•)Prolog.

10.3K 193 17
                                    

•Makkah, pukul 20:00•

•Jabal Ar-Rahmah•

Jabal Rahmah adalah sebuah monumen yang mengingatkan ketika Nabi Adam 'Alaihi Salam dan Siti Hawa bertemu setelah 200-300 tahun terpisah.

Di sinilah Mira. Selepas salat isya', ia dan Hashifah--sahabatnya sejak SMP--keluar apartemen yang selama kurang lebih 7 tahun mereka tempati.

"Fah, kenapa kita ke Jabal Rahmah? Kita 'kan tidak sedang umrah ataupun haji. Dan lagi kenapa kita berangkat malam-malam?" tanya Mira.

Kini keduanya tengah mendaki bukit batu yang tingginya sekitar 70 meter itu, sedang menuju tugu beton yang disebut dengan 'Jabal Ar-Rahmah'.

Mira merapatkan jaketnya. Meski telah memakai gamis panjang, khimar lebar, serta jaket yang lumayan tebal sekalipun, ia tetap merasa kedinginan. Di siang hari, Padang Arafah sangat panas. Namun begitu malam hari, cuacanya menjadi sangat dingin.

Hashifah terdiam, bingung akan menjawab apa. Ini adalah bagian dari rencanya dan sahabat-sahabat mereka yang lain. Bukan rencana jahat layaknya tokoh antagonis.

Justru, ialah 'si tritagonis' yang selalu menjadi penengah di antara dua tokoh. Karena ialah yang akan mempertemukan kembali dua insan yang telah lama berpisah. Dengan bantuan Allah, tentunya.

"Bukan apa-apa kok, aku hanya ingin kemari. Kalau kita ke sini siang-siang, pasti akan sangat panas. Karena itu, aku memilih waktu di malam hari untuk kemari,"

"Tapi… tunggu." Mira memerhatikan sekelilingnya.
"Kenapa rasanya ada yang aneh? Nggak biasanya tempat ini sepi, cuma ada kita di sini!"

Hashifah terdiam lagi, memikirkan jawaban selanjutnya. "Mungkin mereka udah tidur,"

"Na'am, sih." jawab Mira pasrah.

Sebenarnya ia agak curiga, perasaannya sangat tak enak saat ini. Segeralah ia beristighfar, ia harus ber-husnudzan. Ia sudah bukan anak remaja lagi sekarang, sebab sudah menginjak dewasa karena usianya telah mencapai kurang lebih 25 tahun.

Kini mereka berdua telah sampai di puncak bukit batu tersebut. Hashifah melihat jam tangannya, sudah pukul delapan malam lewat. Matanya beralih pada Mira yang tengah memandangi pemandangan dari atas bukit batu ini. Ia pun mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
M. Arfan Ar-Rahman.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Assalamu'alaikum, Fan.
Kami udah sampai di atas bukit, segeralah kemari.

Wa'alaikumussalam.
Tapi gimana kalo dia malah pergi?

Tenang aja, aku bakal bikin dia berjanji. Nanti aku bilang kalo mau pergi sebentar dan memintanya tetap di sana.

Kamu yakin cara itu bakal berhasil?

Na'am, insyaaAllah. Mira itu selalu menepati janji.

Baiklah, syukran.
Wassalamu'alaikum.

Afwan.
Wa'alaikumussalam.

[SHRS1] HALWA | V2 | SELESAI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang