Karena ceritanya udah mau end gitu, aku lebih banyakin up biar satu beban aku terselesaikan juga, soalnya mau kuliah lagi hihihi, Dan juga aku mau revisi dikit-dikit, masih banyak kesalahan nulisnya juga soooo semoga kalian tetap bahagia hihi.
.........Pagi ini Gesya kedatangan tamu, tak lain dan tak bukan adalah sahabatnya sendiri Quin, Tita, Jino. Mereka di telfon Gesya untuk menemaninya pagi ini, sebab Bela mengiriminya pesan singkat akan nerkunjung ke Apartemen Gesya pagi ini.
Walaupun Quin harus melewatkan waktunya ke rumah sakit untuk menemani nyokapnya yang sedang sakit.
Bukannya Gesya takut, namun di isi pesan Bela seperti marah padanya dan mengancamnya, takutnya Gesya di celakai mana dia sedang hamil tua begini.
" ....... jadi gitu ceritanya " ucap Gesya setelah menceritakan semuanya pada ketiga sahabatnya ini.
" yah gue aja yang sahabatan sama lo, kalaupun gue mau mesra-mesraan sama lo pun, itu hanya bencandaan doang malah Rasya sama sekali nggak cemburu kan?"
Ujar Jino." tapi menurut gue si sahabat Rasya udah keterlaluan sih Ges, dia nggak ngerti perasaan lo dan Beybi" sahut Tita
" terus Rasya nggak ngehubungin lo dari semalem?"
" Enggak! cuman Mama mertua gue aja yang nelfon nyuruh selesaiin"
Tak lama kemudian ada yang mengetuk pintu kamar Gesya, tak lupa ia mengintip di lubang kecil pintu Apartemennya dan benar saja itu Bela.
Dengan cepat Gesya menyuruh ketiga sahabatnya untuk bersembunyi di kamar Beybi, sekalian bermain bersama Beybi.
" hay Ges" sapanya tersenyum miring.
" masuk " suruh Gesya sinis.
" langsung aja yah, gue denger lo bertengkar sama asya karena gue? Soo emang dari dulu gue dan asya udah deket banget jauh dengan lo" ucapnya songong, belum di persilahkan duduk oleh Gesya malah udah duduk duluan. Kagak ada sopan-sopannya.
" itu dulu sih, sekarang lo aja yang kepedean!"
" buktinya? asya rela jemput gue buat tinggal di rumahnya kan? " katanya sombong.
" karena lo yang minta, selama gue jadi istri Rasya, gue selalu ngajarin dia buat ngebantu orang, jadi lo anggap aja saat lo di jemput itu namanya bantuan dari Rasya"
" lo ngomong berani juga yah di sini, berarti lo bermuka dua dong di depan Mama dan Papa Gue!!!" Ucapnya dengan penuh penekanan.
" emang gue elo? Nggak ada adapnya? Ngomong depan orang tua Rasya seenaknya gitu? " kesal Gesya.
" ohhhh, gue lihat-lihat nih Apartemen luas juga, pasti mahal kan? Gue yakin Rasya yang beliin soalnya kan lo rakyat jelata hahahaha"
" sorry yah Bela yang terhormat, gue sama sekali nggak pernah minta macem-macem sama Rasya, ini Apartemen gue sebelum kenal Rasya! Jadi lo jangan seenaknya nuduh!"
" yah pasti di bantuin Rasya nyicil kan?" Tuduhnya.
" lo jaga yah mulut lo, gue sama sekali nggak pernah minta sama Rasya, Apartemen ini punya gue udah lama" karena merasa muak, Gesya menunjuk wajah Bela.
" lo nggak usah nunjuk-nunjuk gue hah! Lo kira lo jagoan di sini? Mentang-mentang ini Apartrmen elo, seenaknya lo nunjuk gue"
" kan gue punya jari, kalau nggak punya gue nginjek batang leher lo make kaki!"
Mata Bela memanas, emosinya terpancing saat ini, memang Gesya omongannya sedikit namun menyakitlan
" anjing lo! Nggak becus jadi ibu! Pantesan Rasya mau-mau aja nurutin kemauan gue ternyata elo juga nggak beres. Ucapan lo nggak mencerminkan lo sebagai ibu!!!" Emosi Bela makin meningkat.

KAMU SEDANG MEMBACA
RASYA Gesya
Novela JuvenilNalury Gaby Gesya Ranfi, perempuan malam (bukan berarti sering jual diri) tidak. Gesya tidak seperti itu, ia bersekolah, anak orang kaya raya, tinggal di sebuah Apartemen sendiri selama ia jadi anak SMA ia memilih untuk tinggal di Apartemen sendiri...