tamu dulu, aku mau ke Apartemen Gesya dulu"
Wajah Rasya mengeras, ia marah pada Gesya. Kalaupun ia marah pada Bela karena kelakuan Bela, setidaknya jangan sampai main tangan gitu dan nyakitin Bela, karena bisa di omongin baik-baik juga.
Ia mengendarai mobilnya cepat dan akhirnya sampai ke apartemen Gesya, ia mengetuk
Pintu Apartemen dengan keras hingga cepat ada yang membuka kan ia pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RASYA Gesya
Teen FictionNalury Gaby Gesya Ranfi, perempuan malam (bukan berarti sering jual diri) tidak. Gesya tidak seperti itu, ia bersekolah, anak orang kaya raya, tinggal di sebuah Apartemen sendiri selama ia jadi anak SMA ia memilih untuk tinggal di Apartemen sendiri...