(64)

287 30 2
                                    

.
.
.
.

Walau matahari terlihat terik. Tapi Yerin dan Jennie tidak kepanasan karena angin yang sejuk membuat udara seperti biasa saja. Mereka berdiri sambil menatap danau yang indah dan tenang. Tak ada yang memulai bicara membuat Yerin canggung. Ia pun berinisiatif untuk memulai percakapan duluan..

Yerin melihat Jennie yang sedang menatap bebek bebek yang sedang ribut berebutan makan. "Jennie unnie?" Jennie pun menoleh.

"Ada apa unnie memanggilku?" Tanya Yerin. Bukannya menjawab.. Jennie malah kembali menatap bebek bebek tadi membuat keheningan terjadi lagi.

5 menit.

"Ada hubungan apa kau dengan Sinb?" Tanya Jennie. Yerin kaget dengan suara Jennie yang tiba tiba, bukan karena topik..

"Ne?"

"Ada hubungan apa kamu sama Sinb?" Kali ini Jennie memiringkan tubuhnya menghadap Yerin , ia menatap Yerin serius seperti sedang mengintrogasi. Tentu saja Yerin terlihat tak enak dengan kondisi dan posisi seperti ini.

"Kita hanya sahabat" jawab Yerin yang sudah berani menatap Jennie lama. Jennie mencari cari kejujuran dari mata Yerin. Ya, Yerin memang pandai dalam mengontrol matanya, sebab itu orang orang tak akan tahu jika Yerin berbohong atau tidak.

"Apa itu benar? Tapi kenapa kalian seolah seperti pacaran??" Yerin memberi tangannya kepada Jennie. Ia ingin meyakinkan Jennie bahwa Sinb hanya sahabat nya saja.. Jennie menatap tangan Yerin yang terulur di depan perutnya. "Kenapa?"

Yerin tersenyum hangat lalu menarik tangan Jennie. Ia menempelkan tangan Jennie di tangannya yang sedari tadi terulur. "Aku serius unnie.. aku hanya sahabat Sinb, ga lain dan ga lebih". Yerin berusaha menahan air matanya. Susah untuk mengucapkan kata kata itu. Kata kata itu seperti Yerin mengiklaskan Sinb kepada orang lain..

Jennie langsung tersenyum membuat gummy smile nya terbentuk. Ia langsung memeluk Yerin erat.

Bahagia<> sakit.

Seperti kaca yang menempel tapi berbeda cerita dan berbeda perasaan.. pelukan ini membuat Yerin ingin menangis. Menangis karena ia telah mengiklaskan Sinb kepada Jennie..

Jennie melepaskan pelukan mereka dengan perasaan senang. Bahkan senyum nya tak pernah luntur dari wajah cantiknya itu.

"Yerin-ah , kita belanja yuk?" Pinta Jennie sumringah. "Aniyo unnie..aku harus prepare untuk pulang" jawaban Yerin sukses membuat Jennie yang awalnya mangap mangap bahagia menjadi tertutup.

"Kau pulang?!!" Tanyanya dengan nada nge gas. "Ne unnie , aku akan berangkat malam ini" Tentu saja Jennie tak mau Yerin pergi. Ia memegang kedua tangan Yerin "Kajima!" Ucap Jennie dengan nada manja nya itu.

"Mianhae unnie..Sowon oppa sudah membeli tiket pesawat untuk pulang malam ini" Jennie bingung. Karena nama Sowon tak pernah ia dengar sama sekali.

"Sowon? Nugu?"

"Sahabat ku unnie"

"Ouhh..hmm.. makan yuk?" Ajak Jennie lagi. Yerin merasa tak enak dengan Jennie, namun keadaan lah yang mengharuskannya untuk menolak.

"Mianhae unnie.." Jennie mengembungkan pipinya. Ia ingin sekali jalan jalan dengan Yerin, namun apa boleh buat. Yang diajak mya menolak dengan halus.

"Gwaenchana...hmm nanti kita makan di tempat pertama kali bertemu saja! Gimana?" Yerin tersenyum lalu mengangguk. Jennie sekarang sudah seperti bocah SD yang akan dibelikan ice cream oleh mama nya. Ia sangat senang dan bahagia..

"Hmm unnie..bolehkah aku pulang?" Pinta Yerin. Jennie memberhentikan aksi kekanak kanakan nya itu lalu ia langsung memeluk tubuh Yerin. Tak lama Jennie melepas pelukannya itu..

Sinrin In your Areah!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang