(43)

242 26 2
                                    

.
.
.
.
.

Sinb berjalan dengan tangan yang sudah hampir kelihatan dagingnya keluar rumah tanpa menghiraukan panggilan para bodyguardnya.

"Tuan!" Satu bodyguard akhirnya menahan Sinb agar tidak pergi , membuat Sinb semakin geram.

"Diam kau! Atau kau mau kubunuh sekarang huh?!!!" Bentak Sinb lalu beranjak pergi lagi namun ditahan lagi oleh bodyguard itu.

Sinb menatap tangan kirinya yang sedang ditahan oleh bodyguardnya itu dengan penuh amarah lalu ia menatap bodyguard itu tajam.

"Lepaskan!!" Bentak Sinb lalu menonjok muka bodyguard nya dengan tangan kanannya (ngilu author nya😢)

"Sekali lagi kau menahan ku , jangan harap kau besok bisa jalan" Ucap Sinb dingin sambil memegang kerah baju bodyguardnya keras.

Akhirnya Sinb pun keluar rumahnya..

Sinb berjalan tak tahu kemana , yang jelas ia ingin sendiri dan tidak mau diganggu.

Tiba tiba..

"SINB-AKH! YAKH HWANG EUNBI!" Teriak wanita yang tidak asing di telinganya membuat ia memberhentikan langkahnya lalu menoleh ke sumber suara tsb.

"Jennie?" Gumam Sinb saat melihat Jennie di mobil. Sinb pun hanya memperhatikan Jennie yang mulai turun dari mobilnya.

"Oh my gosh..what's wrong with your hand?" Tanya Jennie panik sambil menutup mulutnya dengan tangannya, namun Sinb hanya menatap nya dingin.

"Ayo ke mobil ku" ajak Jennie namun langsung ditolak oleh Sinb.

"Aniyy, aku ingin sendiri" jawab Sinb datar.

"Kau bisa terinfeksi! Cepat masuk ke mobilku atau aku akan pegang ini" ancam Jennie membuat Sinb menghelakan nafasnya berat, ia hanya pasrah saja mengikuti langkah Jennie untuk masuk ke dalam mobil.

Di mobil..

"Bagaimana kau bisa seperti itu eoh?" Tanya Jennie membuat Sinb kesal.

"Jika kau mau bertanya , turunkan saja aku" jelas Sinb dingin sambil menatap jendela mobil Jennie.

Jennie pun akhirnya diam karena ancaman Sinb.

Sampai~

"Cepat turun! Dan ini! Kau pakai masker dulu" Suruh Jennie sambil memberikan masker , Jennie melihat Sinb kesusahan memakai maskernya , ia pun akhirnya membantu Sinb untuk memasangkan maskernya , Sinb hanya diam tanpa melihat ke Jennie.

"Kajja , masuk" Ucap Jennie sambil membenarkan maskernya juga.

"Tunggu disini ya!" Suruh Jennie ke supirnya dan assistennya.

Jennie pun menarik jaket Sinb untuk masuk ke rumah sakit.

Cekrek! Cekrek!

Jennie yang merasa Sinb berhenti membuat ia menatap Sinb bingung.

"Wae? Cepat jalan ih" ucap Jennie pelan. Sinb tidak menatap Jennie dan tidak menghiraukan ucapan Jennie membuat Jennie kesal lalu mendorong Sinb dari belakang.

Cekrek! Cekrek!

"Yak! Aku bisa jalan sendiri" ucap Sinb datar.

"Tidak usah banyak omong!" Titah Jennie yang masih mendorong Sinb.

Akhirnya mereka pun masuk ke rumah sakit itu , para pelayan tidak tahu mereka yang sedang berobat karena mereka berdua memakai masker.

SKIP~~

"Sudah? Apa kata dokter?" Tanya Jennie sambil menatap Sinb khawatir, namun Sinb hanya membalasnya dengan tatapan dinginnya ke Jennie.

"Yakh! Aku nanya! Dijawab kek" ucap Jennie lalu menarik tangan kanan Sinb yang sedang di saku jaketnya.

"Ini di perban? Apa kata dokter?" Tanya Jennie lagi , namun tetap saja Sinb tidak menjawabnya.

"Yakh!!!!" Teriak Jennie kesal membuat Sinb mendekap mulut Jennie dengan cepat.

"Aish! Ini dirumah sakit pabbo!" Ucap Sinb yang masih menutupi mulut Jennie dengan tangan kirinya.

"Mppppmkkppp kpppmmmzzzzz"

"Mwo?"

"Yhkppmmm!! Ppppppzzzz!"

"Kau ini bicara apa sih?" Jennie pun melepas tangan Sinb kencang , ia mengatur nafasnya karena tadi ia hampir kehabisan nafas karena makhluk di depannya ini.

"Yakh! Kau ihh-ingin akuhh matihh eoh?" Ucap Jennie kesal sambil menatap Sinb.

"Ini dirumah sakit , kau tidak boleh berisik! Apa kau tidak belajar oeh? Apa kau mempunyai IQ hanya satu digit?" Ucap Sinb.

Deg!

"Ucapanku.." batin Sinb

(Flashback~~)

Yerin dan Sinb sedang shopping di mall yang pastinya milik Sinb. Yerin meminta Sinb untuk menemaninya belanja baju karena ia sudah bosan dengan baju dirumahnya.

"Kesana yuk?" Pinta Yerin sambil menatap Sinb dengan mata berbinar.

"Kau beli diskonan? Dan itu merk jelek dan tidak bagus , apa kau mau membeli baju sampah seperti itu?" Tanya Sinb membuat Yerin melepaskan genggamannya.

"Iyalah! Emang aku beli baju kyk gimana? Gucci? Chanel? Tommy hilfiger? Louis vouitton? Apa lagi? Ya mana mungkin aku beli baju mahal seperti itu , jika iya , kaya banget aku" Omel Yerin membuat Sinb menatap Yerin sekilas lalu pergi meninggalkan Yerin.

"Yakh! Kau meninggalkanku?" Teriak Yerin namun tetap saja Sinb tidak memberhentikan jalannya.

"Aku punya ide!" Batin Yerin sambil tersenyum jail.

"Akh!!" Yerin pun pura pura terjatuh , namun tetap saja Sinb tidak berhenti.

"Dasar pabbo, IQ satu digit , tak punya cara lain apa? Terlalu kuno ,ck" gumam Sinb sambil tersenyum 😏.

Yerin yang merasa tidak di dengar langsung mengejar Sinb lalu mencubit perut Sinb..

(Flashback off-)

"Hello?" Jennie pun melambaikan tangannya tepat di muka Sinb.

"Apa kau masih hidup?" Tanya Jennie membuat Sinb sadar , lalu menepis tangan Jennie dengan kasar.

"Kasar banget" gumam Jennie namun dapat didengar oleh Sinb , namun Sinb tidak peduli.

"Aku mau pulang" Ucap Sinb datar. Lalu meninggalkan Jennie.

"Yakh tunggu!" Teriak Jennie membuat Sinb berbalik dengan lari lalu membekam mulut Jennie lagi , lalu berjalan.

"Mppzzzz!!!!"

"Diamlah"

Mereka pun akhirnya sudah sampai di lobby.

"Dimana mobil mu?" Tanya Sinb sambil menatap kedepan.

"Mmmmzzpppppzzz!"

"Ah itu!" Sinb pun melambaikan tangannya ke mobil Jennie agar supir Jennie melihatnya.

Sinb pun memasukan Jennie tanpa melepaskan bekamannya itu , ia mendorong Jennie kedalam lalu melepaskan bekamannya.

"Huhh hahh huhhh hahh huhhh , kau ingin aku mati huh?? Huhh hahhh huhh haahh" Ucap Jennie  yang masih mengontrol nafasnya. Namun Sinb hanya diam merasa tak ada dosa.

Jennie menatap Sinb kesal lalu mencubitnya membuat Sinb menatapnya dan meringis.

"Yakh pabbo! Sakit!" Ringis Sinb karena Jennie terus mencubitinya.

"Biarin! Euh! Euh!" Jennie pun semakin kencang mencubit Sinb.

Tiba tiba..

"Noona , ada berita tentang Noona di berita" ucap assisten Jennie tiba tiba membuat Jennie menghentikkan aksinya.

"Berita? Coba nyalakan radio" Suruh Jennie. Dengan sigap assistennya menyalakan radio.

"Breaking news.."

















TBC~~~

Yo gais jangan lupa voment ya🖤

Sinrin In your Areah!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang